SMS Menyayat Hati Terduga Korban 'Kontainer 39 Mayat' di Inggris

Sabtu, 26 Oktober 2019 - 04:56 WIB
SMS Menyayat Hati Terduga Korban Kontainer 39 Mayat di Inggris
SMS Menyayat Hati Terduga Korban 'Kontainer 39 Mayat' di Inggris
A A A
ESSEX - Satu keluarga Vietnam telah menyuarakan kekhawatiran bahwa putri mereka termasuk di antara 39 korban tragedi truk kontainer Essex , Inggris, setelah korban mengirim SMS menyayat hati sebelum hilang kontak. Awalnya, seluruh korban dilaporkan berkewarganegaraan China.

Pham Thi Tra My, 26, perempuan asal Vietnam mengirim serangkaian short message service (SMS) atau layanan pesan singkat kepada ibunya sekitar pukul 22.30 malam pada 22 Oktober 2019.

"Maaf, Ibu, jalanku ke luar negeri tidak berhasil," bunyi salah satu SMS Pham. "Bu, aku sangat mencintaimu dan Ayah! Aku sekarat karena aku tidak bisa bernapas," lanjut SMS perempuan muda tersebut, seperti dikutip dari Daily Mirror, Sabtu (26/10/2019).

Keluarganya yang khawatir tidak mendengar kabar darinya sejak itu dan sekarang meminta bantuan dari seorang aktivis hak asasi manusia di negara asal mereka.

Hoa Nghiem dari Human Rights Space di Hanoi menulis tentang penderitaan keluarga korban di media sosial dan termasuk foto korban yang hilang.

"Keluarga telah meminta bantuan. Orang itu mengatakan kepada saya ada enam orang lain yang meminta bantuan serupa untuk mendanai keberadaan saudara atau anggota keluarga mereka karena mereka juga kehilangan kontak sejak 23 Oktober," katanya.

"Kami tidak tahu apakah itu akan menghasilkan enam kasus saat kami memverifikasi nama. Dan kami tidak tahu apakah mereka ada di truk Essex itu. Kami berharap tidak ada," ujarnya.

Nghiem mengatakan bahwa Pham telah pergi ke China untuk memulai perjalanannya ke Inggris dengan harapan memiliki kehidupan yang lebih baik.

Pham diyakini tidak berhasil mencoba memasuki Inggris pada awal Oktober, karena dihentikan oleh polisi dan kembali ke titik masuknya di Prancis.

Keluarganya mengatakan bahwa Pham membayar penyelundup manusia hingga senilai £30.000 dalam upaya untuk mendapatkan izin masuk ke Inggris

Kerabat juga mengatakan korban telah melakukan upaya kedua untuk memasuki Inggris sebelum kontak dengannya terputus.

Dua keluarga Vietnam lainnya juga mengemukakan kekhawatiran bahwa anggota keluarga yang hilang mungkin berada di atas truk kontainer.

Mereka adalah kerabat seorang pria berusia 26 tahun dan seorang wanita berusia 19 tahun.

Dalam sebuah pernyataan, Kedutaan Besar Inggris di Hanoi mengatakan; "Kebangsaan para korban belum dikonfirmasi pada tahap ini."

"Otoritas Inggris bekerja secepat mungkin untuk mengidentifikasi para korban dan memberi tahu keluarga mereka," lanjut kedutaan tersebut.

"Ini adalah tragedi yang mengerikan dan pikiran serta belasungkawa kami bersama keluarga dan teman-teman semua orang yang telah meninggal dengan sedih," imbuh Kedutaan Besar Inggris. "Otoritas Inggris akan melakukan penyelidikan penuh dan menyeluruh."

Seorang juru bicara Kedutaan Besar Vietnam mengaku telah dihubungi oleh keluarga di Vietnam yang mengklaim anak perempuan mereka hilang sejak truk kontainer berisi 39 mayat itu ditemukan.

"Kami telah menghubungi Polisi Essex dan kami sedang menunggu jawaban," kata juru bicara tersebut.

Polisi dihubungi untuk datang ke Waterglade Industrial Park di Grays pukul 01.40 pagi pada hari Rabu, di mana mereka menemukan mayat 31 pria dan delapan wanita.

Semua korban pada awalnya diyakini warga negara China, tetapi laporan itu sekarang dipertanyakan.

Sejumlah sumber mengklaim geng-geng Snakehead mungkin berada di belakang perjalanan terakhir para korban yang berbahaya, di mana para ahli mengatakan para korban mati lemas atau mati beku.

Polisi dilaporkan menyelidiki apakah beberapa korban dikirim untuk bekerja sebagai pekerja seks di Inggris bersama dengan pekerjaan perbudakan di salon kuku, panti pijat dan restoran.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3861 seconds (0.1#10.140)