Menolak Tunduk, Turki Sebut S-400 Penting untuk Pertahanan

Rabu, 27 November 2019 - 21:48 WIB
Menolak Tunduk, Turki Sebut S-400 Penting untuk Pertahanan
Menolak Tunduk, Turki Sebut S-400 Penting untuk Pertahanan
A A A
ANKARA - Turki akan terus bernegosiasi dengan Washington, tetapi tidak akan tunduk pada tekanan Amerika Serikat (AS) atas penggunaan sistem pertahanan udara S-400 Rusia yang sangat penting untuk kemampuan pertahanan Ankara. Hal itu ditegaskan oleh Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu.

"Kami mengusulkan ke AS untuk membentuk kelompok kerja yang dipimpin oleh NATO, tetapi AS menolak tawaran kami," kata Cavusoglu, seperti dikutip Sputnik dari surat kabar Turki Daily Sabah, Rabu (27/11/2019).

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dalam konferensi persnya menyebut uji coba Turki terhadap sistem rudal dan radar anti-pesawat S-400 "memkhawatirkan". (Baca: Turki Tes S-400 Rusia dengan F-16 AS, Pompeo: Ini Mengkhawatirkan )

AS berulangkali mengungkapkan keberatannya atas pembelian sistem pertahanan buatan Rusia oleh Ankara, dengan mengatakan bahwa sistem senjata itu tidak sesuai dengan standar keamanan NATO. Ankara menegaskan bahwa sistem S-400 tidak akan menimbulkan ancaman terhadap aliansi dan menolak tekanan AS untuk membatalkan pesanan.

"Kami memiliki pendapat yang berbeda tetapi kami dapat terus berbicara," kata Cavusoglu.

Artikel itu mencatat bahwa keputusan Ankara untuk membeli sistem S-400 adalah langkah penting setelah negosiasi yang berlarut-larut untuk membeli sistem pertahanan udara dari Washington runtuh.

Rusia dan Turki awalnya menandatangani kesepakatan USD2,5 miliar untuk pengiriman empat baterai S-400 pada Desember 2017. Kesepakatan untuk resimen kedua sistem rudal S-400 diperkirakan akan ditandatangani pada 2020, kata Direktur Jenderal Rosoboronexport Rusia Alexander Mikheev. (Baca: Rusia Berharap Bisa Pasok Lebih Banyak S-400 ke Turki Tahun Depan )

Pengiriman S-400, yang telah memicu krisis dalam hubungan Turki dengan AS, dimulai pada pertengahan Juli. Menurut Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sistem tersebut diharapkan akan beroperasi penuh pada April 2020.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4811 seconds (0.1#10.140)