BJ Habibie Wafat, Mahathir: Meninggalnya Adalah Kehilangan yang Besar

Rabu, 11 September 2019 - 20:38 WIB
BJ Habibie Wafat, Mahathir: Meninggalnya Adalah Kehilangan yang Besar
BJ Habibie Wafat, Mahathir: Meninggalnya Adalah Kehilangan yang Besar
A A A
JAKARTA - Mantan Presiden Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie wafat di usia 83 tahun pada hari Rabu (11/9/2019). Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menyampaikan belasungkawa.

"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Takziah kepada keluarga serta seluruh warga Indonesia di atas pulangnya ke rahmatullah Bapak BJ Habibie. Sesungguhnya pemergiannya satu kehilangan besar. Semoga Allah mencucuri rahmat ke atas Rohnya. Al Fatihah," tulis Mahathir di akun Twitter-nya,@chedetofficial, dalam bahasa Melayu.

Bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, tweet Mahathir itu berbunyi; "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Belasungkawa untuk keluarga dan semua rakyat Indonesia atas pulangnya ke rahmatullah Bapak BJ Habibie. Sesungguhnya, meninggalnya merupakan kehilangan besar. Semoga Tuhan memberkati Roh-Nya. Al Fatihah."

Putra Habibie, Thareq Kemal Habibie, mengatakan presiden ketiga Indonesia wafat di rumah sakit militer Gatot Subroto di Jakarta, tempat ia menjalani perawatan untuk masalah jantung sejak 1 September.

Habibie merupakan penerus Presiden Soeharto. Di eranya, Indonesia mengalami reformasi demokratis. Pemerintahannya juga mengizinkan referendum kemerdekaan untuk Timor Timur atau Timor Leste.

Masa kepresidenannya tercatat yang terpendek dalam sejarah Indonesia modern, tetapi transformatif.

Habibie dikenal sebagai seorang insinyur yang berpendidikan di Indonesia, Belanda dan Jerman. Dia menghabiskan hampir dua dekade bekerja untuk perusahaan pemmbuat pesawat Jerman Messerschmitt-Boelkow-Blohm, sebelum kembali ke Indonesia pada tahun 1974 untuk membantu memimpin Soeharto untuk mewujudkan industrialisasi ekonomi.

Sebagai presiden, Habibie pernah meminta maaf atas pelanggaran HAM di masa lalu dan menguraikan program reformasi delapan poin untuk membangun masyarakat yang adil, terbuka dan demokratis.

Dia memerintahkan pembebasan tahanan politik, menghapus pembatasan pers dan mereformasi politik untuk memungkinkan pemilihan umum yang bebas.

Dia mencabut larangan berbicara dan mengajar bahasa Mandarin yang diberlakukan rezim Soeharto selama tiga dekade. Pencabutan larangan itu sebagai bagian dari pelonggaran kebijakan diskriminatif terhadap etnis Tionghoa yang dilembagakan oleh rezim Soeharto setelah pogrom anti-komunis 1965-1966. Pada 20 Oktober 1999, Habibie mundur dari pemilihan presiden selanjutnya.

Habibie lahir 25 Juni 1936, di kota Parepare Sulawesi Selatan. Dia adalah anak keempat dari delapan bersaudara.

Ayahnya adalah pria keturunan asli Sulawesi dan ibunya seorang bangsawan Jawa dari kesultanan Yogyakarta. Istri Habibie, Hasri Ainun Habibie, seorang dokter, meninggal pada tahun 2010.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5229 seconds (0.1#10.140)