Netanyahu: Israel Miliki Kewajiban Menyerang Balik Iran dan Akan Melakukannya
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu berjanji untuk membalas Iran atas serangan ratusan rudal balistiknya pada Selasa malam lalu. Itu disampaikan dari kantornya di Kirya setelah akhir pekan Rosh Hashanah.
“Iran telah dua kali menembakkan ratusan rudal ke wilayah dan kota-kota kami—serangan rudal balistik termasuk yang terbesar dalam sejarah,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan video, seperti dikutip dari Times of Israel, Minggu (6/10/2024).
“Tidak ada negara di dunia yang akan menerima serangan seperti itu terhadap kota-kota dan warganya, dan Negara Israel juga tidak akan menerimanya,” lanjut Netanyahu.
“Israel memiliki kewajiban dan hak untuk membela diri dan menanggapi serangan-serangan ini—dan kami akan melakukannya,” paparnya.
Pernyataan Netanyahu juga berfokus pada pertempuran di Lebanon, di mana dia mengeklaim Israel mengubah “keseimbangan kekuatan di utara”.
“Sekitar sebulan yang lalu, menjelang akhir penghancuran batalion Hamas di Gaza, kami mulai memenuhi janji yang saya berikan kepada penduduk di utara,” katanya, mengacu pada tujuan perang yang baru-baru ini disetujui untuk mengembalikan penduduk utara ke rumah mereka, setahun setelah mereka dievakuasi dari perbatasan Lebanon.
“Kami melenyapkan [pemimpin Hizbullah Hassan] Nasrallah dan pimpinan Hizbullah, kami melenyapkan komandan pasukan Radwan yang berencana untuk menyerang Galilea dan melakukan pembantaian yang lebih besar dan lebih mengerikan terhadap warga kami daripada yang terjadi pada 7 Oktober,” katanya.
Netanyahu menegaskan bahwa Israel telah menghancurkan sebagian besar persediaan rudal dan roket Hizbullah.
“Dan hari-hari ini, tentara heroik kami menghancurkan serangkaian terowongan teror yang diam-diam disiapkan Hizbullah, dekat dengan perbatasan kami,” ujarnya.
“Meskipun kami belum menyelesaikan penyingkiran ancaman, kami telah jelas mengubah arah perang dan keseimbangan perang, dan senjata kami masih terentang [untuk aksi lebih lanjut].”
Netanyahu mengejek almarhum Nasrallah karena menyebut Israel sebagai “jaring laba-laba” dalam pidatonya yang terkenal beberapa tahun lalu.
“Dia dan seluruh dunia menemukan urat besi Israel—negara yang kuat dengan tentara yang kuat, berani, dan bermoral,” katanya. “Negara yang bertekad untuk mempertahankan diri dari ancaman apa pun.”
“Itu termasuk ancaman dari Iran, yang berada di balik semua serangan terhadap kami—dari Gaza, dari Lebanon, dari Yaman, dari Irak dan Suriah—dan tentu saja, dari Iran sendiri,” kata Netanyahu.
“Iran telah dua kali menembakkan ratusan rudal ke wilayah dan kota-kota kami—serangan rudal balistik termasuk yang terbesar dalam sejarah,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan video, seperti dikutip dari Times of Israel, Minggu (6/10/2024).
“Tidak ada negara di dunia yang akan menerima serangan seperti itu terhadap kota-kota dan warganya, dan Negara Israel juga tidak akan menerimanya,” lanjut Netanyahu.
“Israel memiliki kewajiban dan hak untuk membela diri dan menanggapi serangan-serangan ini—dan kami akan melakukannya,” paparnya.
Pernyataan Netanyahu juga berfokus pada pertempuran di Lebanon, di mana dia mengeklaim Israel mengubah “keseimbangan kekuatan di utara”.
“Sekitar sebulan yang lalu, menjelang akhir penghancuran batalion Hamas di Gaza, kami mulai memenuhi janji yang saya berikan kepada penduduk di utara,” katanya, mengacu pada tujuan perang yang baru-baru ini disetujui untuk mengembalikan penduduk utara ke rumah mereka, setahun setelah mereka dievakuasi dari perbatasan Lebanon.
“Kami melenyapkan [pemimpin Hizbullah Hassan] Nasrallah dan pimpinan Hizbullah, kami melenyapkan komandan pasukan Radwan yang berencana untuk menyerang Galilea dan melakukan pembantaian yang lebih besar dan lebih mengerikan terhadap warga kami daripada yang terjadi pada 7 Oktober,” katanya.
Netanyahu menegaskan bahwa Israel telah menghancurkan sebagian besar persediaan rudal dan roket Hizbullah.
“Dan hari-hari ini, tentara heroik kami menghancurkan serangkaian terowongan teror yang diam-diam disiapkan Hizbullah, dekat dengan perbatasan kami,” ujarnya.
“Meskipun kami belum menyelesaikan penyingkiran ancaman, kami telah jelas mengubah arah perang dan keseimbangan perang, dan senjata kami masih terentang [untuk aksi lebih lanjut].”
Netanyahu mengejek almarhum Nasrallah karena menyebut Israel sebagai “jaring laba-laba” dalam pidatonya yang terkenal beberapa tahun lalu.
“Dia dan seluruh dunia menemukan urat besi Israel—negara yang kuat dengan tentara yang kuat, berani, dan bermoral,” katanya. “Negara yang bertekad untuk mempertahankan diri dari ancaman apa pun.”
“Itu termasuk ancaman dari Iran, yang berada di balik semua serangan terhadap kami—dari Gaza, dari Lebanon, dari Yaman, dari Irak dan Suriah—dan tentu saja, dari Iran sendiri,” kata Netanyahu.
(mas)