DPR AS Kantongi Cukup Suara untuk Lewati Aturan Pemakzulan Trump

Jum'at, 01 November 2019 - 06:10 WIB
DPR AS Kantongi Cukup Suara untuk Lewati Aturan Pemakzulan Trump
DPR AS Kantongi Cukup Suara untuk Lewati Aturan Pemakzulan Trump
A A A
WASHINGTON - Dewan Perwajukan Rakyat Amerika Serikat (AS) terpecah dalam upaya mengambil langkah besar untuk memakzulkan Presiden Donald Trump. Meski begitu, anggota parlemen menyetujui aturan untuk tahap berikutnya dalam penyelidikan terhadap upaya Trump meminta Ukraina menyelidiki saingan politiknya.

Dalam tes formal pertama dukungan untuk penyelidikan pemakzulan, DPR AS yang dikuasai Demokrat memberikan hampir seluruh suaranya untuk memajukan penyelidikan di Kongres. Hasil voting menunjukkan 232 melawan 196 suara.

Hasil pemungutan suara memungkinkan untuk sidang pemakzulan publik di Kongres, yang diharapkan digelar dalam beberapa minggu mendatang dan menandakan pertempuran sengit ke depannya saat AS menuju tahun pemilihan presiden.

Demokrat yang menuduh Trump menyalahgunakan jabatannya dan membahayakan keamanan nasional untuk keuntungan politik pribadi hampir dengan suara bulat menyetujui langkah itu.

"Ini hari yang menyedihkan. Tidak ada yang datang ke Kongres untuk memakzulkan presiden,” kata Ketua DPR AS Nancy Pelosi sebelum pemungutan suara seperti dikutip dari Reuters, Jumat (1/11/2019).

Audiensi publik yang disiarkan televisi menampilkan pejabat AS yang memberikan kesaksian di Kongres tentang dugaan kesalahan Trump dapat mengesampingkan masalah-masalah lain seperti ekonomi dan imigrasi ketika para pemilih mengalihkan pikiran mereka ke pemilu pada November 2020.

Itu mungkin merusak citra Trump, tetapi beberapa pendukungnya mengatakan upaya pemakzulan dapat meningkatkan peluang terpilihnya Trump kembali dengan menunjukkan dirinya berselisih dengan musuh yang berbasis di Washington.

Partai Republik sendiri menuduh Demokrat menggunakan pemakzulan untuk membatalkan hasil kemenangan Trump dalam pemilu 2016.

Trump sendiri menyatakan kepada stasiun radio Inggris bahwa Partai Demokrat tahu mereka akan kalah dalam pemilu tahun depan dan berusaha untuk menjatuhkannya.

"Demokrat putus asa, mereka putus asa. Mereka tidak punya apa-apa,” kata Trump kepada LBC Radio dalam sebuah wawancara.

Juru bicara Gedung Putih Stephanie Grisham turut mengecam proses itu sebagai tidak adil, tidak konstitusional dan pada dasarnya tidak Amerika.

Sejumlah jajak pendapat jelang pemilihan tahun depan menunjukkan beberapa kandidat presiden dari Partai Demokrat terkemuka memimpin di atas Trump.

Penyelidikan berfokus pada panggilan telepon 25 Juli di mana presiden AS meminta mitranya dari Ukraina, Volodymr Zelenskiy, untuk menyelidiki saingan politik Trump dari Partai Demokrat, Joe Biden, mantan wakil presiden AS, dan putranya Hunter, yang pernah menjabat sebagai direktur untuk perusahaan energi Ukraina Burisma.

Biden adalah kandidat utama dalam nominasi presiden dari Partai Demokrat untuk menghadapi Trump pada tahun 2020. Dia dan putranya membantah melakukan kesalahan.

Trump juga membantah melakukan kesalahan. Partai Republik mengecam dorongan pemakzulan sebagai latihan partisan yang telah memberi mereka sedikit masukan.

Pemungutan suara hari Kamis menunjukkan bahwa Demokrat memiliki cukup dukungan di DPR untuk kemudian membawa dakwaan resmi, yang dikenal sebagai pasal pemakzulan, jika mereka merasa memiliki cukup bukti.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5642 seconds (0.1#10.140)
pixels