Suaka Politik Mereka yang Terguling dan Pembangkang

Minggu, 08 Desember 2019 - 08:59 WIB
Suaka Politik Mereka yang Terguling dan Pembangkang
Suaka Politik Mereka yang Terguling dan Pembangkang
A A A
SUAKA politik secara sederhana didefinisikan sebagai upaya mencari perlindungan ke negara lain. Penyebab seseorang mencari suaka politik bermacam-macam.

Tapi lazimnya suaka politik banyak diberikan kepada mantan penguasa negara yang terguling atau mereka yang terancam keselamatannya karena dituding sebagai musuh politik rezim penguasa. Berikut tokoh atau orang-orang yang pernah mendapatkan suaka politik.

1. Evo Morales (Presiden Bolivia)

Suaka Politik Mereka yang Terguling dan Pembangkang


Setelah mengundurkan diri, mantan Presiden Bolivia Evo Morales terbang ke Meksiko. Seorang diplomat Meksiko mengatakan, Morales mendapat suaka dari Meksiko ketika kerusuhan mengguncang Bolivia.

Pemerintah Morales runtuh pada Minggu, 10 November 2019 setelah sekutu partai yang berkuasa mundur dan tentara Bolivia mendesak Morales mundur.Krisis politik Bolivia dipicu hasil pemilu yang mengundang protes keras karena penuh kecurangan.

2. Thaksin Shinawatra (Perdana Menteri Thailand)

Suaka Politik Mereka yang Terguling dan Pembangkang


Mantan Perdana Menteri (PM) Thailand Thaksin Shinawatra akan meminta suaka politik kepada pemerintah Inggris. Alasannya, Thaksin dan keluarganya tidak aman berada di Thailand. Namun belakangan pemerintah Inggris menolak permintaan suaka itu.

Meski demikian, hingga hari ini Thaksin masih bebas bepergian ke sejumlah negara baik itu ke China, Filipina hingga Uni Emirat Arab meski dirinya dicekal oleh pemerintah negaranya. Thaksin digulingkan dari kursi perdana menteri Thailand oleh kudeta pada 2006, dan sejak itu memilih mengasingkan diri baik di Inggris maupun di Dubai Uni Emirat Arab.

3. Idi Amin (Presiden Uganda)

Suaka Politik Mereka yang Terguling dan Pembangkang


Pada 1971, Idi Amin menggulingkan pemimpin Uganda Milton Obote. Sejak itulah, dia menjadi seorang di antara sejumlah pemimpin rezim paling berdarah dalam sejarah Benua Afrika. Rezim Idi Amin akhirnya tumbang pada 1979.

Ia digulingkan oleh tentara Tanzania dan orang-orang Uganda di pengasingan. Sejak itu, Idi Amin luntang-lantung atau berpindah-pindah pengasingan. Mulai dari Libya, Irak, hingga akhirnya mendapat suaka politik di Arab Saudi pada 1980. Idi Amin meninggal dunia di sebuah rumah sakit di Jeddah, Arab Saudi pada 16 Agustus 2003.

4. Zine El Abidine Ben Ali (Presiden Tunisia)

Suaka Politik Mereka yang Terguling dan Pembangkang


Mantan Presiden Tunisia, Zine El Abidine Ben Ali meninggal dunia dalam pengasingannya di Arab Saudi pada 19 September 2019 di usia ke-83. Setelah berkuasa selama 23 tahun, Ben Ali lengser pada 2011 yang dipicu oleh krisis politik akibat gerakan Arab Spring di wilayah Arab. Setelah kejatuhannya, Ben Ali dan keluarganya kabur dengan pesawat terbang, dan mendapatkan suaka politik dari pemerintah Arab Saudi hingga kematiannya.

5. Mohammad Reza Pahlavi (Shah Iran)

Suaka Politik Mereka yang Terguling dan Pembangkang


Mohammad Reza Pahlavi dinobatkan sebagai raja pada 26 Oktober 1967 namun dirinya sudah berkuasa di Iran sejak 16 September 1941, atau ketika ayahnya, Reza Shah Pahlavi, dilengserkan. Kekuasaan Pahlavi berakhir pada 1979 menyusul Revolusi Iran di bawah pimpinan Ayatollah Khomeini. Dalam pelariannya setelah meletusnya Revolusi Iran, Pahlavi akhirnya mendapatkan suaka politik dari Presiden Mesir Anwar Saddat hingga kematiannya pada 27 Juli 1980 di Kairo.

6. Nawaz Sharif (Perdana Menteri Pakistan)

Suaka Politik Mereka yang Terguling dan Pembangkang


Perdana Menteri Pakistan (1 November 1990 - 18 Juli 1993 dan 17 Februari 1997 - 12 Oktober 1999) Nawaz Sharif dikirim ke pengasingan pada 2000 sebelum kembali pada 2007 setelah terguling dalam kudeta. Selama pengasingannya Sharif mendapatkan suaka politik dari Arab Saudi. Sharif digulingkan dalam kudeta tak berdarah oleh Jenderal Musharraf tahun 1999 dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atas tuduhan korupsi dan pengkhianatan.

7. Manuel Noriega (Presiden Panama)

Suaka Politik Mereka yang Terguling dan Pembangkang


Pasukan AS menginvasi Panama untuk menggulingkan dan menangkap diktator Panama Manuel Noriega yang mencari perlindungan diplomatik di Kedutaan Vatikan di Panama City, 1989i. Pasukan Amerika memasang speaker besar di sekitar kompleks itu, memutar musik sepanjang waktu, sebagai taktik psikologis untuk melemahkannya. Ia menyerah setelah 10 hari dan dibawa ke Amerika Serikat untuk diadili. Dia dinyatakan bersalah atas perdagangan narkoba dan kejahatan lainnya.

8. Fulgencio Batista (Presiden Kuba)

Suaka Politik Mereka yang Terguling dan Pembangkang


Batista adalah pemimpin Kuba secara de facto periode 1933–1940, presiden secara de jure periode 1940–1944, dan diktator bergelar presiden periode 1952–1959. Kepemimpinannya berakhir pada 1 Januari 1959 setelah insiden Revolusi Kuba yang dilancarkan Fidel Castro.

Batista mengundurkan diri dan melarikan diri ke sebuah pulau di Republik Dominika. Batista akhirnya mendapatkan suaka politik oleh Oliver Salazar Portugal hingga dirinya meninggal karena serangan jantung pada 6 Agustus 1973 di dekat Marbela, Spanyol.

9. Bobby Fischer (Juara Dunia Catur AS)

Suaka Politik Mereka yang Terguling dan Pembangkang


Pada hari tuanya mantan juara catur dunia tahun 1972-1975 asal Amerika serikat (AS), Bobby Fischer menjadi seorang yang anti Amerika. Pemerintah AS sempat membekukan paspornya. Bobby Fischer berpindah-pindah negara dan terancam diekstradisi ke AS.

Ia akhirnya mendapat perlindungan suaka di Islandia hingga akhir hayatnya. Pemerintah Islandia menegaskan, Fischer mendapat perlindungan sebagai tanda solidaritas kepada seorang bekas juara catur dunia, jadi bukan karena pandangan politiknya.

10. Julian Assange (Pendiri WikiLeaks)

Suaka Politik Mereka yang Terguling dan Pembangkang


Pemerintah Ekuador mengumumkan telah mengabulkan status kewarganegaraan yang diajukan pendiri situs non-profit independen WikiLeaks, Julian Assange. Menteri Luar Negeri Maria Fernanda Espinosa menyatakan, persetujuan permintaan warga negara dari Assange terjadi pada Desember 2017.

Assange diketahui bersembunyi di Kedubes Ekuador di London, Inggris, sejak 19 Juni 2012. Sebelum memproses pengajuan proses naturalisasi, Assange terlebih dahulu mengajukan suaka politik ke pihak Ekuador.

11. Chen Guangcheng (Pembangkang dan Aktivisi China)

Suaka Politik Mereka yang Terguling dan Pembangkang


Pembangkang dan aktivis HAM asal China, Chen Guangcheng, mencari suaka di Kedutaan Besar AS di Beijing, tahun 2012. Ia lolos dari tahanan rumah suatu malam di bulan April dan melarikan diri ke Kedutaan Besar AS, di mana ia menghabiskan enam hari sebelum ia keluar untuk perawatan medis. Chen kemudian terbang keluar dari China dengan keluarganya untuk kuliah di New York University.
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4251 seconds (0.1#10.140)