Beda Pandangan Soal Indo-Pasifik, AS-ASEAN Disarankan Duduk Satu Meja

Minggu, 18 Agustus 2019 - 18:48 WIB
Beda Pandangan Soal Indo-Pasifik, AS-ASEAN Disarankan Duduk Satu Meja
Beda Pandangan Soal Indo-Pasifik, AS-ASEAN Disarankan Duduk Satu Meja
A A A
HONOLULU - Direktur Eksekutif Pacific Forum, Carl W. Baker mengatakan ASEAN dan Amerika Serikat (AS) harus duduk satu meja untuk menyamakan pandangan mengenai Indo-Pasifik. Dia menyebut, kedua pihak saat ini memiliki pandangan yang cukup berbeda.

Berbicara saat menemui sejumlah jurnalis Asia Tenggara di kantor Pacific Forum di Honolulu, Hawaii, Baker mengatakan soal Indo-Pasifik dia melihat AS ingin mengatakan bahwa mereka tidak ingin lagi fokus pada Asia Pasifik dan dengan ini membuat ASEAN berada dalam posisi yang sulit.
Beda Pandangan Soal Indo-Pasifik, AS-ASEAN Disarankan Duduk Satu Meja
Direktur Eksekutif Pacific Forum, Carl W. Baker
Karena, ucap Baker, ASEAN sudah merasa sangat nyaman dengan ide bahwa ASEAN berada di kursi pengemudi dalam menentukan narasi untuk keamanan di kawasan Asia Timur, meskipun ASEAN memiliki pengaruh yang sangat sedikit di Timut Laut Asia.

"Idenya adalah mekanisme ASEAN memberian ASEAN kemampuan untuk mengontrol agenda. Biasanya yang terjadi dari sudut pandang AS adalah ketika ada masalah bawa ke ASEAN dan ASEAN menghilangkannya, dengan cara tidak mengangapnya," terangnya.

"Hal ini juga dilakukan oleh China, karena ini adalah cara ASEAN, lupakan masalah yang besar, selesaikan masalah yang mampu diselesaikan dan mencoba terus maju. Sekarang, tiba-tiba AS datang dan mengatakan ada masalah yang lebih besar, yakni Indo-Pasifik dan ASEAN bingung karena harus turut memikirkan seluruh wilayah," sambungnya, Minggu (18/8/2019).

Baker menyebut, dia melihat dalam "ASEAN Outlook" mengenai Indo-Pasfik, ada beberapa hal yang berbeda dengan AS. Pada kesepakatan itu disebutkan bukan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, tapi terbuka dan inklusif.

"Ini karena ASEAN tidak ingin membahas mengenai kebebasan, karena ASEAN memiliki kesepakatan sendiri diantara anggotanya bahwa untuk membicarakan kebebasan dibutuhkan pembahasan mengenai pemerintah setiap negara anggota, sesuatu yang dijauhi oleh negara ASEAN," ulasnya.

"Karena, ASEAN tidak ingin terjebak dalam keluh kesah mengenai Kamboja, Myanmar, jadi solusinya adalah untuk membicarakan mengenai inklusif. Saya melihat ini sebagai sesuatu yang harus diselesaikan, antara apa yang disebut strategi Indo-Pasifik AS yang mengutamakan pemerintahan yang baik, tapi dalam persepektif Barat, di mana ASEAN memiliki pandangan sendiri mengenai hal ini. Jadi, itu salah satu perbedaan yang harus diselesaikan antara AS dan ASEAN mengenai Indo-Pasifik," paparnya.

ASEAN, ujar Baker, memiliki solusi yang lebih baik, karena menghindari masalah yang dimiliki AS saat ini dengan Kamboja contohnya, di mana AS terus mencoba mensaksi Kamboja.

"Itu adalah arena yang AS harus selesaikan, untuk bagaimana berinteraksi dengan ASEAN. Karena, jika AS terlalu memaksa seluruh ide bebas dan terbuka, maka akan ada penolakan. Perlu adanya dialog yang lebih baik antara AS dan ASEAN untuk melakukan rekonsiliasi bagaimana kita memperlakukan seluruh ide bebas dan terbuka dengan terbuka dan inklusif. Karena ada perbedaan besar dan jika AS benar-benar ingin memperomosikan sentralitas ASEAN, maka yang harus dipikirkan adalah bagaiman menangangi ide bebas dan terbuka dengan terbuka dan inklusif," tukasnya.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3639 seconds (0.1#10.140)