Keamanan Data Jadi Prioritas dalam Bisnis Komputasi Awan

Kamis, 26 September 2019 - 08:03 WIB
Keamanan Data Jadi Prioritas dalam Bisnis Komputasi Awan
Keamanan Data Jadi Prioritas dalam Bisnis Komputasi Awan
A A A
SINGAPURA - Masyarakat sudah menyadari tentang pentingnya keamanan data personal ketika bergabung dalam pelayanan lembaga tertentu yang pada umumnya berbasis digital. Hal itu juga menjadi perhatian penting bagi perusahaan yang bergerak dalam penyediaan jasa komputasi awan.

Teresa Carlson, Vice President Worldwide Public Sector Amazon Web Service (AWS), mengungkapkan tentang pentingnya membangun budaya komputasi dengan kebijakan yang utama berbasis pada keamanan dan privasi data pelanggan. “Untuk keamanan terdapat 200 lebih pelayanan dan fitur utama berkaitan dengan keamanan,” katanya dalam AWS Public Service di Singapura, kemarin.

“Untuk mengembangkan deteksi dengan kecerdasan buatan. Itu dengan algoritma untuk mengindikasi adanya indikator serangan,” ujarnya. Hal senada diungkapkan Vincent Quah, APAC and Japan Regional Head-Education, Healthcare, Research, Non-Profit Amazon Web Service (AWS). “Pelindungan keamanan menjadi pelayanan utama yang menjadi prioritas. Kita mengamankan data pelanggan,” katanya.

Namun, Quah menegaskan, kalau keamanan adalah masalah bersama dengan pelanggan. “Pelanggan juga bertanggung jawab mengenai keamanan data mereka misalnya, siapa yang bisa mengakses data tersebut,” ujarnya. Bisnis komputasi awan berkembang sangat cepat. Hal itu seiring dengan proses digitalisasi yang melanda semua elemen, bukan hanya di sektor komersial, tetapi juga merambah ke sektor publik.

AWS juga tidak hanya fokus mengejar pelanggan berbasis komersial. Mereka menawarkan komputasi, penyimpanan, jaringan, mobile analytic, machine learning, dan kecerdasan buatan, bagi sektor pendidikan dan lembaga nirlaba. Mereka memiliki jutaan pelanggan aktif di 190 negara sejak 2016. “Melanjutkan untuk terus tumbuh memberikan pelayanan kepada pelanggan,” katanya. Teknologi sebenarnya dikembangkan dari pelanggan dan dikonsultasikan dengan AWS.

Investasi Miliaran Dolar

Carlson mengungkapkan investasi miliaran dolar untuk investasi komputasi awan di Asia Pasifik. Kenapa? Banyak perusahaan dan lembaga publik membutuhkan penyimpanan data. “Ke depannya juga akan mengembangkan bisnis di Jakarta,” katanya. Ditambahkan Carlson, dibutuhkan sumber daya dalam membantu perusahaan atau lembaga untuk bergerak lebih cepat.

“Komitmen untuk membantu pelatihan, kebijakan publik, marketing, hukum, dan pelayanan profesional,” ujarnya. Kenapa mendukung sektor publik? Quah mengungkapkan perlunya mendukung inovasi dengan dukungan teknologi untuk menuju transformasi digital dengan biaya lebih murah. “Tidak kalah penting membuat dunia menjadi lebih baik. Bisa meningkatkan pembangunan,” ujarnya.

Banyak kota seperti Melbourne dan lembaga pemerintahan yang sudah bekerja sama. Biro Perlindungan Kebakaran Filipina dengan mengembangkan 911 berbasis manajemen sistem respons darurat. Kampus juga bisa menggunakan layanan komputasi awan untuk mengembangkan kecerdasan buatan di Asia Pacific University.

Kemudian lembaga riset ternama IRRI juga menggunakan komputasi awan yang menjadikan lembaga tersebut bisa diakses di seluruh dunia dengan dukungan biaya infrastruktur bisa menghemat 30%. “Komputasi awan mampu mewujudkan inovasi dan mengintegrasikan dengan penelitian sehingga bisa memberikan keuntungan untuk mendukung komersialisasi,” kata Quah.

Dengan komputasi awan mampu memecahkan berbagai solusi di bidang teknologi dengan mengintegrasikannya. Selain itu, integrasi konten memberikan pelayanan dengan mengutamakan efisien dan pelayanan.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3544 seconds (0.1#10.140)