Banjir 'Apokaliptik' Landa Venesia, Italia Bersiap Umumkan Keadaan Darurat

Kamis, 14 November 2019 - 22:52 WIB
Banjir Apokaliptik Landa Venesia, Italia Bersiap Umumkan Keadaan Darurat
Banjir 'Apokaliptik' Landa Venesia, Italia Bersiap Umumkan Keadaan Darurat
A A A
ROMA - Italia akan mengumumkan keadaan darurat di Venesia setelah kota bersejarah tersebut dilanda banjir terburuk dalam 50 tahun terakhir.

Sebagian besar objek wisata di kota Italia itu terendam air setelah banjir "apokaliptik" menyapu kota laguna tersebut, membanjiri basilika bersejarah dan alun-alun yang tergenang air serta bangunan-bangunan berusia berabad-abad.

Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte mengatakan deklarasi darurat akan disetujui pada pertemuan kabinet hari ini, Kamis (14/11/2019).

Ia mengatakan itu berarti pendanaan untuk memastikan proyek penahan banjir, yang dikenal sebagai Moses dan dirancang pada tahun 1984 untuk melindungi Venesia dari air pasang, akan diselesaikan sesegera mungkin.

"Ini akan memungkinkan untuk menetapkan bantuan keuangan pertama guna membayar pengeluaran darurat dan memulihkan layanan," kata Conte, yang pergi ke Venesia untuk mengamati kerusakan dan mendiskusikan upaya bantuan dengan para pejabat.

"Komitmen kami untuk Venesia total," imbuhnya kepada kantor berita Italia ANSA ketika ia kembali ke Ibu Kota Roma.

"Situasi di kota yang unik ini dramatis," tukasnya seperti dikutip dari Sky News.

Sistem penghalang banjir masih belum bisa berjalan meski sudah ada perencanaan dan pekerjaan selama puluhan tahun dan investasi miliaran euro.

"Banyak uang telah dihabiskan. Ini di jalan lurus terakhir dan sekarang harus diselesaikan dan dipelihara," ujarnya.

Conte mengatakan kepada Radio Capital bahwa tujuannya adalah untuk menyelesaikan proyek pada akhir tahun 2021, menambahkan: "Saya berharap itu sebagian digunakan sebelum itu."

Penduduk dan turis bangun setelah mendengar sirene pada hari Kamis - menunjukkan bahwa gelombang banjir diperkirakan akan melebihi 130cm.

Luapan air banjir telah memuncak hingga 187cm - level tertinggi kedua dalam sejarah kota itu - hanya sedikit dari 194cm yang terhadi pada tahun 1966.

Puluhan rumah dan pusat bisnis telah kebanjiran, dengan gelombang pasang yang tinggi merusak wilayah di luar kota itu sendiri.

Dua orang dilaporkan tewas akibat banjir.

Seorang lelaki berusia 70-an tahun meninggal di pulau penghalang Pellestrina setelah tersengat listrik, dan korban lain meninggal di pulau yang sama, meskipun penyebabnya tidak diketahui, bunyi laporan ANSA.

Pada hari Selasa, Wali Kota Venesia Luigi Brugnaro menyalahkan perubahan iklim atas krisis saat ini.

"Venisia bertekuk lutut," katanya di Twitter. "Kerusakan akan mencapai ratusan juta euro," imbuhnya.

"Ini adalah hasil dari perubahan iklim," tukasnya.

Air yang tinggi dikenal secara lokal sebagai "acqua alta" namun meski rendah mereka tetap mampu mengambil korban - mengikis fondasi bangunan di kota laguna.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3143 seconds (0.1#10.140)