Soal Evakuasi WNI, Kemlu Terus Pantau Situasi di Irak

Sabtu, 11 Januari 2020 - 00:35 WIB
Soal Evakuasi WNI, Kemlu Terus Pantau Situasi di Irak
Soal Evakuasi WNI, Kemlu Terus Pantau Situasi di Irak
A A A
JAKARTA - Direktur Perlindungan Warga Negara dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Judha Nugraha mengatakan, pihaknya terus memantau dengan dekat situasi di Timur Tengah. Dia juga kembali mengatakan pemerintah sudah memiliki sejumlah rencana jika situasi di kawasan itu, khususnya di Irak dan Iran terus memburuk.

"Hingga saat ini Kemlu dan perwakilan RI terus memantau perkembangan terakhir situasi keamanan dan politik di Timur Tengah," ucap Judha.

"Baik perwakilan maupun pusat telah menyiapkan rencana kontigensi dan menyiapkan segala macam kemungkinan, berbagai macam kemungkinan yang terjadi, yang intinya adalah untuk memberikan perlindungan kepada warga negara kita yang tinggal disana," sambungnya, Jakarta, Jumat (10/1/2020).

Dikatakan oleh Judha, proses evakuasi WNI baik yang ada di Irak ataupun di Iran akan dilakukan jika sudah ada konflik langsung dengan skala yang cukup besar.

"Ketika sudah berdampak kepada masyarakat sipil dan perekonomian, keamanan secara keseluruhan tentunya akan menjadi pertimbangan," terangnya.

Ketika disinggung mengenai masih banyaknya WNI yang berada di Irak, yang mana sebagian besar adalah pekerja padahal Indonesia sudah menutup keran pekerja ke negara itu, Judha menyebut banyak dari mereka adalah korban perdagangan orang atau TPPO khususnya yang tidak tercatat atau ilegal.

Untuk diketahui jumlah WNI yang tercatat di Irak berjumlah sekitar 800 orang dan jumlah yang tidak tercatat diprediksi lebih dari itu.

Sebagaimana diketahui, Irak adalah salah satu dari negara-negara yang ditutup sebagai penempatan pekerja migran sesuai dengan Kepmenaker 206 tahun 2012. Salah satunya alasannya adalah karena situasi keamanan di sana.

"Kita mendeteksi banyak kasus yang terindikasi TPPO. Oleh karena itu, tentunya kami sangat mendorong agar bagi calon pekerja migran yang mendapat penawaran untuk penempatan ke Timur Tengah, khususnya untuk sektor pekerja domestik agar berhati-hati, karena kita sudah menutup Timur Tengah untuk penempatan sektor domestik," himbaunya.

Ditanya mengenai apakah permintaan pekerja migran Indonesia di Irak masih tinggi, Judha mengatakan permintaanya masih sangat tinggi. Oleh karena itu, papar Judha, pihaknya sangat menyarankan jangan tergiur dengan janji-janji karena sebagaimana sudah terjadi di lapangan banyak yang dijanjikan akan bekerja di Arab Saudi, atau di negara aman lainnya, akhirnya berujung bekerja di Irak dan juga Suriah.

Dia kemudian mengatakan WNI yang tercatat berada di Irak biasanya pekerja formal, profesional, ada beberapa yang bekerja di perusahaan minyak yang ada di negara itu.

"Tapi untuk yang di Irak banyak juga yang bekerja sebagai pekerja domestik yang sudah dipastikan itu tidak prosedural dari Indonesia terutama di Irak utara, di daerah Kurdistan," tukasnya.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4043 seconds (0.1#10.140)