Iran: AS Harus Menjauhkan Diri dari Penghasut Perang

Kamis, 12 September 2019 - 05:56 WIB
Iran: AS Harus Menjauhkan Diri dari Penghasut Perang
Iran: AS Harus Menjauhkan Diri dari Penghasut Perang
A A A
TEHERAN - Presiden Iran Hassan Rouhani menyambut baik pemecatan John Bolton sebagai Penasihat Keamanan Nasional. Negeri Mullah itu bahkan menyarankan Amerika Serikat harus menjauhkan diri dari penghasut peran.

"Amerika harus memahami bahwa ... (negara) itu harus menjauhkan diri dari penghasut perang," kata kantor berita Iran, Tasnim, mengutip pernyataan Rouhani.

"Kebijakan perlawanan Iran tidak akan berubah selama musuh kita (Amerika Serikat) terus menekan Iran," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (12/9/2019).

Kepergian Bolton menghilangkan salah satu pendukung terkuat sikap garis keras terhadap Iran dari Gedung Putih, dan meningkatkan prospek langkah-langkah untuk membuka negosiasi setelah lebih dari setahun meningkatnya ketegangan kedua negara. (Baca juga: Trump Pecat Penasihat Keamanan Nasional John Bolton )

Segera setelah pemecatan Bolton, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan bahwa Trump dapat bertemu dengan Rouhani di pertemuan PBB yang akan datang dengan tanpa prasyarat. (Baca juga: Pompeo: Trump-Rouhani Bisa Bertemu Tanpa Syarat di PBB )

Namun Iran kembali menolak melakukan pembicaraan kecuali jika sanksi dicabut terlebih dahulu. Dikatakan bahwa pemecatan Bolton tidak mengubah posisi itu.

"Kepergian Bolton dari pemerintahan Presiden Donald Trump tidak akan mendorong Iran untuk mempertimbangkan kembali pembicaraan dengan AS," ujar utusan Iran untuk PBB, Majid Takhteravanchi.

Sementara Menteri Luar Negeri Iran Mohammed Javad Zarif mengecam AS karena menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran terlepas dari kepergian Bolton.

"Ketika dunia bernafas lega atas pemecatan antek #B_Team di Gedung Putih, (Washington) menyatakan peningkatan lebih lanjut #EconomicTerrorism (sanksi) terhadap Iran," tweet Zarif.

"Haus untuk perang - tekanan maksimum - harus pergi dengan penghasut perang (Bolton)," imbuhnya.

Zarif sering mengatakan bahwa apa yang disebut "tim-B" termasuk Bolton dapat membuat Trump terlibat konflik dengan Teheran.

Pernyataan Zarif merujuk pada sanksi terhadap sejumlah besar teroris dan pendukung mereka, termasuk Garda Revolusi Iran yang dijatuhkan saat peringatan serangan teror 11 September. (Baca juga: Peringati 11 September, AS Jatuhkan Sanksi kepada Hamas dan IRGC )

Iran mengatakan pihaknya berharap untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir 2015 tetapi tidak dapat melakukannya tanpa batas waktu jika tidak mendapat manfaat ekonomi. Mereka telah menanggapi sanksi AS dengan langkah-langkah untuk mengurangi kepatuhannya dengan perjanjian tersebut, dan mengatakan pada akhirnya bisa meninggalkannya kecuali pihak lain melindungi ekonominya dari sanksi.

"Komitmen Iran untuk kesepakatan nuklir adalah proporsional dengan pihak lain dan kami akan mengambil langkah lebih lanjut jika perlu," ucap Rouhani.

Iran mulai menggunakan sentrifugal canggih pekan lalu untuk meningkatkan produksi uranium yang diperkaya dan mengurangi komitmennya terhadap kesepakatan nuklir. Meski begitu mereka mengatakan akan memberi negara-negara Eropa dua bulan lagi untuk membuat rencana guna melindungi ekonominya. (Baca juga: Langgar Perjanjian Nuklir, Iran Aktifkan Sentrifugal Canggih )

Prancis telah mengusulkan memberi Iran garis kredit multi-miliar dolar yang akan melindunginya dari beberapa dampak sanksi AS, meskipun kesepakatan seperti itu akan membutuhkan persetujuan diam-diam pemerintahan Trump.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4092 seconds (0.1#10.140)