Sosok Presiden Ukraina, Tampang Keren tapi Melarang Fotonya Dipajang

Senin, 29 Juli 2019 - 13:57 WIB
Sosok Presiden Ukraina, Tampang Keren tapi Melarang Fotonya Dipajang
Sosok Presiden Ukraina, Tampang Keren tapi Melarang Fotonya Dipajang
A A A
KIEV - Saban negara pada umumnya mewajibkan setiap kantor publik memajang foto presiden mereka. Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Oleksandrovych Zelensky, 41, justru melarang fotonya dipajang.

Padahal, tampang Zelensky terbilang keren. Sebelum jadi presiden, dia tenar sebagai komedian di stasiun televisi.

Alasannya melarang fotonya dipajang di kantor-kantor publik pun sangat menyentuh hati. "Saya benar-benar tidak ingin foto saya di kantor Anda, karena Presiden bukan ikon, idola, atau potret. Gantungkan foto anak-anak Anda, dan lihatlah setiap kali Anda membuat keputusan," katanya.

Larangan itu justru dia sampaikan saat pidato pelantikannya sebagai presiden. Zelensky resmi dilantik pada 20 Mei 2019. Dia menggantikan Petro Poroshenko, presiden berjuluk raja cokelat yang dia kalahkan secara telak.

Zelensky mengambil alih pemerintahan ketika publik Ukraina muak dengan elite oligarki dan di saat negara itu dilanda perang dengan separatis pro-Rusia di wilayah timur.

Volodymyr Zelensky menjanjikan pemerintahan yang jujur ​​dan transparan yang dijalankan oleh rakyat untuk rakyat.

Ketika dilantik, presiden yang sebelumnya berprofesi sebagai pelawak ini memaparkan impian pemerintahan yang dijalankan oleh para pemimpin yang tidak bermaksud memerintah, tetapi melayani rakyat biasa.

"Kami akan membangun negara peluang, di mana semua sama di depan hukum dan di mana semua aturan jujur ​​dan transparan, sama untuk semua orang. Dan untuk itu, kami membutuhkan orang-orang berkuasa yang akan melayani rakyat," kata Zelensky.

Siapa Volodymyr Zelensky?

Zelensky pernah membintangi drama satire di stasiun televisi, Servant of the People, di mana karakternya adalah sosok yang secara tidak sengaja menjadi presiden Ukraina. Siapa sangka, dari candaan itu dia justru jadi presiden betulan.

Dalam drama satire itu, Zelensky berperan sebagai seorang guru yang terpilih jadi presiden setelah kata-katanya yang sarat sumpah serapah tentang korupsi menyebar di media sosial.

Dari komedi, dia beralih ke politik dengan maju sebagai kandidat presiden sebuah partai. Tanpa pengalaman politik sebelumnya, kampanye Zelensky berfokus pada perbedaannya dengan kandidat lain daripada pada gagasan kebijakan konkret.

Meskipun demikian, dia justru menang telak dari rivalnya Poroshenko. Bahkan, pemilu presiden itu dia jalani melalui dua putaran.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3456 seconds (0.1#10.140)