Kirim Minyak ke Suriah, Inggris Sebut Iran Langgar Janji

Selasa, 10 September 2019 - 23:28 WIB
Kirim Minyak ke Suriah, Inggris Sebut Iran Langgar Janji
Kirim Minyak ke Suriah, Inggris Sebut Iran Langgar Janji
A A A
LONDON - Inggris menuduh Iran telah melanggar janji yang menjamin bahwa kapal supertankernya yang sempat ditahan di Gibraltar tidak akan mengangkut minyak ke Suriah. Inggris lantas memanggil Duta Besar Iran untuk melayangkan protes.

"Sekarang jelas bahwa Iran telah melanggar jaminan ini dan bahwa minyak telah ditransfer ke Suriah dan rezim pembunuh (Presiden Bashar al-Assad)," kata Kementerian Luar Negeri Inggris seperti disitat dari Middle East Eye, Selasa (10/9/2019).

Dalam pernyataannya, Kantor Luar Negeri Inggris mengatakan bahwa Iran telah berulang kali memberikan jaminan kepada pemerintah Gibraltar bahwa kapal tanker itu tidak akan mengirimkan minyak ke entitas yang tidak disetujui Uni Eropa di Suriah atau di tempat lain.

"Tindakan Iran merupakan pelanggaran terhadap norma-norma internasional yang tidak dapat diterima dan Inggris akan mengangkat masalah itu di PBB akhir bulan ini," kata pernyataan itu.

Dikatakan Inggris akan mengangkat masalah itu di PBB, dengan Menteri Luar Negeri Dominic Raab memperingatkan bahwa itu adalah bagian dari pola perilaku yang dirancang untuk mengganggu keamanan regional.

"Kami ingin Iran kembali dari keterasingan tetapi satu-satunya cara untuk melakukan itu adalah menepati janjinya dan mematuhi sistem internasional yang berbasis aturan," kata Raab.

Komentar Raab datang sehari setelah pejabat Iran mengatakan pada hari Minggu bahwa supertanker Adrian Darya I telah menurunkan minyaknya. Pernyataan ini diperkuat dengan gambar satelit yang dirilis pada hari yang sama di mana kapal tanker itu berada di luar pelabuhan Tartus, Suriah.

Pada Jumat lalu, Middle East Eye melaporkan bahwa supertanker itu telah berada di pelabuhan negara itu, dengan satu sumber mengatakan bahwa 55 persen dari 2,1 juta barel minyak kapal dibongkar pukul 22:15 waktu setempat pada tanggal 5 September.

Namun, monitor kapal Tanker Trackers yang telah mengamati situasi dengan seksama melaporkan bahwa citra satelit dari Adrian Darya I terus menunjukkan bahwa kapal penuh muatan barang.

Kapal, awalnya bernama Grace I dan mengibarkan bendera Panama, berangkat dari Teluk pada bulan April dan berlayar di sekitar Tanjung Harapan sebelum pasukan keamanan Gibraltar, dibantu oleh Marinir Kerajaan Inggris, mencegatnya di lepas pantai wilayah luar negeri Inggris pada 4 Juli lalu.

Supertanker itu dicurigai mengirimkan 2,1 juta barel minyaknya ke Suriah yang dianggap melanggar sanksi Uni Eropa.

Iran menyebut penyitaan itu sebagai tindakan "pembajakan". Pada pertengahan Agustus, pengadilan Gibraltar memerintahkan pembebasan kapal meski mendapatkan keberatan dari Amerika Serikat (AS), setelah pihak berwenang mengatakan mereka telah menerima jaminan dari Iran bahwa kapal tidak akan melanjutkan perjalanan ke Suriah.

AS kemudian mengeluarkan surat perintah penyitaan untuk kapal tersebut. AS menyatakan kapal tanker itu digunakan oleh Garda Revolusi Iran untuk mengangkut minyak ke Suriah.

Saat kapal berjalan ke arah timur Mediterania, Brian Hook, perwakilan khusus AS untuk Iran, menawarkan beberapa juta dolar dalam serangkaian email kepada kapten kapal tanker asal India jika ia mengarahkan kapal ke pelabuhan di mana AS bisa menyitanya, seperti dilaporkan Financial Times. (Baca juga: Pejabat AS Tawarkan Jutaan Dollar pada Kapten Kapal Tanker Iran )

Pada hari Jumat, penasihat keamanan nasional AS John Bolton, memposting foto Adrian Darya di dekat pelabuhan Tartus, mengatakan siapa pun yang mengatakan kapal itu tidak menuju ke Suriah adalah "sebuah penyangkalan".
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3372 seconds (0.1#10.140)