WHO: Partikel Plastik dalam Air Minum Berisiko Rendah

Jum'at, 23 Agustus 2019 - 09:22 WIB
WHO: Partikel Plastik dalam Air Minum Berisiko Rendah
WHO: Partikel Plastik dalam Air Minum Berisiko Rendah
A A A
JENEWA - Mikroplastik yang terdapat pada air minum berisiko rendah bagi kesehatan manusia pada level saat ini. Meski demikian, perlu ada riset lebih lanjut untuk memberi jaminan pada para konsumen. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan hal itu kemarin setelah sejumlah studi tahun lalu menemukan ada partikel plastik dalam air minum kemasan dan air kran.

Pernyataan WHO ini merupakan laporan pertama yang dirilis tentang potensi risiko kesehatan akibat mengonsumsi air minum mengandung mikroplastik. “Mikroplastik masuk dalam sumber air minum melalui limpasan dan limbah cair,” papar pernyataan WHO, dilansir Reuters.

Bukti menunjukkan, mikroplastik ditemukan di sejumlah air minum dalam kemasan akibat proses pengemasan dalam botol plastik dan tutup plastiknya. “Pesan utamanya ialah menjamin kembali para konsumen air minum di berbagai penjuru dunia, bahwa penilaian kami risiko itu rendah,” tutur Bruce Gordon dari Departemen Kesehatan Publik, Lingkungan, dan Sosial WHO.

WHO tidak merekomendasikan pemantauan rutin untuk mikroplastik dalam air minum. Namun, riset harus fokus pada berbagai isu termasuk apa yang terjadi pada aditif kimia dalam partikel saat mereka masuk saluran pencernaan. “Mayoritas partikel plastik dalam air lebih besar dibandingkan 150 mikrometer dalam diameternya dan dapat dikeluarkan dari tubuh, meski partikel-partikel lebih kecil dapat menembus dinding usus dan mencapai jaringan lain,” lanjut pernyataan WHO.

Pakar teknis WHO dan salah satu penulis laporan, Jennifer De France, menyatakan bahwa fokus penelitian adalah dampak partikel plastik yang lebih kecil pada kesehatan manusia. “Untuk partikel berukuran lebih kecil, yang memiliki bukti sangat terbatas, kita perlu tahu lebih banyak tentang apa yang diserap, didistribusikan, dan dampaknya,” ungkap De France. “Lebih banyak riset diperlukan untuk mengetahui berbagai risiko dari mikroplastik yang terpapar ke dalam air minum, air, dan makanan.”

Alice Horton, peneliti mikroplastik di National Oceanography Centre, Inggris, menjelaskan, “Tak ada data yang ada sekarang untuk menunjukkan bahwa mikroplastik berbahaya bagi kesehatan manusia. Meski demikian, bukan berarti itu tidak berbahaya,” lanjutnya, “penting untuk fokus pada paparan mikroplastik dari air minum ke dalam konteks bahwa kita sangat terpapar mikroplastik dalam kehidupan harian kita melalui banyak sumber, dan air minum hanya salah satunya.”

Polusi plastik sangat luar biasa di lingkungan sekitar kita. “Ada kemungkinan setiap orang menelan lima gram mikroplastik setiap pekan, setara dengan makan satu kartu kredit,” papar hasil studi yang dirilis badan lingkungan WWF International pada Juni lalu. Studi WWF International menyatakan sumber terbesar manusia menelan plastik adalah dari air minum, tapi sumber lainnya mengonsumsi kerang.

“Ancaman kesehatan terbesar di air berasal dari patogen mikroba, termasuk dari kotoran manusia dan hewan ternak yang masuk dalam sumber air yang dapat mengakibatkan penyakit diare mematikan, terutama di negara-negara miskin yang sistem pengolahan airnya kurang baik,” papar laporan WHO.

WHO menyebut sekitar 2 miliar orang mengonsumsi air minum yang terkontaminasi kotoran manusia dan mengakibatkan hampir 1 juta kematian setiap tahun. ‘’Hal itu harus menjadi fokus regulator di penjuru dunia,” ungkap Bruce Gordon.

Pada 2017, riset dari University of Minnesota untuk investigasi oleh Orb Media menyatakan lebih dari 80% air keran di penjuru dunia terkontaminasi plastik. Hasil riset itu dirilis sebagai peringatan untuk semua orang. Amerika Serikat (AS) memiliki tingkat kontaminasi tertinggi sebesar 93%, diikuti Lebanon dan India.

Prancis, Jerman, dan Inggris berada di level terendah, tapi masih sebesar 73%. Secara keseluruhan 83% sampel air dari puluhan negara di penjuru dunia mengandung mikroplastik. Para peneliti memperingatkan mikroplastik sangat kecil sehingga dapat menembus organ manusia.

Para peneliti menguji 159 sampel dari penjuru dunia, termasuk kawasan seperti Uganda, Ekuador, dan Indonesia. Mikroplastik merupakan partikel plastik berukuran kurang dari 5 mm. Anne Marie Mahon dari Galway-Mayo Institute of Technology yang memimpin studi sebelumnya mengonfirmasi kontaminasi mikroplastik pada air keran di Irlandia.

”Kami tidak tahu apa dampak kesehatannya dan untuk alasan itu kami harus mengikuti prinsip pencegahan dan berupaya sejak sekarang, segera, sehingga kita dapat menemukan apa risiko sebenarnya,” katanya. Anne Marie Mahon menambahkan, jika partikel mikroplastik cukup kecil, mereka akan menembus sel dan organ.

Riset sebelumnya juga mengungkap mikroplastik dapat menyerap bahan kimia beracun yang kemudian dilepaskan di dalam tubuh manusia atau usus binatang. ”Jika ada serat di sana, ada kemungkinan itu partikel nano yang kita tidak bisa ukur. Saat mereka dalam kisaran nanometer mereka dapat masuk ke sel dan itu berarti mereka dapat masuk ke organ dan itu mengkhawatirkan,” ujar Mahon.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3833 seconds (0.1#10.140)