Rusia Ingin Kembangkan Pesawat Pembom Generasi Ke-6 Tanpa Pilot

Senin, 23 Desember 2019 - 13:50 WIB
Rusia Ingin Kembangkan Pesawat Pembom Generasi Ke-6 Tanpa Pilot
Rusia Ingin Kembangkan Pesawat Pembom Generasi Ke-6 Tanpa Pilot
A A A
MOSKOW - Rusia berencana mengembangkan pesawat pembom (bomber) jarak jauh generasi keenam pada tahun 2040 mendatang. Rencana itu diungkap Kepala Penerbangan Jarak Jauh Rusia, Letnan Jenderal Sergey Kobylash.

Jenderal itu, kepada harian Moskovsky Komsomolets, enggan merinci detail tentang rencana pengembangan bomber generasi keenam. Dia hanya memastikan pesawat itu nantinya akan beroperasi tanpa pilot layaknya drone.

Rusia sendiri sudah mengembangkan Okhotnik-B , kendaraan udara nirawak (UAV) atau drone tempur siluman yang selama ini dirahasikan. Okhotnik-B yang diklaim sebagai UAV generasi keenam dan mampu membawa 2 ton bom ini pernah terlihat berada di lapangan terbang terpencil di Siberia pada Januari 2019.

Kobylash mengatakan Pasukan Aerospace Rusia yang menandai ulang tahun ke-105 pada hari Senin (23/12/2019), telah membuat langkah cepat dalam upaya untuk meningkatkan armada pembom jarak jauh dan mengembangkan pesawat canggih baru.

"Pesawat kami dan senjatanya terus mengalami peningkatan. Pengembangan lebih lanjut dari penerbangan jarak jauh sedang dilakukan tidak hanya dengan meningkatkan Tu-160, Tu-95MS dan Tu-22M3 untuk memperpanjang umur layanan mereka, tetapi juga dengan mengembangkan Kompleks Penerbangan Prospektif untuk Penerbangan Jarak Jauh—sebuah bomber strategis generasi kelima," kata Kobylash.

Pembom baru itu, kata Kobylash, akan bersifat subsonik. "Pesawat itu akan mampu melakukan semua tugas yang dihadapi penerbangan jarak jauh," ujarnya, seperti dikutip Russia Today.

Gagasan dari produsen pesawat Tupolev, sebuah proyek yang dijuluki PAK-DA, sebenarnya telah muncul sejak 2009. Pesawat pembom itu akan menggunakan teknologi siluman dan dapat dipersenjatai dengan rudal air-to-surface hipersonik. Pesawat ini diharapkan memiliki jangkauan 12.500 km dan mampu membawa muatan hingga 30 ton. Pesawat diatur untuk melakukan penerbangan pertamanya pada 2025 dan memasuki layanan militer pada akhir 2020-an.

Dalam beberapa tahun terakhir, militer Rusia telah bekerja untuk menggantikan armada Tu-160, Tu-95MS, dan Tu-22M3—pesawat-pesawat warisan era Soviet—dengan pesawat canggih sehingga militer Moskow dapat menggagalkan setiap serangan musuh di tengah penumpukan militer NATO di depan "pintu" Rusia.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6025 seconds (0.1#10.140)