Boikot Anti Israel bikin Penjualan Seret, McDonald's Bakal Pangkas Harga

Rabu, 31 Juli 2024 - 09:45 WIB
loading...
Boikot Anti Israel bikin...
Bos McDonalds, Chris Kempczinski mengatakan, hasil yang buruk telah memaksa perusahaan untuk memikirkan kembali secara komprehensif tentang harga. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - McDonald's mempertimbangkan kembali strategi pemotongan harga, setelah pelanggan mengurangi pengeluaran mereka yang berdampak terhadap penjualan raksasa makanan cepat saji itu. Gerai yang buka setidaknya selama satu tahun terakhir mengalami penurunan penjualan 1% selama periode April-Juni 2024, dibandingkan dengan tahun sebelumnya untuk menjadi pelemahan pertama sejak pandemi.

Penurunan itu terjadi meskipun McD terus mencoba memenangkan kembali hati pelanggan di tengah gerakan boikot Israel .

Bos McDonald's, Chris Kempczinski mengatakan, hasil yang buruk telah memaksa perusahaan untuk "memikirkan kembali secara komprehensif" tentang harga.



Dia mengatakan, kepada investor bahwa perusahaan akan bersandar pada diskon untuk mencoba menghentikan penurunan penjualan. Para eksekutif menunjuk pada promosi baru-baru ini, seperti happy meal seharga USD5 (setara Rp80.999 dengan Kurs Rp16.199 per USD) di AS dan promo di Inggris ketika konsumen bisa memilih tiga item seharga 3 pounds.

Kebijakan tersebut diprediksi bakal diperpanjang dalam beberapa bulan mendatang dan perusahaan mengatakan sedang bekerja dengan franchisee terkait upaya lainnya. Saham di perusahaan naik lebih dari 3% setelah pembaruan, karena Kempczinski mengatakan McDonald's memiliki skala untuk membuat strategi tersebut berhasil.

"Kami tahu bagaimana melakukan ini. Kami menulis buku pedoman tentang nilai dan kami bekerja dengan pewaralaba kami untuk membuat penyesuaian yang diperlukan," katanya.

McDonald's sempat menghadapi reaksi dari pelanggan setelah menaikkan harga secara signifikan selama pandemi.
Bulan lalu, kepala operasinya di AS secara resmi menanggapi keluhan tersebut dengan surat terbuka kepada pelanggan, lewat media sosial.

Dia mengatakan harga rata-rata Big Mac di AS, yang sekarang menjadi USD5,29, naik 21% sejak 2019 -kira-kira sejalan dengan laju inflasi- dan banyak barang juga menjadi sedikit lebih mahal.

Namun di hadapan investor, Kempczinski mengakui bahwa perusahaan harus melakukan pekerjaan untuk merebut kembali reputasinya. Kenaikan harga, yang dilakukan sebagai tanggapan terhadap inflasi, telah "membuat konsumen mempertimbangkan kembali kebiasaan membeli mereka", diakui oleh Kempczinski.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Tolak Penyeragaman Kemasan...
Tolak Penyeragaman Kemasan Rokok, Pedagang Pasar Tekankan Edukasi Menyeluruh
Tok, BI Tahan Suku Bunga...
Tok, BI Tahan Suku Bunga Acuan di Level 5,75%
Ratusan Perusahaan Barat...
Ratusan Perusahaan Barat Angkat Kaki dari Rusia, Putin Tutup Pintu Buat Kembali
Sritex Bangkit Lagi,...
Sritex Bangkit Lagi, Dikabarkan Bakal Kembali Beroperasi Setelah Lebaran
Harga Emas Hari Ini...
Harga Emas Hari Ini Tembus Rekor Lagi usai Melesat Naik Rp14.000
Afrika Selatan Rugi...
Afrika Selatan Rugi Rp2.537 Triliun Akibat Pemadaman Listrik
Berapa THR Polisi dan...
Berapa THR Polisi dan TNI di 2025? Simak Komponen Gaji dan Tunjangannya
Raksasa Ritel Asal AS...
Raksasa Ritel Asal AS di Ambang Kebangkrutan, Ratusan Toko Terancam Tutup
Lepas dari Middle Income...
Lepas dari Middle Income Trap, Indonesia Bisa Pakai Strategi Ini
Rekomendasi
Kawin Silang Raksasa...
Kawin Silang Raksasa Teknologi: BMW dan Huawei Bersatu, Neue Klasse di China Gunakan HarmonyOS!
Kiesha Alvaro dan Aurora...
Kiesha Alvaro dan Aurora Ribero Canggung Beradegan Romantis di Film Komang
Revisi UU Pengelolaan...
Revisi UU Pengelolaan Keuangan Haji, IPHI Dorong Pembentukan Komite Tetap Haji
Berita Terkini
Great Legacy Assurance...
Great Legacy Assurance Menjawab Kebutuhan Solusi Perencanaan Warisan
30 menit yang lalu
Sampoerna Dorong Pertumbuhan...
Sampoerna Dorong Pertumbuhan UMKM Capai Target Ekonomi 8%
41 menit yang lalu
Tolak Penyeragaman Kemasan...
Tolak Penyeragaman Kemasan Rokok, Pedagang Pasar Tekankan Edukasi Menyeluruh
1 jam yang lalu
Bentuk Apresiasi, BHR...
Bentuk Apresiasi, BHR Ojol dan Kurir Tidak Bisa Dipaksakan
1 jam yang lalu
BI Proyeksikan Ekonomi...
BI Proyeksikan Ekonomi RI Tumbuh 4,7% hingga 5,5% di 2025
2 jam yang lalu
Boy Thohir dan Keluarganya...
Boy Thohir dan Keluarganya Borong 7,3 Juta Lembar Saham AADI
3 jam yang lalu
Infografis
Ketakutan Resesi AS,...
Ketakutan Resesi AS, Harga Emas ke Rekor Sepanjang Masa
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved