Michelle Obama Tuding Gedung Putih Pemicu Perpecahan Rasial di AS

Sabtu, 29 Agustus 2020 - 13:28 WIB
loading...
Michelle Obama Tuding Gedung Putih Pemicu Perpecahan Rasial di AS
Mantan First Lady AS, Michelle Obama, menuding Gedung Putih sebagai pemicu perpecahan rasial. Foto/Today Show
A A A
WASHINGTON - Mantan ibu negara Amerika Serikat (AS) , Michelle Obama, menuduh Gedung Putih telah memicu perpecahan rasial. Hal itu diungkapkannya setelah aksi penembakan yang dilakukan oleh polisi terhadap warga Afro-Amerika Jacob Blake .

Ia juga mengatakan bahwa aksi protes anti rasisme yang telah berlangsung selama tiga bulan terakhir di AS telah membuka mata, menggetarkan hati nurani dan memimpin bangsa Amerika untuk berubah.

"Saya sangat terpukul oleh penembakan di Kenosha. Pertama, tujuh tembakan dari senjata petugas polisi ke punggung Jacob Blake saat anak-anaknya melihat," tulis Michelle dalam postingannya seperti disitir dari ABC, Sabtu (29/8/2020).

Kemudian, ia melanjutkan, dua malam kemudian, peluru menewaskan dua pengunjuk rasa dengan seorang pemuda berusia 17 tahun ditangkap dan didakwa melakukan pembunuhan.

"Beberapa bulan terakhir ini, saya telah memikirkan banyak hal tentang apa yang dilihat anak-anak kita setiap hari di negara ini - kurangnya empati, perpecahan yang terjadi pada saat krisis, rasisme kuno dan sistemik yang sangat menonjol musim panas ini," sambungnya.

"Kadang-kadang mereka melihatnya di berita. Kadang-kadang mereka melihatnya dari Taman Mawar Gedung Putih. Dan kadang-kadang mereka melihatnya dari kursi belakang mobil," katanya.

Michelle mengatakan meskipun dia kelelahan dan frustrasi oleh ketidaksetaraan yang sedang berlangsung di AS, demonstrasi di seluruh negeri menentang ketidaksetaraan rasial telah memberinya harapan.

"Tapi kemudian saya melihat aksi protes cepat dan kuat yang telah meningkat di seluruh negeri dan saya melihat secercah sesuatu yang berbeda," tulisnya.

Ia mengatakan aksi protes dan tindakan ini tidak akan membuat Jacob Blake berjalan lagi. Mereka tidak akan menghapus trauma dari anak-anak itu.

"Dan mereka tidak akan mengembalikan siapa pun yang telah diambil dari kita," sambungnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1577 seconds (0.1#10.140)