Peti Jenazah Emas Dikembalikan ke Mesir

Senin, 30 September 2019 - 09:30 WIB
Peti Jenazah Emas Dikembalikan ke Mesir
Peti Jenazah Emas Dikembalikan ke Mesir
A A A
NEW YORK - Peti jenazah emas yang dipamerkan di Metropolitan Museum of Art (Met Museum), New York, Amerika Serikat (AS) dikirim kembali ke Mesir. Benda bersejarah itu dicuri dari Mesir sekitar satu dekade silam.

“Peti kuno bernilai USD4 juta (Rp57 miliar) itu dulunya menjadi tempat menyimpan jenazah pendeta terkenal bernama Nedjemankh,” ungkap pernyataan Kantor Kejaksaan Distrik Manhattan, AS, dilansir Yak Tri News.

Benda bersejarah itu diselundupkan dari wilayah Minya, Mesir, selama revolusi 2011 dan dikirim melalui Uni Emirat Arab (UEA) ke Jerman dan kemudian Prancis, sebelum dijual ke Met Museum pada Juli 2017. Di museum itu peti itu dipamerkan bersama 70 benda lainnya dari koleksi asal Mesir.

Pada Februari tahun ini, kantor kejaksaan mengeluarkan surat perintah pencarian dan menyita peti itu dari tempat pameran Met Museum. Museum itu pun bekerja sama dengan para investigator setelah memberikan bukti bahwa benda itu adalah benda curian.

“Seperti yang kami lakukan dari penjuru dunia, warga New York tempat dengan nilai terkuat untuk warisan budaya dan kantor kami bangga dengan pekerjaan kami untuk melindunginya,” papar Kejaksaan Distrik Manhattan Cyrus R Vance Jr.

Dia menambahkan, “Mengembalikan warisan budaya yang dicuri ke negara asal mereka adalah misi utama kami untuk menghentikan perdagangan barang antik curian. Saya merasa terhormat memulangkan artifak luar biasa ini kembali ke rakyat Mesir.”

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Mesir menandatangani protokol repatriasi resmi saat upacara repatriasi. Peti jenazah itu pun akan dipamerkan di Mesir.

Nedjemankh merupakan pendeta yang memuja dewa Heryshef, menurut website Met Museum. Permukaan peti jenazah itu didekorasi dengan sejumlah gambar dan tulisan hieroglif yang isinya memandu pendeta itu dalam perjalanan ke kehidupan abadi.

Mesir terus bekerja keras memulangkan sejumlah artifak yang dicuri dari penjuru dunia selama beberapa tahun terakhir. Pada Januari, Mesir mendapatkan kembali bagian dari tablet (lempengan) yang diukir dengan simbol kerajaan kuno dari rumah lelang London saat benda itu masuk dalam daftar yang akan dilelang untuk publik. Tablet itu dicuri dari satu museum di Mesir pada 1988 dan diselundupkan keluar negara itu.

Dalam upaya memulangkan sejumlah artifak, otoritas Mesir tidak selalu berhasil. Patung yang menggambarkan Firaun Tutankhamun terjual senilai USD5,97 juta dalam lelang di London pada Juli lalu meski otoritas Mesir menyatakan patung itu dicuri dan menuntut benda itu dipulangkan kembali ke Mesir.

Selain memulangkan berbagai artifak bersejarah yang diselundupkan ke luar negeri, Mesir juga mendorong sektor pariwisata dengan membuka sejumlah tujuan wisata baru. Pariwisata menjadi satu di antara andalan ekonomi Mesir saat negara itu terus mengalami gejolak politik.

Juli lalu Mesir membuka Piramida Bent untuk para turis. Piramida dengan tinggi 101 meter di selatan Kairo itu dibangun untuk Firaun Sneferu. Piramida itu menandai langkah penting dalam evolusi pembangunan piramida. (Syarifuddin)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4632 seconds (0.1#10.140)