Khamenei Bilang Demonstran Iran Preman karena Bakar Bank

Senin, 18 November 2019 - 10:05 WIB
Khamenei Bilang Demonstran Iran Preman karena Bakar Bank
Khamenei Bilang Demonstran Iran Preman karena Bakar Bank
A A A
TEHERAN - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengecam ulah para demonstran yang menyerang properti publik, termasuk membakar bank, dengan menyebutnya sebagai preman. Para demonstran protes dan mengamuk atas keputusan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak ( BBM ) hingga 50 persen.

"Sayangnya, beberapa masalah menyebabkan sejumlah orang kehilangan nyawa dan beberapa pusat hancur," katanya dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi pemerintah Iran pada hari Minggu.

Dia curiga para demonstran rusuh adalah orang-orang yang bersekutu dengan keluarga rezim Shah yang digulingkan 40 tahun yang lalu, dan kelompok oposisi Mujahedeen-e-Khalq (MEK) yang menyerukan penggulingan pemerintah Iran.

"Membakar bank bukanlah tindakan yang dilakukan oleh orang-orang (Iran). Inilah yang dilakukan preman," katanya, seperti dikutip Fox News, Senin (18/11/2019).

Khamenei menjelaskan, kenaikan harga BBM memang harus dilakukan berdasarkan pendapat ahli. Namun, dia meminta pejabat untuk mencegah kenaikan harga barang-barang lainnya.

Khamenei memerintahkan pasukan keamanan untuk melaksanakan tugas mereka dan bagi warga negara Iran diminta untuk menghindari demonstran yang kejam.

Pemerintah telah menutup akses internet di seluruh negeri, sehingga sulit untuk mengukur apakah kerusuhan yang terjadi di sekitar 100 kota terus berlanjut atau tidak. Gambar yang diterbitkan oleh media pemerintah menunjukkan gambar pompa bensin, bank dan beberapa kendaraan dibakar. Ada juga gambar jalan penuh dengan puing-puing yang berserakan.

Menurut kantor berita IRNA, pengunjuk rasa rusuh menargetkan kantor polisi di kota Kermanshah pada hari Sabtu dan menewaskan seorang petugas. Seorang anggota parlemen mengatakan ada orang lainnya yang terbunuh di pinggiran kota Teheran. Sebelumnya, satu orang dilaporkan tewas pada hari Jumat di Sirjan, sekitar 500 mil tenggara Teheran.

"Pelaku utama kerusuhan dua hari terakhir telah diidentifikasi dan tindakan yang tepat sedang berlangsung," kata Kementerian Intelijen Iran, yang mengisyaratkan akan adanya tindakan keras dari aparat keamanan.

Kantor berita Fars mencatat jumlah total pengunjuk rasa lebih dari 87.000 orang. Menurut laporan tersebut, para demonstran menggeledah sekitar 100 bank dan toko. Aparat penegak hukum menangkap sekitar 1.000 orang.

Protes di Iran telah memberikan tekanan baru pada pemerintah Presiden Hassan Rouhani yang telah berjuang untuk mengatasi sanksi Amerika Serikat (AS) yang mencekik ekonomi negara itu sejak Presiden Donald Trump menarik AS dari kesepakatan nuklir kontroversial pada Mei 2018.

Juru bicara Gedung Putih Stephanie Grisham merilis pernyataan pada hari Minggu yang mengutuk penggunaan kekuatan mematikan dan pembatasan komunikasi yang parah oleh pemerintah Iran terhadap demonstran.

"Teheran secara fanatik mengejar senjata nuklir dan program rudal, dan mendukung terorisme," bunyi pernyataan Gedung Putih.

"Mengubah negara yang membanggakan menjadi kisah peringatan lain tentang apa yang terjadi ketika kelas penguasa meninggalkan rakyatnya dan memulai perang salib untuk kekuasaan dan kekayaan pribadi," lanjut Gedung Putih.

Iran adalah rumah bagi cadangan minyak mentah terbesar keempat dunia. Bensin di negara itu tetap di antara yang termurah di dunia, dengan harga baru melonjak 50 persen dari 5.000 real menjadi 15.000 real per liter.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4748 seconds (0.1#10.140)