Video Demonstran Lebanon Nyanyi Lagu Baby Shark Hibur Anak yang Ketakutan

Selasa, 22 Oktober 2019 - 14:21 WIB
Video Demonstran Lebanon Nyanyi Lagu Baby Shark Hibur Anak yang Ketakutan
Video Demonstran Lebanon Nyanyi Lagu Baby Shark Hibur Anak yang Ketakutan
A A A
BEIRUT - Aksi simpatik ditunjukkan oleh demonstran Lebanon terhadap seorang anak yang ketakutan dengan aksi protes anti pemerintah itu. Tanpa dikomando, mereka menyanyikan lagu anak-anak Baby Shark ditengah slogan anti pemerintah.

Peristiwa itu terjadi pada akhir pekan lalu. Ketika itu, ribuan orang turun ke jalan-jalan di Beirut untuk menuntut pencabutan kenaikan pajak. Keributan itu sedikit banyak membuat takut Robin Jabbour yang baru berusia 15 bulan. Ia bersama ibunya ketika para demonstran mulai mendekati mobilnya.

"Saya punya bayi, jangan terlalu keras," ibunya memohon kepada lusinan pria pengunjuk rasa seperti dilaporkan CNN.

Menyadari ada seorang anak laki-laki di dalam mobil, para pria tersebut malah bernyanyi Baby Shark sambil mempraktekan tarian lagu tersebut seperti dilansir Russia Today, Selasa (22/10/2019).

Insiden itu sontak menjadikan lagu tersebut menjadi semacam lagu kebangsaan untuk demonstrasi, dengan video yang diposting di media sosial menunjukkan demonstran bernyanyi bersama secara massal.

Masyarakat Lebanon melakukan aksi protes terkait usulan untuk menaikkan pajak atas penggunaan layanan internet seperti WhatsApp, dan peningkatan pajak pertambahan nilai (PPN) dari 11 menjadi 15 persen.

Meskipun demonstrasi awalnya berfokus pada rencana kenaikan pajak, namun belakangan aksi itu meluas menjadi ketidakpuasan secara umum seperti tentang korupsi dan salah kelola pemerintahan.

Sejak Kamis lalu, ratusan ribu pengunjuk rasa telah berkumpul di jalan-jalan, dengan banyak mendirikan barikade dengan ban terbakar, menutup jalan-jalan di seluruh negeri. Demonstran bahkan sesekali terlihab bentrokan dengan pasukan keamanan.

Sebagian besar kemarahan telah ditujukan pada Perdana Menteri Saad Hariri, yang kabinetnya meloloskan reformasi darurat pada hari Senin dengan harapan mengatasi kemarahan publik.

Rencana reformasi yang terdiri dari 17 poin mencabut beberapa usulan kenaikan pajak, memotong gaji menteri dan anggota parlemen menjadi dua, memperkenalkan pajak baru atas keuntungan di sektor perbankan dan melakukan upaya lain untuk mengendalikan defisit anggaran pemerintah. Lebanon saat ini memiliki salah satu utang publik terbesar sebagai bagian dari output ekonomi di dunia.

"Anda adalah kompas dan gerakan Anda terus terang itulah yang menuntun kami ke keputusan ini hari ini," kata Hariri dalam pidato yang disiarkan televisi, Senin.

Hariri menambahkan bahwa sementara reformasi tidak akan memenuhi semua tuntutan pengunjuk rasa, namun itu adalah langkah penting menuju pemberantasan korupsi dan pemborosan.

Sekolah, bank dan bisnis lainnya tetap tutup pada hari Senin, bersama dengan sejumlah jalan di seluruh negeri, karena protes jalanan tampaknya akan terus berlanjut, meskipun reformasi darurat diluncurkan pada hari Senin lalu.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4723 seconds (0.1#10.140)