Pengamat Sebut Klaim China Atas LCS Lemah

Minggu, 18 Agustus 2019 - 11:40 WIB
Pengamat Sebut Klaim China Atas LCS Lemah
Pengamat Sebut Klaim China Atas LCS Lemah
A A A
HONOLULU - Klaim China atas Laut China Selatan (LCS) baik secara legal ataupun historis sejatinya tidaklah telalu kuat. Hal itu disampaikan oleh pengamat dari Universitas Chaminade Honolulu, Christopher A. McNally.

"Klaim China atas Laut China Selatan secara legal tidak terlalu kuat, apakah itu klaim historis yang saat ini mereka coba buktikan, tidak terlalu kuat juga. Sembilan titik putus-putus yang menjadi dasar klaim China sejatinya digambar oleh Chiang Kai-shek dari Partai Kuomintang, bukan penemuan dari komunis China," terangnya.

"Karena China tetap bersikukuh pada hal ini dan pada dasarnya saat ini menggunakan strategi yang familiar pada abad ke-19 yakni kekuatan membuat semuanya benar. China saat ini adalah negara yang lebih kuat dibanding negara lain yang turut mengklaim hak atas Laut China Selatan, China juga membangun pulau yang sangat besar," sambungnya saat melakukan pertemuan dengan sejumlah jurnalis dari Asia Tenggara di East-West Center, Honolulu, Minggu (18/8/2019).

Ia menuturkan, pulau yang dibangun oleh China pada awalnya dibangun oleh Vietnam. Tapi, papar McNally, China kemudian mengembangkanya menjadi 100 kali lebih besar, karena mereka memiliki teknologi dan sumber daya untuk melakukannya.

"Apa yang bisa kita lakukan untuk menghentikan China? jawabanya tidak terlalu banyak. Maksud saya, Amerika Serikat (AS) dapat menekankan penerapan hukum internasional dalam kebebasan bernavigasi. China kemudian menolaknya dan sepertinya semua orang sudah terbiasa dengan hal itu saat ini. AS memiliki cara sendiri untuk merespon, begitu pula dengan China," jelasnya.

McNally kemudian mengatakan sulit bagi AS untuk menaruh lebih banyak sumber daya di kawasan Pasifik, untuk mungkin bisa dikatakan, mencoba memaksa laut yang terbuka untuk semua orang.

"Kita hidup di dunia yang masih dibangun di atas kedaulatan teritorial dan wilayah termasuk udara, ruang angkasa dan laut. Sekarang, tidak ada hukum internasional yang sangat efektif yang berlaku. Jadi, masih sangat sulit untuk menghentikan China," tukasnya.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5588 seconds (0.1#10.140)