Waswas Diinvasi China, Taiwan Dipasok Sistem Roket Canggih HIMARS Amerika

Selasa, 05 November 2024 - 12:36 WIB
loading...
Waswas Diinvasi China,...
Amerika Serikat mengirim sistem roket canggih HIMARS ke Taiwan di tengah ancaman invasi China. Foto/The War Zone
A A A
TAIPEI - Amerika Serikat (AS) telah mengirimkan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) pertama yang dipesan oleh Taiwan.

Pasokan sistem roket canggih itu dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan pulau yang memerintah sendiri secara demokratis itu di tengah ancaman invasi militer China.

China memandang Taiwan sebagai wilayahnya dan telah berulang kali berjanji untuk menundukkan pulau itu, dengan kekerasan jika perlu.

Meskipun Partai Komunis China tidak pernah memerintah Taiwan, militer Beijing telah tumbuh lebih tegas dalam beberapa tahun terakhir.



Taiwan telah menanggapi dengan bergerak untuk memperkuat pertahanannya, termasuk dengan sedikit menaikkan anggaran militernya, memperpanjang wajib militer dari empat bulan menjadi satu tahun, dan mengembangkan platform senjata dalam negeri baru, seperti kapal selam serang.

Analis keamanan menilai ketertarikan Taiwan pada HIMARS Amerika karena telah melihat performanya di Ukraina dalam melawan invasi pasukan Rusia.

"Militer Taiwan dapat menggunakan HIMARS untuk menyerang beberapa fasilitas militer China di sepanjang pantai tenggara atau menargetkan pasukan penyerang di berbagai wilayah Taiwan," kata Chieh Chung, seorang peneliti di Taiwan's Association of Strategic Foresight, kepada Voice of America, yang dilansir Selasa (5/11/2024).

Taiwan awalnya memesan 11 unit HIMARS pada tahun 2020. Pada tahun 2022, Taipei membatalkan rencana pembelian 40 self-propelled howitzer M109A6 Paladin demi 18 unit HIMARS tambahan.

Batch awal pasokan HIMARS tiba bulan lalu dan digunakan untuk melatih Komando Artileri ke-58 Angkatan Darat Taiwan, menurut laporan Central News Agency.

Militer pulau itu telah menetapkan pantai barat Taiwan, yang menghadap daratan China, sebagai prioritas untuk penyebaran HIMARS.

HIMARS dirancang untuk penyebaran cepat, membawa enam roket berpemandu presisi atau satu Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) per peluncur.

Rudal ATACMS, yang termasuk dalam pesanan Taiwan, memiliki jangkauan hingga 186 mil, sehingga garis pantai China tenggara yang padat penduduk dapat dijangkau.

Sementara Washington mengalihkan pengakuan resmi dari Taipei ke Beijing pada tahun 1979, AS mempertahankan hubungan yang kuat dengan Taiwan.

Berdasarkan Undang-Undang Hubungan Taiwan tahun 1979, Amerika Serikat berkewajiban untuk memasok senjata pertahanan ke pulau demokrasi tersebut.

Namun, banyak sistem persenjataan yang dipesan dalam beberapa tahun terakhir masih belum terkirim.

Menurut laporan oleh CATO Institute, sebuah lembaga think tank di Washington, D.C., total penjualan senjata AS ke Taiwan mencapai USD20,5 miliar pada bulan September.

Penjualan tersebut merupakan titik gesekan yang sudah berlangsung lama dalam hubungan AS-China, karena Beijing mengeklaim bahwa penjualan tersebut melanggar kedaulatannya.

China terus menekan Taiwan di bawah Presiden Lai Ching-te. Sebagai contoh, pasukan China telah menggelar latihan tempur besar-besaran di sekitar pulau itu tak lama setelah pelantikan Lai pada bulan Mei dan sekali lagi bulan lalu, ketika Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) secara singkat melakukan simulasi blokade.

Pada hari Senin, Kementerian Pertahanan Taiwan melaporkan telah mendeteksi 44 pesawat militer China di Selat Taiwan, dengan 37 melintasi garis tengah—yang sebelumnya merupakan batas yang disepakati secara diam-diam dan sebagian besar dipatuhi.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Terungkap! Sheikh Zayed...
Terungkap! Sheikh Zayed Pernah Ragukan AS Akan Lindungi Pemimpin Arab saat Krisis
Vietnam Hendak Beli...
Vietnam Hendak Beli 24 Jet Tempur F-16 AS, Hubungan dengan Rusia Bisa Tamat dan China Bakal Marah
Tegang di Langit Indo-Pasifik,...
Tegang di Langit Indo-Pasifik, Jet Tempur China Kejar Pesawat AS Dekat Kapal Induk
Pria Ini Ngebut dengan...
Pria Ini Ngebut dengan Tesla dan Tabrak Mati 3 Orang Sekeluarga, lalu Tertawa
Amerika Serikat Unjuk...
Amerika Serikat Unjuk Kekuatan Nuklir di Tengah Ketegangan Dunia
Langka, Houthi Tembakkan...
Langka, Houthi Tembakkan Rudal ke Israel Utara Meski AS Terus Gempur Yaman
Xi Jinping Tancap Gas,...
Xi Jinping Tancap Gas, Amerika Ketinggalan Jauh: Ini 4 Jurus Strategis China yang Bikin Waswas AS
Gempa M 6,2 Guncang...
Gempa M 6,2 Guncang Istanbul, Orang-Orang Berlarian Keluar Gedung
Biodata Haitham bin...
Biodata Haitham bin Tariq: Sultan Oman, Diplomat Ulung Lulusan Oxford
Rekomendasi
Deposito Emas Pegadaian...
Deposito Emas Pegadaian Capai 1 Ton, Direktur Utama Dorong Masyarakat untuk Investasi Aktif
Jebolan Sepa dan Akpol...
Jebolan Sepa dan Akpol 1993 Tembus Bintang 3 Polri, Nomor 1 Wakil Kepala BSSN
Ahmad Dhani Dilaporkan...
Ahmad Dhani Dilaporkan ke Bareskrim terkait Dugaan Penghinaan Marga
Berita Terkini
Terungkap! Sheikh Zayed...
Terungkap! Sheikh Zayed Pernah Ragukan AS Akan Lindungi Pemimpin Arab saat Krisis
1 jam yang lalu
Vietnam Hendak Beli...
Vietnam Hendak Beli 24 Jet Tempur F-16 AS, Hubungan dengan Rusia Bisa Tamat dan China Bakal Marah
2 jam yang lalu
Mesir Hancurkan Masjid...
Mesir Hancurkan Masjid Mahmoud Pasha Al-Falaky yang Bersejarah di Kairo, Picu Kecaman
5 jam yang lalu
3 Langkah Rusia untuk...
3 Langkah Rusia untuk Merebut Crimea dari Ukraina, Apa Saja?
6 jam yang lalu
Mahmoud Abbas Minta...
Mahmoud Abbas Minta Hamas Serahkan Gaza dan Senjata kepada Otoritas Palestina, Serta Lepaskan Sandera Israel
7 jam yang lalu
Ini Ivan Vladimirovich,...
Ini Ivan Vladimirovich, Bocah 10 Tahun Diduga Anak Rahasia Putin dan Si Cantik Alina Kabaeva
7 jam yang lalu
Infografis
Amerika Serikat Tuduh...
Amerika Serikat Tuduh Satelit China Dukung Houthi Yaman
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved