Menyesal, Pengantin ISIS Asal AS Memohon Minta Pulang

Minggu, 10 November 2019 - 13:21 WIB
Menyesal, Pengantin ISIS Asal AS Memohon Minta Pulang
Menyesal, Pengantin ISIS Asal AS Memohon Minta Pulang
A A A
DAMASKUS - Seorang wanita kelahiran Amerika Serikat (AS) mengaku menyesal telah bergabung dengan kelompok ekstrimis ISIS. Ia pun memohon untuk pulang dari kamp pengungsi tempat ia tinggal bersama putra kecilnya di Suriah.

Pemerintah AS sebelumnya telah menolak Hoda Muthana untuk kembali dengan alasan ia bukan warga negara Amerika.

Dalam sebuah wawancara dengan NBC News, Muthana mengatakan dia menyesali semua hal yang dilakukan oleh ISIS. Ia bergabung dengan pada tahun 2014 setelah memeluk ideologi ekstrimis saat tinggal bersama keluarganya di Alabama.

"Siapa pun yang percaya pada Tuhan percaya bahwa setiap orang pantas mendapat kesempatan kedua, tidak peduli betapa berbahayanya dosa mereka," kata Muthana seperti dikutip dari Al Arabiya, Minggu (10/11/2019).

Wawancara itu dilakukan di timur laut Suriah di kamp pengungsi Al-Roj, yang dikendalikan oleh pasukan Kurdi, tempat Muthana tinggal bersama putranya yang berusia dua tahun, Adam.

Muthana mengatakan dia khawatir akan hidupnya karena dia bisa menjadi sasaran oleh orang-orang di kamp yang belum meninggalkan ISIS.

"Saya tidak mendukung pemenggalan dari (ISIS) dari hari 1, sampai sekarang saya tidak mendukung kejahatan dan serangan bunuh diri mereka," ujar Muthana.

Pemerintah AS telah memulangkan beberapa wanita asal Amerika yang terkait dengan kelompok itu, bersama dengan anak-anak mereka, tetapi tidak kepada Muthana.

Washington berargumen bahwa dia bukan warga negara AS meskipun dia dilahirkan di AS karena dia adalah putri seorang diplomat yang bekerja untuk pemerintah Yaman pada saat itu.

Anak-anak diplomat asing yang berbasis di AS tidak menikmati kewarganegaraan dengan hak lahir.

Muthana telah mengajukan gugatan untuk mencoba kembali ke AS. Dia telah melakukan perjalanan ke Suriah dengan paspor AS.

“Saya seorang warga negara (AS) dan saya memiliki surat-surat untuk membuktikannya. Saya sama seperti gadis Amerika bermata biru berambut pirang dan saya ingin tinggal di negara saya dan melakukan hal-hal berbau Amerika,” ucap Muthana.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyebutnya seorang teroris.

Muthana menikahi tiga pejuang ISIS, yang semuanya tewas dalam pertempuran.

Menurut Proyek Counter Extremism dia mengambil bagian secara aktif dalam propaganda ISIS. Dia telah mendesak para ekstremis di Amerika untuk pergi dan menumpahkan semua darah mereka.

Muthana juga memuji serangan teroris di Perancis pada 2015 terhadap kantor majalah Charlie Hebdo, yang menewaskan 12 orang.

"Itu benar-benar hanya sebuah fase dalam ideologi," katanya dalam wawancara dengan NBC. Dia menolak untuk membahas komentar sebelumnya.

Dia mengatakan dia bersedia untuk menghadapi sistem peradilan AS jika dia diizinkan kembali.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4094 seconds (0.1#10.140)