Laporan Pentagon: Rudal Iran Tak Tertandingi di Timur Tengah

Rabu, 20 November 2019 - 14:54 WIB
Laporan Pentagon: Rudal Iran Tak Tertandingi di Timur Tengah
Laporan Pentagon: Rudal Iran Tak Tertandingi di Timur Tengah
A A A
WASHINGTON - Aresenal rudal Iran tak tertandingi di Timur Tengah, bahkan lebih besar dari Israel. Demikian laporan Badan Intelijen Pertahanan Amerika Serikat (AS) atau Pentagon pada 19 November 2019.

"Selama 40 tahun terakhir, Iran telah mengembangkan program pengembangan rudal yang luas, serta ukuran dan kecanggihan pasukan misilnya terus tumbuh meskipun puluhan tahun upaya kontraproliferasi bertujuan untuk mengekang kemajuannya," bunyi laporan berjudul "Iran Military Power" tersebut.

Terlepas dari beberapa dekade sanksi yang dijatuhkan pada rezim para Mullah, kekuatan proyektil Teheran begitu luas, mencakup rudal balistik yang dapat menyerang Israel dan Arab Saudi pada jarak 1.250 mil (2.000 kilometer).

Menurut laporan itu, dua tahun lalu, Iran memamerkan rudal dengan jangkauan sejauh 1.250 mil. Misil itu dapat membawa beberapa hulu ledak dan diduga menggunakan teknologi dari Korea Utara.

"Karena tidak memiliki angkatan udara modern, Iran telah mengadopsi rudal balistik sebagai kemampuan serangan jarak jauh untuk mencegah musuh-musuhnya di wilayah tersebut—khususnya Amerika Serikat, Israel dan Arab Saudi—dari (potensi) menyerang Iran," lanjut laporan tersebut.

Studi Pentagon ini mencatat bahwa Iran tetap sangat menentang Amerika Serikat dan keberadaannya di Timur Tengah.

Secara keseluruhan, pembangunan kekuatan militer Teheran melayani dua tujuan penting, yakni memastikan kelangsungan hidup rezim dan mengamankan posisi dominan di wilayah tersebut.

Dalam pengantar penelitian, direktur Badan Intelijen Pertahanan Letnan Jenderal Robert P. Ashley, Jr mengatakan; "Iran melihat dirinya sebagai lebih dekat dari sebelumnya untuk mencapai tujuannya. Teheran telah memainkan kartu-kartu yang dibagikan dengan jatuhnya Saddam (Hussein di Irak), pemberontakan di Suriah, kebangkitan dan mundurnya ISIS, dan konflik di Yaman."

Iran akan mengembangkan kemampuan pertahanannya lebih cepat jika bukan karena embargo senjata yang diamanatkan PBB untuk sebagian besar senjata yang akan berakhir pada Oktober 2020.

Seorang pejabat intelijen AS mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa Iran diperkirakan akan berkonsentrasi pada pengadaan jet tempur dan tank tempur, dengan Rusia dan China kemungkinan besar sebagai pemasoknya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4285 seconds (0.1#10.140)