Kebakaran di Hutan Amazon Meningkat 84% Tahun Ini

Kamis, 22 Agustus 2019 - 06:44 WIB
Kebakaran di Hutan Amazon Meningkat 84% Tahun Ini
Kebakaran di Hutan Amazon Meningkat 84% Tahun Ini
A A A
SAO PAULO - Hutan hujan Amazon di Brasil mengalami peningkatan jumlah kebakaran tahun ini menurut data terbaru dari Institut Nasional untuk Riset Ruang (Inpe). Inpe menyatakan data satelit menunjukkan peningkatan kebakaran 84% pada tahun ini dibandingkan periode yang sama pada 2018.

Laporan ini muncul beberapa pekan setelah Presiden Brasil Jair Bolsonaro memecat kepala lembaga yang menangani data penggundulan hutan karena perbedaan data. Asap dari kebakaran hutan itu pun mengakibatkan kota Sao Paulo tertutup kabut asap berwarna hitam pada Senin (19/8).

Kabut asap itu terjadi selama satu jam dan membuat kota itu gelap pada siang hari. Saat itu angin kencang berhembus membawa asap dari kebakaran hutan yang menghanguskan sejumlah kawasan di negara bagian Amazonas dan Rondonia yang berjarak lebih dari 2.700 km dari Sao Paulo.

Hutan hujan Amazon merupakan yang terbesar di dunia dan menjadi tempat penyimpanan karbon yang sangat penting. Kehadiran hutan Amazon sangat berperan dalam mengurangi dampak pemanasan global. Kawasan itu juga menjadi tempat bagi sekitar tiga juta spesies tanaman dan binatang, serta satu juta warga pribumi.

Para pakar konservasi menyalahkan Bolsonaro atas musibah kebakaran hutan tersebut. Bolsonaro dituduh mendorong penebangan hutan dan para petani membersihkan lahan di kawasan hutan. Para peneliti menyatakan Amazon mengalami penurunan wilayah hutan sangat cepat sejak Bolsonaro menjabat pada Januari lalu.

Badan antariksa Amerika Serikat (AS), Nasa, menyatakan seluruh aktivitas kebakarna di Amazon sedikit di bawah rata-rata tahun ini. Nasa menyatakan, meski aktivitas meningkat di Amazonas dan Rondonia, kebakaran berkurang di negara bagian Mato Grosso dan Para.

Kebakaran sering terjadi saat musim kering di Brasil tapi juga dibakar secara sengaja untuk menggunduli hutan secara ilegal untuk menggembala ternak. Inpe mendeteksi lebih dari 72.000 kebakaran antara Januari dan Agustus, jumlah tertinggi sejak pencatatan dilakukan pada 2013.

Inpe telah memantau lebih dari 9.500 kebakaran hutan sejak Kamis (15/8) yang sebagian besar di wilayah Amazon. Sebagai perbandingkan, lebih dari 40.000 kebakaran terjadi pada periode yang sama pada 2018. Meski demikian, tahun terburuk untuk kebakaran terjadi pada 2016, dengan lebih dari 68.000 kebakaran terjadi.

Citra satelit menunjukkan negara bagian Roraima tertutup asap hitam dan Amazonas mendeklarasikan kondisi darurat kebakaran. Bolsonaro menganggap data terbaru itu tak mengejutkan karena saat ini musim “queimada” saat para petani menggunakan api untuk membersihkan lahan. “Saya biasa disebut Kapten Gergaji Mesin. Sekarang saya Nero, membuat Amazon terbakar. Tapi ini musim queimada,” ungkap Bolsonaro, dikutip Reuters.

Inpe menegaskan, banyaknya kebakaran tahun ini bukan sesuai yang normal terjadi selama musim kering. “Tak ada yang aneh tentang iklim tahun ini atau curah hujan di wilayah Amazon, yang hanya sedikit di atas rata-rata. Musim kering menciptakan situasi yang menguntungkan untuk penggunaan dan penyebaran api, tapi memulai api itu adalah tindakan manusia, baik disengaja atau tidak,” ungkap peneliti Inpe Alberto Setzer.

Sejak Bolsonaro menjabat, dia berjanji mengembangkan wilayah Amazon untuk pertanian dan pertambangan, serta menepis kekhawatiran internasional atas peningkatan penggundulan hutan.
Bolsonaro baru-baru ini memecat direktur Inpe setelah dia mengkritik data statistik yang menunjukkan peningkatan penggundulan hutan di Brasil.

Menurut Bolsonaro, data Inpe itu tidak akurat. “Saya menunggu data selanjutnya, yang tidak akan bertambah. Jika itu mengkhawatirkan, saya akan menerima peringatan mereka di depan Anda,” ujar Bolsonaro. Inpe menegaskan data mereka 95% akurat. Keakuratan data Inpe juga didukung oleh beberapa lembaga ilmiah termasuk Brazilian Academy of Sciences.

Sejumlah negara bagian di Brasil yang menjadi lokasi hutan hujan Amazon menyatakan mereka akan secara langsung bernegosiasi dengan negara-negara Eropa yang mendanai berbagai proyek untuk mencegah penggundulan hutan. Sebelumnya, perubahan yang diusulkan pemerintah federal Brasil membuat Norwegia dan Jerman menghentikan donasi untuk proyek-proyek pencegahan penggundulan hutan.

Norwegia sebagai pendonor terbesar Amazon Fund menyatakan pekan lalu, pihaknya menghentikan donasi setelah pemerintahan sayap kanan Bolsonaro mengubah struktur dana pemerintah dan membubarkan komite pengarah yang memilih berbagai proyek yang akan didukung. Jerman pun menghentikan pendanaannya.

Gubernur negara bagian Amapa Waldez Goes dan presiden organisasi kelompok negara bagian Amazon menyatakan bahwa kedutaan besar Norwegia dan Jerman telah menyatakan keinginan negosiasi. Sejumlah negara bagian di wilayah Amazon itu menyesalkan tindakan Bolsonaro yang mengakibatkan penghentian donasi.

“Para gubernur di Amazon ingin berpartisipasi langsung dengan berbagai keputusan untuk menyusun ulang aturan Amazon Fund, yang sedang disusun oleh bank pembangunan BNDES,” ungkap Goes. Bolsonaro menegaskan Brasil tidak akan menerima pelajaran apapun dari negara-negara donor.

Dua mantan menteri lingkungan Brasil, Jose Sarney Filho dan Izabella Teixeira menyatakan Bolsonaro dengan cepat merusak reputasi Brasil sebagai produsen pangan yang bertanggung jawab dan pemimpin dalam forum lingkungan dunia.

Padahal reputasi itu diraih dengan sangat sulit selama puluhan tahun. “Tak seorang pun membayangkan dia akan membuang mekanisme kontrol dan komando Brasil untuk melindungi lingkungan dengan sangat cepat dan efektif,” ujar Sarney.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4212 seconds (0.1#10.140)