Serangan Israel Diklaim Hancurkan Seluruh Sistem Rudal S-300 Iran, Teheran dalam Bahaya Besar
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Para pejabat Amerika Serikat (AS) dan Zionis mengeklaim serangan jet-jet tempur Israel pada Sabtu lalu telah menghancurkan seluruh sistem rudal S-300 Iran yang dipasok Rusia.
Menurut mereka, kondisi itu membuat Teheran dalam bahaya besar karena membuka militer Zionis melakukan serangan lanjutan yang lebih besar.
Para pejabat tersebut mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa Iran hanya menjatuhkan "sedikit atau bahkan tidak ada" rudal yang diluncurkan Israel dari sekitar 100 jet tempur selama serangan hari Sabtu dengan nama sandi Operation Days of Repentance (Operasi Hari-hari Pertobatan).
Pernyataan para pejabat tersebut sesuai dengan penilaian dari lembaga think tank AS, Institute for the Study of War (ISW), termasuk deskripsi Israel yang menimbulkan kerusakan serius pada jaringan pertahanan udara terpadu Iran.
"IDF [Pasukan Pertahanan Israel] menyerang tiga atau empat lokasi S-300, termasuk satu di Bandara Internasional Imam Khomeini dekat Teheran," kata ISW.
Lembaga think tank tersebut menyatakan bahwa setidaknya beberapa lokasi pertahanan udara yang menjadi sasaran adalah untuk melindungi infrastruktur energi penting di Iran barat dan barat daya.
Lembaga itu juga mengidentifikasi lokasi sistem pertahanan Iran lainnya yang diserang, yakni di dekat kilang minyak Abadan, kompleks energi dan pelabuhan Bandar Imam Khomeini, dan ladang gas Tang-eh Bijar.
"Melemahkan pertahanan udara di sekitar lokasi ini dapat membuat mereka lebih rentan terhadap serangan di masa mendatang," imbuh ISW, seperti dikutip The War Zone, Selasa (29/10/2024).
Klaim para pejabat AS dan Israel serta penilaian ISW bertolak belakang dengan narasi Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran.
Staf Umum tersebut sebelumnya mengatakan sistem pertahanan udaranya berhasil mencegat banyak rudal yang ditembakkan jet-jet tempur Israel—yang menurut media-media Zionis sebanyak 100 pesawat, termasuk jet tempur siluman F-35.
Menurut mereka, kondisi itu membuat Teheran dalam bahaya besar karena membuka militer Zionis melakukan serangan lanjutan yang lebih besar.
Para pejabat tersebut mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa Iran hanya menjatuhkan "sedikit atau bahkan tidak ada" rudal yang diluncurkan Israel dari sekitar 100 jet tempur selama serangan hari Sabtu dengan nama sandi Operation Days of Repentance (Operasi Hari-hari Pertobatan).
Pernyataan para pejabat tersebut sesuai dengan penilaian dari lembaga think tank AS, Institute for the Study of War (ISW), termasuk deskripsi Israel yang menimbulkan kerusakan serius pada jaringan pertahanan udara terpadu Iran.
Baca Juga
"IDF [Pasukan Pertahanan Israel] menyerang tiga atau empat lokasi S-300, termasuk satu di Bandara Internasional Imam Khomeini dekat Teheran," kata ISW.
Lembaga think tank tersebut menyatakan bahwa setidaknya beberapa lokasi pertahanan udara yang menjadi sasaran adalah untuk melindungi infrastruktur energi penting di Iran barat dan barat daya.
Lembaga itu juga mengidentifikasi lokasi sistem pertahanan Iran lainnya yang diserang, yakni di dekat kilang minyak Abadan, kompleks energi dan pelabuhan Bandar Imam Khomeini, dan ladang gas Tang-eh Bijar.
"Melemahkan pertahanan udara di sekitar lokasi ini dapat membuat mereka lebih rentan terhadap serangan di masa mendatang," imbuh ISW, seperti dikutip The War Zone, Selasa (29/10/2024).
Klaim para pejabat AS dan Israel serta penilaian ISW bertolak belakang dengan narasi Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran.
Staf Umum tersebut sebelumnya mengatakan sistem pertahanan udaranya berhasil mencegat banyak rudal yang ditembakkan jet-jet tempur Israel—yang menurut media-media Zionis sebanyak 100 pesawat, termasuk jet tempur siluman F-35.