Korupsi, Adik Presiden Iran Mulai Dijebloskan ke Penjara

Kamis, 17 Oktober 2019 - 00:39 WIB
Korupsi, Adik Presiden Iran Mulai Dijebloskan ke Penjara
Korupsi, Adik Presiden Iran Mulai Dijebloskan ke Penjara
A A A
TEHERAN - Hossein Fereydoun, 62, adik Presiden Iran Hassan Rouhani, mulai menjalani hukuman penjara lima tahun atas tuduhan korupsi. Dia mulai dijebloskan ke Penjara Evin di Teheran yang terkenal kejam pada hari Rabu (16/10/2019).

Selain sebagai adik, Fereydoun merupakan penasihat presiden Rouhani. Pengacaranya telah mengonfirmasi bahwa Fereydoun telah masuk penjara.

"Pagi ini Fereydoun bersama saya hadir di kantor kejaksaan," kata pengacara Fereydoun, Hossein Sartipi, dikutip oleh ISNA.

"Setelah prosedur hukum selesai, dia dibawa ke Penjara Evin dan dimasukkan ke penjara," ujarnya.

Dia ditangkap pada Juli 2017 dan dijatuhi hukuman penjara tahun pada Mei tahun ini karena menerima suap. Namun, dia mengajukan banding.

Pengadilan banding pada 1 Oktober lalu memutuskan mengurangi hukuman penjara menjadi lima tahun. Namun, pengadilan memerintahkannya untuk mengembalikan properti apa pun yang diperolehnya secara ilegal. Adik presiden tersebut juga dikenai denda 310 miliar riyal Iran.

Fereydoun membantah melakukan kesalahan dan beberapa pendukung presiden—yang merupakan kubu moderat—mengatakan bahwa kasus itu adalah langkah dari kubu garis keras di pengadilan untuk mendiskreditkannya.

Namun, pengadilan menegaskan tidak memiliki motivasi politik untuk setiap kasus yang diadili.

Rouhani sendiri berjanji untuk memberantas korupsi dalam kampanye pemilihan presiden 2013 dan 2017. Dia telah berjuang untuk mewujudkan janjinya.

Presiden Rouhani dilahirkan dengan nama asli Hassan Fereydoun. Namun, dia mengubah nama keluarganya menjadi kata yang berarti "spiritual" beberapa dekade yang lalu setelah bergabung dengan seminari.

Dalam kasus lain, Kementerian Luar Negeri Perancis mengatakan pemerintah Iran telah menahan akademisi Prancis Roland Marchal.

Kementerian menambahkan bahwa mereka telah meminta para pejabat Iran untuk mengakhiri situasi yang "tidak dapat diterima" tanpa penundaan.

Marchal, seorang sosiolog yang berfokus pada perang saudara di Afrika, dilaporkan telah ditangkap pada bulan Juni bersama dengan seorang rekannya, warga berkewarganegaraan ganda Prancis-Iran; Fariba Adelkhah, di Sciences Po University di Paris. Penahanannya dikonfirmasi pada bulan Juli.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5559 seconds (0.1#10.140)