Kisah Bintang Medsos Dihabisi Saudara usai Posting Foto Provokatif dengan Ulama

Sabtu, 28 September 2019 - 09:36 WIB
Kisah Bintang Medsos Dihabisi Saudara usai Posting Foto Provokatif dengan Ulama
Kisah Bintang Medsos Dihabisi Saudara usai Posting Foto Provokatif dengan Ulama
A A A
MULTAN - Qandeel Baloch,26, seorang perempuan seksi yang jadi bintang media sosial (medsos) di Pakistan dibunuh oleh saudara laki-lakinya tak lama setelah ia mem-posting foto provokatif agak cabulnya dengan seorang ulama Muslim di Facebook.

Kasus ini oleh media setempat dianggap sebagai "pembunuhan demi kehormatan" atau honour killing. Pembunuhan ini terjadi di rumah korban di dekat kota Multan tahun 2016. Pelaku dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, kemarin, setelah dinyatakan bersalah karena melakukan pembunuhan.

Ulama yang fotonya bersama korban, Mufti Abdul Qawi, ikut ditangkap polisi karena diduga terlibat dalam pembunuhan.

Baloch menjadi bintang media sosial yang provokatif setelah bangkit dari keluarga petani miskin. Saudara laki-laki Baloch, Mohammed Wasim Azeem, mengakui pembunuhan yang dia lakukan.

Ayah korban menyalahkan ulama itu yang dianggap memicu pembunuhan, di mana Azeem membius dan mencekik saudara perempuannya ketika orang tua mereka tidur di lantai bawah.

Seorang hakim di Multan membebaskan empat tersangka lainnya, termasuk Qawi, yang para pendukungnya menghujaninya dengan kelopak mawar ketika ia meninggalkan pengadilan.

Hampir 1.000 perempuan Pakistan dibunuh oleh kerabat dekat setiap tahun dalam "pembunuhan demi kehormatan" karena melanggar norma-norma konservatif tentang cinta dan pernikahan.

Terlahir dengan nama asli Fauzia Azeem, Baloch mengubah namanya dan menjadi bintang media sosial yang provokatif setelah bangkit dari keluarga petani miskin dan lolos dari pernikahan yang kejam, di mana suaminya membakar dan memukulinya.

Tidak lama setelah pembunuhannya, ayah Muhammed Azeem bersikukuh bahwa dia telah mencintai anak-anak perempuannya, mendukung semua yang telah dilakukan Baloch dan telah membesarkan anak-anak perempuannya untuk menjadi perempuan muda yang mandiri.

Ibu Baloch, Anwar Bibi, menangis ketika dia berbicara dengan wartawan di luar pengadilan setelah hukuman dijatuhkan hakim.

"Qandeel (Baloch) membantu kami secara finansial dan dia memberi kami uang untuk mengelola dapur kami," katanya.

"Dia dulu membayar sewa untuk rumah kami, tetapi dengan pembunuhan mendadak oleh anak saya, satu-satunya sumber penghasilan kami juga berakhir," katanya lagi, seperti dikutip news.com.au, Sabtu (28/9/2019).
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5948 seconds (0.1#10.140)