Pendiri Alibaba Group Jack Ma Puji Kontribusi Pekerja Perempuan

Selasa, 22 Oktober 2019 - 06:21 WIB
Pendiri Alibaba Group Jack Ma Puji Kontribusi Pekerja Perempuan
Pendiri Alibaba Group Jack Ma Puji Kontribusi Pekerja Perempuan
A A A
SINGAPURA - Pendiri Alibaba Group Holding Limited, Jack Ma, menyanjung kesabaran, ketekunan, loyalitas, dan perjuangan pekerja perempuan di perusahaannya. Dia mengatakan kaum hawa menjadi motor penggerak kemajuan Alibaba, terutama dalam melewati berbagai rintangan selama 20 tahun terakhir.

“Sebanyak 34% pemimpin senior Alibaba adalah perempuan. Itulah resep rahasia kesuksesan Alibaba,” ujar Jack Ma selama Konferensi CEO Forbes di Singapura, 15 Oktober lalu, dikutip Business Insider. “Atas kesabaran, loyalitas, dan perjuangan mereka, perusahaan saya dapat bertahan sampai sekarang,” tambahnya.

Ma mengakui nilai, visi, dan misi perusahaan lebih sulit disampaikan pada perempuan. Namun, ketika berhasil, perempuan akan memegangnya secara kuat. “Laki-laki, saat berada di bawah tekanan, mereka berbicara terkait keuntungan dan kompetisi, sedangkan perempuan tetap berpegang teguh pada misi,” katanya.

Jumlah pekerja perempuan Alibaba pernah mencapai sekitar 47% sebelum merosot akibat adanya akuisisi. Angkanya diharapkan akan kembali naik. Menurut Ma, sebagai perusahaan terdepan di bidang layanan e-commerce, pekerja perempuan sangat diperlukan di Alibaba karena mereka ramah, baik hati, dan teliti.

“Tak ada yang dapat mengalahkan perempuan untuk masalah itu,” ujar Ma. “Perempuan saling peduli satu sama lain. Pelanggan terbesar Alibaba juga perempuan, yakni 60%. Mereka selalu membeli barang untuk suaminya, orang tuanya, dan anaknya. Adapun laki-laki selalu berbelanja untuk dirinya sendiri,” tambahnya.

Ma menanggalkan jabatan CEO di Alibaba dan mewariskannya kepada Daniel Zhang. Dia mengaku mendapat tekanan dari pemodal ventura untuk lengser karena kinerja Alibaba dalam lima tahun terakhir tidak sesuai harapan. Namun, Ma menolak mundur saat itu juga karena masih ingin berkontribusi di perusahaan sampai 10 September.

“Saya katakan: ‘Ya, saya akan mundur, tapi tidak hari ini karena perusahaan masih berada dalam masalah’. Saya lalu memutuskan untuk pensiun pada 10 September 2019. Sejak saat itu, saya mulai memikirkan siapa orang yang tepat untuk menggantikan posisi saya dan mempersiapkan masa pensiun,” kata Ma.

Ma menghabiskan waktu selama bertahun-tahun untuk meneliti dan mengembangkan sistem pencarian dan pelatihan calon pemimpin yang dapat diandalkan di Alibaba. Dia bahkan mempelajari sistem parlemen di Amerika Serikat (AS) dan Kekaisaran Roma Kuno, juga perusahaan-perusahaan besar di AS dan Jepang.

Beberapa pemimpin cetakan sistem Alibaba yang naik ke kursi eksekutif ialah CEO Zhang dan Wakil Presiden Eric Pelletier. Menurutnya, sebuah perusahaan dapat bertahan dalam jangka panjang jika mampu menciptakan sistem dan budaya yang baik sehingga tidak bergantung kepada pemimpin tunggal.

“Saya tidak ingin ada Jack Ma lain di perusahaan saya. Jack Ma seorang saja sudah cukup. Saya juga manusia dan tidak mungkin ada selamanya untuk melayani perusahaan. Saya dapat menua, pikun, sakit, atau mungkin mengalami kecelakaan. Karena itu, kami memerlukan pemimpin lain yang lebih hebat,” tutur Ma.

Alibaba bukan satu-satunya perusahaan yang sukses dikelola kepala senior perempuan. Sebanyak 46% tim manajemen Google juga diduduki kaum perempuan. Rasio perbandingan perempuan dan laki-laki di kursi eksekutif Google sekitar enam berbanding tujuh, di antaranya Wakil Presiden Google Cloud Diane Greene.

Pada 2015, Google mengakuisisi Bebop Technologies, startup perangkat lunak cloud-computing yang dipimpin Greene. Meski sudah diboyong, Google tetap memercayakan bisnis Google for Work, Cloud Platform, dan Google Apps kepada Greene yang telah menemukan VMware. Keputusan Google berbuah manis.

Eksekutif lain Google dari kalangan perempuan ialah CEO YouTube Susan Wojcicki, Wakil Presiden Komunikasi Jessica Powell, Wakil Presiden Senior Marketing Global Lorraine Twohill, Wakil Presiden Geo Local and Maps Jen Fitzpatrick, dan CFO Ruth Porat. Susan juga merupakan pekerja perempuan pertama Google.

Apple juga memiliki pemimpin perempuan bernama Angela Ahrendts, Wakil Presiden Senior Retail. Dia menjadi satu-satunya manajer perempuan dari 11 eksekutif papan atas Apple. Sementara itu, Microsoft menunjuk tiga perempuan dari 15, IBM empat perempuan dari 21, dan Intel satu perempuan dari 22 eksekutif.

CEO Uniqlo, Tadashi Yanai yang juga orang terkaya di Jepang memuji kegigihan, orientasi, dan selera estetika perempuan. “Jika saya lengser, posisi ini lebih pantas diduduki perempuan. Sebab, mereka gigih, berorientasi pada detail, dan memiliki selera estetika yang bagus,” kata Yanai kepada Bloomberg, Agustus lalu.

Pada tahun lalu, Uniqlo menempatkan perempuan di lebih dari 30% kursi manajemen. Saat ini, Yanai menargetkan dapat mengangkat lebih jauh peran dan posisi perempuan di perusahaannya. Langkah itu terbilang unik dan langka di Jepang mengingat 95,9% posisi eksekutif perusahaan publik dikuasai kaum laki-laki.

Para ahli mengatakan rendahnya jumlah eksekutif perempuan dapat disebabkan berbagai faktor, termasuk budaya dan kemampuan. Perusahaan besar sekelas Facebook juga tidak sembarang menunjuk petinggi. Mereka menetapkan pemimpin terbaik melalui evaluasi tahunan dan program suksesi yang sustainable.

“Kami tidak ingin kehilangan momentum, terutama jika pemimpin kunci meninggalkan perusahaan,” kata CEO Facebook Mark Zuckerberg belakangan ini. “Kami harus dapat mewariskan posisi penting kepada orang tepat, baik laki-laki ataupun perempuan, melalui berbagai program dan evaluasi tahunan,” tambahnya.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4288 seconds (0.1#10.140)