Korban-korban 'Kontainer 39 Mayat' Tiba di Vietnam

Rabu, 27 November 2019 - 09:25 WIB
Korban-korban Kontainer 39 Mayat Tiba di Vietnam
Korban-korban 'Kontainer 39 Mayat' Tiba di Vietnam
A A A
HANOI - Sekitar 16 jasad dari 39 orang yang ditemukan tewas dalam sebuah truk kontainer di Inggris bulan lalu telah tiba di Vietnam Rabu (27/11/2019) pagi. Kasus "kontainer 39 mayat" ini telah jadi sorotan media internasional karena penyelundupan manusia melibatkan jaringan global.

Belasan jasad itu tiba dengan penerbangan komersial Vietnam Airlines dari London ke Hanoi, tempat ambulans dan personel keamanan menunggu di bandara.

"Pesawat itu mendarat dengan 16 jasad di penerbangan...kami sedang menunggu untuk memindahkan jasad-jasad ke pihak berwenang setempat," kata sumber keamanan bandara kepada AFP, yang berbicara dengan syarat anonim. (Baca: SMS Menyayat Hati Terduga Korban 'Kontainer 39 Mayat' di Inggris )

Sebuah surat resmi yang dilihat kantor berita tersebut mengonfirmasi bahwa 16 jasad tiba di Vietnam hari Rabu. Ke-16 korban itu merupakan warga dari tiga provinsi di Vietnam tengah.

Sisa-sisa jasad lainnya diperkirakan akan tiba dalam beberapa hari mendatang, meskipun para pejabat belum mengonfirmasi tanggal kedatangannya secara terbuka.

Keluarga para korban telah dirundung kesedihan selama berminggu-minggu ketika menanti pemulangan jasad kerabat mereka. Mereka tidak memiliki biaya untuk pemulangan jasad. Banyak dari mereka mengambil pinjaman besar dari pemerintah untuk menutupi biaya pemulangan. (Baca: Vietnam Utangi Keluarga Korban 'Kontainer 39 Mayat' untuk Pemulangan )

Jasad-jasad yang tiba diperkirakan akan dikirim Rabu malam ke kerabatnya di tiga provinsi—Nghe An, Ha Tinh dan Quang Binh—sehingga keluarga bisa mengadakan upacara pemakaman.

Ke-39 jasad yang ditemukan dalam truk kontainer berpendingin itu terdiri dari 31 pria dan delapan wanita. Truk kontainer itu ditemukan di Essex, timur London, pada 23 Oktober.

Polisi pada awalnya mengidentifikasi para korban sebagai warga China, namun keluarga-keluarga di Vietnam kemudian muncul dengan kekhawatiran bahwa para korban adalah kerabat mereka.

Inggris adalah tujuan utama bagi para migran ilegal Vietnam. Banyak yang mengatur perjalanan melalui calo yang menjanjikan pekerjaan bergaji tinggi, dan akhirnya bekerja di ladang ganja, meski berutang banyak untuk perjalanan berbahaya mereka.

Beberapa keluarga dari 39 korban mengatakan kepada AFP bahwa mereka meminjam ribuan dolar untuk membayar perjalanan kerabat mereka ke Eropa.

Mereka sekarang terlilit utang setelah mengambil pinjaman dari pemerintah untuk membawa jasad kerabat mereka pulang.

Keluarga diberi dua pilihan untuk repatriasi USD1.774 untuk membawa kembali abu jasd, atau USD 2.858 untuk biaya peti mati yang membawa jenazah secara utuh.

Meskipun kerabat didorong oleh pihak berwenang untuk memilih abu untuk memastikan kecepatan pemulangan, biaya rendah dan keamanan sanitasi, banyak dari mereka yang membayar lebih untuk mendapatkan jenazah kerabat mereka utuh guna dimakamkan secara tradisional.

Kremasi jarang terjadi di pedesaan Vietnam, tempat banyak korban berasal.

Sebagian besar berasal dari segelintir provinsi di Vietnam tengah, termasuk di antara wilayah termiskin di negara itu dan di mana jaringan penyelundup manusia ilegal mengakar.

Sepuluh korban adalah remaja, termasuk dua bocah lelaki berusia 15 tahun, dan 30 korban berasal dari provinsi Nghe An dan Ha Tinh.

Mereka membayar ribuan dolar kepada para calo yang menjanjikan truk sebagai pilihan perjalanan yang lebih aman yang dikenal sebagai "rute VIP".

Pada hari Senin, pengemudi truk asal Irlandia Utara, Maurice Robinson, 25 tahun, mengaku bersalah berkonspirasi untuk membantu imigrasi ilegal.

Dia juga mengaku memperoleh uang tunai yang berasal dari pelaku pidana. Namun, dia tidak mengaku bersalah atas 41 tuduhan lain yang ditujukan kepadanya.

Beberapa orang lainnya telah ditangkap di Inggris atas insiden tersebut. Sedangkan Vietnam telah menahan sedikitnya 10 orang, meskipun tidak ada yang secara resmi didakwa.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3270 seconds (0.1#10.140)