Iran dan Penandatangan Kesepakatan Nuklir Bertemu di Wina
A
A
A
WINA - Iran dan penandatangan kesepakatan nuklir melakukan pertemuan di Wina, Austria. Negosiator senior Iran, Abbas Araghchi menuturkan, pertemuan darurat dengan pihak-pihak dalam kesepakatan nuklir Iran 2015 berjalan sangat baik dan konstruktif.
Araghchi dalam sebuah pernyataan mengatakan, dalam pertemuan itu dia menegaskan bahwa Teheran akan terus mengurangi komitmennya terhadap perjanjian nuklir 2015 sampai kepentingannya dilindungi.
“Suasananya konstruktif. Diskusi itu bagus. Saya tidak bisa mengatakan bahwa kami menyelesaikan semuanya, saya bisa mengatakan ada banyak komitmen,” kata Araghchi, seperti dilansir Reuters pada Senin (29/7).
Para pihak penandatangan bertemu di Wina untuk mengadakan pembicaraan guna menanggapi meningkatnya ketegangan antara Iran dan Barat yang mencakup konfrontasi di laut dan pelanggaran perjanjian Teheran.
Seperti diketahui, hubungan Iran dan Amerika Serikat (AS), serta Eropa kian hari kian memburuk. Hubungan ini semakin memburuk setelah Iran menahan kapal tanker Inggris, sebagai respon atas hal serupa yang dilakukan London beberapa waktu lalu.
Inggris kemudian menyerukan dibentuknya koalisi koalisi Angkatan Laut Eropa di Teluk. Prancis, Italia, dan Denmark memberikan dukungan awal untuk rencana tersebut.
Presiden Iran, Hassan Rouhani kemudian menuturkan bahwa kehadiran pasukan asing akan menjadi sumber utama ketegangan di wilayah Teluk. "Kehadiran pasukan asing tidak hanya tidak akan membantu keamanan kawasan, tetapi akan menjadi faktor utama ketegangan," kata Rouhani.
Araghchi dalam sebuah pernyataan mengatakan, dalam pertemuan itu dia menegaskan bahwa Teheran akan terus mengurangi komitmennya terhadap perjanjian nuklir 2015 sampai kepentingannya dilindungi.
“Suasananya konstruktif. Diskusi itu bagus. Saya tidak bisa mengatakan bahwa kami menyelesaikan semuanya, saya bisa mengatakan ada banyak komitmen,” kata Araghchi, seperti dilansir Reuters pada Senin (29/7).
Para pihak penandatangan bertemu di Wina untuk mengadakan pembicaraan guna menanggapi meningkatnya ketegangan antara Iran dan Barat yang mencakup konfrontasi di laut dan pelanggaran perjanjian Teheran.
Seperti diketahui, hubungan Iran dan Amerika Serikat (AS), serta Eropa kian hari kian memburuk. Hubungan ini semakin memburuk setelah Iran menahan kapal tanker Inggris, sebagai respon atas hal serupa yang dilakukan London beberapa waktu lalu.
Inggris kemudian menyerukan dibentuknya koalisi koalisi Angkatan Laut Eropa di Teluk. Prancis, Italia, dan Denmark memberikan dukungan awal untuk rencana tersebut.
Presiden Iran, Hassan Rouhani kemudian menuturkan bahwa kehadiran pasukan asing akan menjadi sumber utama ketegangan di wilayah Teluk. "Kehadiran pasukan asing tidak hanya tidak akan membantu keamanan kawasan, tetapi akan menjadi faktor utama ketegangan," kata Rouhani.
(esn)