Tersandung Berbagai Kasus, para Miliarder Ini Akhirnya Bangkrut

Kamis, 25 Juli 2019 - 05:51 WIB
Tersandung Berbagai Kasus, para Miliarder Ini Akhirnya Bangkrut
Tersandung Berbagai Kasus, para Miliarder Ini Akhirnya Bangkrut
A A A
NEW YORK - Tak selamanya cerita tentang miliarder selalu diwarnai dengan kesuksesan dan keglamoran. Tak sedikit miliarder yang harus berurusan dengan hukum dan menghadapi kebangkrutan yang paling ditakuti banyak pengusaha. Mantan miliarder seperti Bernie Madoff, Allen Stanford, dan Eike Batista harus berakhir di penjara karena kejahatan berkaitan dengan finansial.

Sedangkan banyak miliarder juga kehilangan kekayaan karena banyak faktor baik personal ataupun perusahaan lain. Memang banyak faktor yang memengaruhi para miliarder menemui jalan kebangkrutan. Mulai dari ekonomi yang melemah, investasi yang salah, ataupun kasus kecurangan masif yang menjadikan mereka menghadapi masa-masa sulit.

Patricia Kluge merupakan salah satu miliarder yang mengalami kebangkrutan. Dia menghadapi kasus pembagian harta gono-gini berupa ladang anggur karena perceraian. Ketika pasar perumahan turun, dia justru kehilangan semuanya. Dia pun menjual banyak perhiasan dan barang antiknya pada lelang. Padahal, Kluge hidup bergelimang harta dan berkawan dengan sosialita sebelum dia kehilangan kekayaan karena krisis pasar perumahan pada 2008.

Mantan model itu menikah dengan suami keduanya, John W Kluge, dalam sebuah perjalanan ke Kota New York. Dengan kekayaan USD5 miliar dan masuk dalam jajaran orang terkaya di AS, John W Kluge menikahi Patricia pada 1981. Sembilan tahun kemudian, pasangan tersebut bercerai. Patricia Kluge mendapatkan jatah harta USD1 juta per tahun dan perumahan mewah Albemarle. Berlokasi di wilayah perdesaan Virginian tidak jauh dari Monticello-nya Thomas Jefferson, Albemarle pernah melejitkan kekayaan Patricia Kluge dan membangkrutkannya.

Dengan niat untuk mengembangkan bisnis yang menguntungkan, Patricia Kluge membuka Kluge Estate Winery and Vineyard di dekat Albemarle dengan suaminya, William “Bill” Moses. Dia pun sukses mengelola ladang wine dan masuk dalam jajaran orang kaya. Wine miliknya pun disajikan pada pernikahan Chelsea Clinton. Namun, seiring dengan serangkaian investasi yang salah dan menghabiskan uangnya untuk pembelian rumah, Patricia Kluge ternyata mengalami kebangkrutan.

Ladang anggur Albemarle dibeli Donald Trump pada 2011 setelah disita oleh Bank of America. Kluge pun melelang semua perhiasan dan barang mewahnya untuk menyelamatkannya dari kebangkrutan. Tapi, itu tidak berhasil. Dia mengajukan Pasal 7 kebangkrutan pada Juni 2011. Taipan maskapai penerbangan dan minuman keras Vijay Mallya juga kehilangan seluruh kekayaan setelah tidak mampu membayar utang bank dan melarikan diri ke Inggris.

Kini dia dalam proses ekstradisi ke India untuk didakwa kasus kecurangan dan pencucian uangan. Mantan miliarder Mallya dikenal dengan taipan minuman keras yang memiliki gaya hidup kelas atas. Dia juga memiliki maskapai Kingfisher Airlines. Berawal dari 2012, terungkap bahwa Mallya ternyata memiliki sejumlah utang di bank untuk menghidupkan bisnis penerbangannya bisa berjalan.

Ketika Mallya tidak bisa membayar utang, bank-bank India pun mencarinya. Dengan menggunakan paspor diplomatik karena menjadi anggota majelis parlemen India, dia melarikan diri ke Inggris. “Mallya dituduh melakukan kejahatan perbankan dan pencurian uang senilai USD1,3 miliar,” demikian laporan Business Standard.

Selanjutnya, Sean Quinn merupakan salah satu orang terkaya di Irlandia hingga akhirnya dia mengalami kebangkrutan. Itu dikarenakan investasi yang salah di sebuah bank Irlandia, dan dia harus kehilangan kekayaan USD2,8 miliar. “Pada November 2011, Quinn mengklaim asetnya hanya kurang dari 50.000 poundsterling ketika dia mengajukan kebangkrutan,” demikian laporan Financial Times.

Quinn mendapatkan kesuksesan melalui investasinya dalam berbagai industri seperti plastik, gelas, dan hotel. Dia juga memiliki 25% saham di Anglo Irish Bank yang harus ditalangi dana oleh pemerintah karena krisis keuangan. Bank itu diambil alih pemerintah, kemudian mengalami permasalahan hukum antara keluarga Quinn dan pihak bank.

Pernah dianggap sebagai salah seorang terkaya di Irlandia, Quinn kehilangan hingga USD2,8 miliar kekayaannya. Pada salah satu titik, the Irish Bank Resolution Corp mengambil alih Anglo Irish Bank. Sesudah itu dia justru didakwa upaya melawan pengadilan karena menyembunyikan aset propertinya dari bank dalam upaya menghindari pembayaran utang.

Selanjutnya, Jocelyn Wildenstein, yang biasa dijuluki sebagai “Catwoman” karena penampilannya pernah menjalani hidup mewah dan menghabiskan USD5.000 untuk tagihan teleponnya. Pada Mei 2018 sosialita itu mendeklarasikan kebangkrutan dan mengayakan dirinya hanya memiliki USD0 di akun banknya.

Pernah memiliki harta dan kekayaan hingga miliaran, Wildenstein kini justru hanya memiliki kekayaan yang sangat terbatas. Pada Mei 2018 sosialita dan mantan istri mendiang miliarder pialang barang seni Alec Wildenstein itu mengajukan Pasal 11 untuk perlindungan kebangkrutan.

“Pendapatan bulannya hanya USD0 dan dia hanya bertahan hidup dengan USD900 uang jaminan keamanan sosial dan bantuan dari teman keluarganya,” demikian laporan The New York Post. Banyaknya permasalahan finansial, kata Wildenstein, karena faktor pembagian harta setelah perceraian. Namun, dia tak menyerang. Dia berjanji akan mencari pengacara hebat untuk mendapatkan apa yang seharusnya dia miliki.

Miliarder lain yang mengalami kebangkrutan adalah Bernard “Bernie” Madoff. Dia sebelumnya pemimpin skema Ponzi dalam sejarah Amerika Serikat. Kerugian investor yang dikelolanya mencapai USD65 miliar dan tidak terdeteksi selama beberapa dekade. Pada 2008 Madoff didakwa dengan 11 kasus hukum, mulai dari pencucian uang dan pencurian. Dia mendapatkan hukuman maksimal selama 150 tahun di penjara federal.

Sebelum skandal hukum Madoff terkuak, veteran industri keuangan itu memiliki kekayaan USD823 juta. Kini dia bangkrut dan harus menjalani hidupnya di penjara. Awalnya dia mulai mendirikan firma Wall Street, Bernard L Madoff Investment Securities LLC, pada 1960 dan dia juga pernah menjadi komisaris Nasdaq. Skema Ponzi yang dijalankannya mampu menarik banyak investor.

Tapi, setelah perusahaan Madoff harus diminta investor membayar USD7 miliar sebagai keuntungan investasi mereka, Madoff hanya mampu memberikan ratusan juta. CNN melaporkan jumlah nilai investasi yang dikelolanya mencapai USD65 miliar. Sebelum menjalani hukuman di penjara, seluruh aset Madoff senilai USd80 juta disita oleh jaksa, termasuk rumah mewah, perhiasan, mobil, dan barang seni.

Selanjutnya Elizabeth Holmes pernah menjadi bintang Silicon Valley dengan nilai kekayaan USD5 miliar. Perusahaan start-up Theranos memiliki nilai USD9 miliar. Tapi, ternyata nilai tersebut tidak akurat. Holmes pun dituduh melakukan kejahatan pada Juni 2018. Nilai kekayaannya kini hanya USD0.

Theranos diluncurkan pada awal 2000-an dan menarik banyak investor. Perusahaan itu menjanjikan revolusi cara pasien untuk diuji coba dan dirawat untuk menyembuhkan banyak penyakit. Pada akhir 2004 Theranos mampu mendapatkan investasi USD6 juta dari investor swasta, beberapa di antaranya memiliki koneksi personal dengan Holmes.

Hingga kemudian, pada 2012, The Centers for Medicare and Medicaid Services (CMS) menginspeksi Theranos dan menyatakan alat tersebut ternyata masih dalam tahap uji coba. Food and Drug Administration (FDA) pun menyelidiki validitas produk tersebut.
Hingga November 2015, Theranos kehilangan dua mitranya, yakni Safeway dan Walgreens.

Pada 2016, CMS menyimpulkan uji coba yang dilakukan Theranos mungkin berbahaya bagi pasien. Berbagai gugatan pun dialamatkan kepada Holmes karena melakukan kejahatan masif. Theranos tutup pintu pada September 2018 untuk menghindari kebangkrutan. Holmes dan mitranya, Sunny Balwani, didakwa melakukan kejahatan oleh Departemen Kehakiman. Persidangan akan dimulai pada Agustus 2020. Berdasarkan Forbes, nilai kekayaannya hanya USD0.

Kemudian, Bjorgolfur Gudmundsson pernah menjadi orang terkaya kedua di Islandia dan memiliki saham mayoritas di Bank Lansbanki. Pada Oktober 2008, Forbes merevisi nilai kekayaannya dari USD1,2 miliar menjadi USD0. Taipan Islandia itu sebenarnya mengumpulkan kekayaannya dari industri bir. Dia juga pernah menjadi pemilik tim sepak bola Inggris, West Ham.

Kemudian, Eike Batista pernah menjadi orang terkaya di Brasil dengan kekayaan USD30 miliar. Dia harus kehilangan mayoritas kekayaan karena perusahaan minyaknya, OGX, mengalami kebangkrutan pada 2013. Pada Juli 2018, dia dipenjara selama 30 tahun penjara karena menyuap mantan gubernur Rio de Janeiro Sergio Cabral.

Selanjutnya, Allen Stanford harus menjalani hukuman penjara selama 110 tahun di penjara federal karena menjalankan skema Ponzi terbesar kedua pada sejarah AS. Dia menyebabkan investor kehilangan USD7 miliar. Banyak korban Stanford belum bisa mendapatkan uangnya kembali.

Terakhir adalah Donald Trump yang merupakan presiden Amerika Serikat yang sebenarnya belum pernah menyatakan diri mengalami kebangkrutan. Tapi, banyak bisnisnya justru mengalami bangkrut. Seperti kasino Taj Mahal di Atlantic City mengalami kebangkrutan pada 1991. Kemudian, Trump Hotels dan Casinos Resorts pada 2004 juga mengajukan kebangkrutan.

Trump belum pernah mempermasalahkan kebangkrutan dalam sejarah bisnisnya. Dia juga ditanya pada kampanye presiden 2016 tentang bagaimana dipercaya menjalankan urusan negara, padahal banyak mengalami kebangkrutan dalam mengelola bisnisnya. “Saya menggunakan hukum di negara ini untuk melakukan pekerjaan baik untuk negara saya, untuk diri saya, untuk pekerja, dan untuk keluarga saya,” ujarnya.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3021 seconds (0.1#10.140)