Israel Tahan 4 Wartawan TV Palestina di Yerusalem

Jum'at, 06 Desember 2019 - 20:38 WIB
Israel Tahan 4 Wartawan TV Palestina di Yerusalem
Israel Tahan 4 Wartawan TV Palestina di Yerusalem
A A A
YERUSALEM - Polisi Israel menahan empat wartawan dari stasiun televisi resmi Otoritas Palestina di Yerusalem. Peristiwa ini menimbulkan aksi protes dari warga Palestina yang mengatakan kegiatan mereka di kota suci itu makin dibatasi.

"Awak TV Palestina sedang merekam sebuah acara bincang-bincang di luar Kota Tua yang bertembok Yerusalem ketika para perwira Israel menahan mereka dan mengambil peralatan mereka," bunyi laporan kantor berita Wafa yang dinukil Reuters, Jumat (6/12/2019).

Manajer umum TV Palestina untuk berita, Mohammad Barghouti mengatakan, para jurnalis dengan program harian “Selamat Pagi Yerusalem” diadakan selama empat jam di kantor polisi di Yerusalem dan kemudian dibebaskan.

Juru bicara kepolisian Israel Micky Rosenfeld mengatakan: "Para jurnalis ditahan sehubungan dengan aktivitas ilegal oleh Otoritas Palestina di Yerusalem."

Israel melarang segala kegiatan resmi di Yerusalem oleh Otoritas Palestina yang didukung Barat, dengan mengatakan hal itu melanggar kedaulatan Israel atas Yerusalem dan melanggar perjanjian perdamaian sementara.

Palestina menginginkan Yerusalem Timur, yang mencakup Kota Tua, sebagai Ibu Kota negara itu di masa depan. Israel sendiri mencaplok wilayah tersebut setelah merebutnya dalam perang Timur Tengah pada 1967 dan mengatakan seluruh kota adalah Ibu Kota abadi dan tak terpisahkan.

Pada bulan November, Israel memerintahkan penutupan kantor TV Palestina di Yerusalem selama enam bulan dengan alasan bahwa ia berencana untuk menggelar kegiatan-kegiatan untuk Otoritas Palestina, yang melaksanakan pemerintahan sendiri secara terbatas di Tepi Barat yang diduduki yang berdekatan dengan Yerusalem.

Kantor kementerian pendidikan Otoritas Palestina di Yerusalem juga diberi pemberitahuan penutupan enam bulan pada bulan November, yang Menteri Urusan Strategis Israel Gilad Erdan mengatakan pada saat itu adalah bagian dari kebijakan tegas terhadap segala upaya oleh Otoritas Palestina untuk melanggar kedaulatan Israel di Ibu Kota.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengutuk penahanan wartawan sebagai bagian dari skema pemerintah Israel untuk menetapkan kontrol Israel atas kota Yerusalem yang diduduki dan situs-situs sucinya.

Putaran terakhir perundingan damai antara kedua belah pihak berujung kegagalan pada tahun 2014. Palestina telah memboikot upaya mediasi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, sebagian karena keputusannya mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel pada tahun 2017.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3829 seconds (0.1#10.140)