Beragam Tips Para CEO Sukses, dari Tak Gampang Frustrasi hingga Restu Istri

Sabtu, 12 Oktober 2019 - 08:06 WIB
Beragam Tips Para CEO Sukses, dari Tak Gampang Frustrasi hingga Restu Istri
Beragam Tips Para CEO Sukses, dari Tak Gampang Frustrasi hingga Restu Istri
A A A
NEW YORK - Kesuksesan sulit untuk didefinisikan. Sebagian orang mengukur kesuksesan berdasarkan tingkat kekayaan, harta, dan jabatan; sedangkan sebagian lainnya berdasarkan dampak terhadap masyarakat dan pemenuhan misi pribadi. Namun, kesuksesan biasanya berawal dari kebiasaan sehari-hari.

Sejumlah miliarder dunia memiliki kebiasaan dan prinsip kuat hingga mampu mengatasi kesulitan atau tantangan hidupnya. Miliarder sekelas Warren Buffett, misalnya, memiliki kebiasaan positif yang dipeliharanya sejak muda. Aset miliaran dolar yang dia raih saat ini merupakan hasil dari kebiasaannya bergaul dengan pebisnis sejak masih muda. Selain memiliki minat sama, dia memperoleh pengalaman dan pelajaran berharga dari mereka.

“Kita lebih baik nongkrong bareng dengan orang-orang yang lebih sukses dari kita. Carilah kawan yang memiliki kebiasaan dan tabiat bagus sehingga kita juga akan terbawa ke arah yang tersebut,” ujar Buffett, dilansir Business Insider. Buffett saat ini menjabat sebagai CEO Berkshire Hathaway dan menjadi investor sukses.

Miliarder lainnya, Mark Zuckerberg memiliki tips lain. Dia meraih sukses setelah memahami potensi di dalam dirinya sendiri. Pemahaman itu dianggap lebih penting dari pemahaman lainnya, sebab setelah memahami potensi, Zuckerberg mampu mendirikan Facebook dan meraih keuntungan dari keahliannya tersebut.

Salah satu pendiri The L Group, Lee J Colan, yang juga penulis buku The Power of Positive Coaching, mengatakan bahwa pemahaman potensi merupakan langkah awal menuju kesuksesan. “Kita harus bisa mencari kelebihan di dalam diri, bukan selalu terfokus pada kekurangan karena hal itu berdampak pada realita,” katanya.

Colan menambahkan, pikiran negatif dapat memengaruhi pemrograman di dalam otak yang membuat diri menjadi kehilangan motivasi hidup, mudah mengeluh, dan rentan terhadap depresi. Dia bahkan menyebut pikiran negatif ibarat ranjau yang akan menghambat jalan menuju kesuksesan. Hal ini berlaku sebaliknya.

Sebagian orang bisa sukses di dunia juga lantaran menjalani apa yang mereka sukai. CEO Apple Tim Cook contohnya. Cook mampu mendirikan salah satu perusahaan teknologi terbesar karena dia senang dengan dunia teknologi, terutama personal computer (PC). Dia memperbanyak pengalaman dan pengetahuan melalui riset dan uji coba.

Cook juga selalu memasang target yang ingin dia capai, baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang. “Lakukanlah apa pun yang kalian senangi dan tambatkan hati kalian sepenuhnya di sana. Lalu, kalian akan dapat menikmatinya dan melalui berbagai tantangan pekerjaan tanpa merasa berat,” terang Cook.

Dengan tujuan itu, para miliarder memandang hidupnya sebagai sebuah perjalanan, terlepas mulus ataupun tidak. Ketika gagal, mereka akan belajar, menghindari kesalahan serupa, dan tetap menatap masa depan. Menurut ahli, permasalahan dan kegagalan selalu terjadi sehingga diperlukan keberanian bangkit. “Ketika tersandung dan jatuh, kita harus mampu bangkit kembali, menghapus ketakutan, dan selalu siap menerima tantangan berikutnya dengan penuh determinasi,” ujar Colan.

Perjalanan hidup menuju sukses, kata dia, ibarat mendaki gunung. “Kita pasti akan melalui berbagai hambatan dan rintangan yang tidak mudah.” Kesuksesan juga dinilai memerlukan komitmen dan aksi nyata. Hampir seluruh miliarder yang sukses atas usaha sendiri memiliki tabiat tidak mudah menyerah dan selalu mencari cara lain untuk melewati sebuah rintangan. Mereka tidak membiarkan rasa frustrasi dan depresi membayangi pikiran di setiap waktu.

Namun di balik sebagian besar orang sukses, terdapat orang-orang yang selalu memberikan dukungan. Miliarder seperti Zuckerberg atau pendiri Microsoft, Bill Gates, juga mampu bertahan berkat motivasi yang diberikan istri. Kehadiran orang terdekat yang memberikan dukungan menjadi nilai yang luar biasa dan tak tergantikan.

Setelah dikeluarkan dari Universitas Harvard pada 2004, Zuckerberg sempat depresi. Namun, orang tuanya dan Priscilia Chan yang kemudian menjadi istrinya tidak pernah berhenti memberikan dukungan. “Saya bersyukur memiliki orang-orang tercinta yang selalu memberikan dukungan setiap saat,” kata Zuckerberg.

Sama seperti Zuckerberg, Gates juga mengakui istrinya, Melinda Gates, memberikan pengaruh besar di dalam hidup dan kariernya. “Siapa yang akan kalian nikahi akan menjadi keputusan terbesar di dalam hidup kalian sebab tak ada orang yang memahami kita selain belahan jiwa kita,” kata Gates, dilansir CNBC.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4678 seconds (0.1#10.140)