Bom Nuklir Little Boy AS Meluluhlantakkan Hiroshima 79 Tahun Lalu, Membunuh 140.000 Orang

Selasa, 06 Agustus 2024 - 10:53 WIB
loading...
Bom Nuklir Little Boy...
Warga Hiroshima, Jepang, memperingati 79 tahun pengeboman nuklir Amerika Serikat. Saat itu, bom nuklir Little Boy dijatuhkan, membunuh sekitar 140.000 orang. Foto/EPA-EFE/JIJI PRESS
A A A
HIROSHIMA - Hiroshima memperingati 79 tahun pengeboman nuklir oleh Amerika Serikat (AS) pada hari Selasa. Serangan bom nuklir Litte Boy tersebut menewaskan sekitar 140.000 orang.

Wali Kota Hiroshima Kazumi Matsui sekarang mendesak para pemimpin dunia untuk menjauh dari senjata nuklir di tengah konflik global termasuk invasi Rusia ke Ukraina dan perang Israel-Hamas di Timur Tengah.

Momen hening dilakukan pada pukul 08.15 pagi, tepat pada waktu bom nuklir dijatuhkan oleh pesawat pengebom AS Enola Gay dan diledakkan di atas kota tersebut pada 6 Agustus 1945, menewaskan sekitar 140.000 orang pada akhir tahun tersebut.



Dalam Deklarasi Perdamaian, yang dibacakan selama upacara tahunan di Taman Peringatan Perdamaian, Wali Kota Matsui menyerukan persatuan dan kepercayaan melalui dialog untuk mendorong peralihan dari pencegahan nuklir.

"Menurut saya, tragedi global ini memperdalam ketidakpercayaan dan ketakutan di antara negara-negara, memperkuat asumsi publik bahwa, untuk menyelesaikan masalah internasional, kita harus mengandalkan kekuatan militer, yang seharusnya kita tolak," katanya.

Dia mengatakan Perang Dingin diakhiri melalui dialog antara Mikhail Gorbachev, pemimpin terakhir Uni Soviet, dan Presiden AS saat itu Ronald Reagan.

"Untuk memadamkan kecurigaan dan keraguan yang menciptakan konflik, masyarakat sipil harus memupuk lingkaran kepercayaan melalui pertukaran dan dialog dengan mempertimbangkan orang lain," kata Matsui, seperti dikutip Kyodo News.

Perdana Menteri Fumio Kishida, yang mewakili daerah pemilihan di Hiroshima, juga akan memberikan sambutan pada upacara tersebut.

Upacara tersebut dihadiri oleh sekitar 50.000 orang, termasuk perwakilan dari 109 negara dan Uni Eropa, pada saat ancaman nuklir telah berulang kali dilontarkan oleh Rusia dalam invasinya ke Ukraina, sementara perang Israel dengan Hamas berisiko meluas menjadi konflik yang lebih luas.

Pemerintah Kota Hiroshima mengundang Israel, yang secara luas dianggap sebagai negara bersenjata nuklir, bersamaan dengan seruan untuk segera melakukan gencatan senjata atas konflik di wilayah Palestina, yang telah menarik semakin banyak pertentangan internasional.

Namun undangan tersebut telah dikritik sebagai standar ganda oleh beberapa pihak, karena Rusia dan Belarusia telah dilarang menghadiri upacara tersebut selama tiga tahun berturut-turut atas invasi ke Ukraina.

Kedutaan Besar Palestina juga mengecam Hiroshima karena tidak mengundang Palestina ke upacara tersebut.

Dalam deklarasi tersebut, Wali Kota Matsui juga mendesak semua pemimpin dunia untuk mengunjungi Hiroshima dengan harapan bahwa mereka akan "memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang bom atom" dan mengeluarkan seruan yang kuat untuk penghapusan senjata nuklir.

Selain itu, Matsui dalam pidatonya menyesalkan kegagalan Konferensi Peninjauan Perjanjian Nonproliferasi Nuklir untuk mengadopsi dokumen akhir untuk kedua kalinya berturut-turut, dengan mengatakan kebuntuan tersebut "mengungkapkan kenyataan pahit, yaitu, perbedaan besar antarnegara berkenaan dengan senjata nuklir."

Tiga hari setelah bom nuklir Little Boy menghancurkan Hiroshima, bom nuklir kedua AS dijatuhkan di Nagasaki.

Jepang menyerah kepada pasukan Sekutu enam hari kemudian, menandai berakhirnya Perang Dunia II.

Jumlah gabungan korban selamat yang diakui secara resmi dari dua serangan nuklir, yang dikenal sebagai hibakusha, mencapai 106.825 orang hingga Maret tahun ini, turun 6.824 dari tahun sebelumnya, menurut Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang. Usia rata-rata mereka melebihi 85 tahun.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1522 seconds (0.1#10.140)