Tweet Menyayat Hati Korban Pesawat Ukraina sebelum Jatuh

Sabtu, 11 Januari 2020 - 10:12 WIB
Tweet Menyayat Hati Korban Pesawat Ukraina sebelum Jatuh
Tweet Menyayat Hati Korban Pesawat Ukraina sebelum Jatuh
A A A
TEHERAN - Sebuah tweet menyayat hati dikirim oleh penumpang pesawat Boeing 737-800 Ukarine International Airlines sebelum pesawat itu jatuh di dekat Bandara Internasional Imam Khomeini, Teheran. Tweet itu berisi prediksi buruk akan terjadi ketika dia terbang.

Penumpang dengan nama akun media sosial Sorush berangkat dari Iran dengan pesawat Ukraina yang hancur dalam perjalanan pulang ke universitas di Kanada. Tweet terakhirnya itu menunjukkan bahwa dia tahu dirinya terbang dalam bahaya.

“Saya memperkirakan perang akan pecah tepat pada saat penerbangan saya. Maafkan saya atas hal buruk yang mungkin telah saya lakukan," bunyi tweet Sorush dalam bahasa Farsi atau Persia sebelum pesawat meninggalkan Bandara Internasional Imam Khomeini pada hari Rabu lalu.

Beberapa menit kemudian, pesawat Boeing 737-800 itu, dan 176 orang yang ada di pesawat tewas.

Gambar-gambar yang beredar di media sosial—yang tidak dapat diverifikasi secara independen—menunjukkan bahwa pesawat jatuh dalam kobaran api.

Kanada, yang 63 warganya tewas dalam penerbangan itu—banyak dari mereka adalah warga negara ganda Kanada-Iran—mengatakan bahwa pihaknya telah menerima informasi intelijen bahwa rudal surface-to-air Iran telah menjatuhkan pesawat itu, dan kemungkinan karena ketidaksengajaan. Para pejabat Amerika Serikat (AS) mendukung pernyataan Kanada, meskipun Iran dengan keras menyangkal penilaian tersebut.

Ketika Sorush duduk di kursi penerbangannya, Iran baru saja menembakkan sekitar 15 rudal ke dua markas militer Amerika Serikat di Irak. Serangan belasan misil itu sebagai awal dari balas dendam atas pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani oleh serangan pesawat nirawak AS pada 3 Januari 2020 di dekat bandara Baghadad. Sejak itu, Iran dalam siaga tinggi untuk mengantisipasi respons militer AS.

Banyak orang Iran bertanya di media sosial—sebuah fokus untuk kesedihan publik, kemarahan dan debat sengit setelah tragedi—mengapa penerbangan komersial tidak ditangguhkan ketika pertahanan udara Iran kemungkinan akan berada di ujung tanduk.

"Mengapa ada maskapai penerbangan sipil yang terbang keluar dari bandara Teheran dalam kondisi seperti itu," tulis seorang pengguna bernama Shiva Balaghi tweet di akun @Balaghi-nya, seperti dikutip Reuters, Sabtu (11/1/2020).

Beberapa kerabat berbagi foto kenangan terakhir para korban sebelum tragedi terjadi. Salah satunya adalah selfie dari seorang ibu yang tersenyum dan anak perempuannya yang diambil sebelum pesawat lepas landas. Ibu dan anak itu hendak pulang ke Toronto. Foto dikirim ke kerabat mereka sebelum pesawat jatuh.

Gambar lain yang viral menunjukkan sepatu merah seorang anak di tanah lokasi kecelakaan.

Di akun Twitter-nya, kantor berita Tasnim mem-posting foto lama pasangan yang tewas dalam kecelakaan. Foto menunjukkan pasangan itu berdiri di samping Jenderal Qassem Soleimani, komandan Pasukan Quds yang terbunuh dalam serangan pesawat tak berawak AS.

“Pasangan ini adalah lulusan Universitas Sharif Teheran dan sedang belajar di Kanada. Foto ini diambil bertahun-tahun yang lalu di kota Kerman (kota asal Soleimani)," tulis kantor berita Iran tersebut.

Beberapa pengguna Twitter yang marah mem-posting gambar yang mereka sebut menunjukkan bahwa pemerintah Iran telah membersihkan puing-puing dari tempat kecelakaan. Iran membantah telah membuldoser situs tersebut.

Tragedi itu merupakan satu-satunya insiden yang menelan korban jiwa terbesar di pihak Kanada sejak penerbangan Air India meledak pada 1985 di atas Atlantik. Bendera di Kanada dikibarkan setengah tiang, sedangkan orang Kanada juga mem-posting gambar pelayat menyalakan lilin pada foto-foto korban.

"Otoritas Iran harus mengambil pelajaran dari warga Kanada tentang bagaimana menghormati warganya," tulis seorang pengguna Twitter.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5338 seconds (0.1#10.140)