Juara Jet-Skiing Prancis Beraksi di Atas Flyboard

Selasa, 16 Juli 2019 - 06:16 WIB
Juara Jet-Skiing Prancis Beraksi di Atas Flyboard
Juara Jet-Skiing Prancis Beraksi di Atas Flyboard
A A A
PARIS - Seorang mantan juara jet-skiing mampu memukau penonton dengan aksinya di atas flyboard selama Parade Bastille Day di Paris, Prancis, kemarin. Ibarat Marty McFly, Franky Zapata, 40, mampu terbang di langit Paris dengan kecepatan hingga 190 km/jam sebelum mendarat di hadapan kepala negara Eropa.

Zapata berharap pihak militer tertarik untuk membeli temuannya itu. Dia menamakannya flyboard air dan mengaku mendapatkan inspirasi dari film Back to the Future. Mantan juara jet-skiing dan usahawan dari Merseille itu mengembangkan mesin turbin di garasi rumahnya. Mesinnya itu dapat terbang selama 10 menit.

Zapata berencana menyeberangi English Channel, wilayah perairan yang memisahkan Prancis dan Inggris, pada 25 Juli mendatang atau 110 tahun setelah Louis Bleriot sukses melakukan uji coba pesawat. Petualangan itu memerlukan waktu lebih dari 10 menit sehingga dia perlu melakukan isi ulang bahan bakar.

Menteri Angkatan Bersenjata Prancis Florence Parly mengatakan, hasil temuan Zapata akan diuji coba dalam berbagai misi, mulai dari operasi serangan hingga pengiriman logistik. Duta Besar (Dubes) Inggris untuk Prancis Lord Edward Llewellyn mengaku terkesima dengan inovasi militer yang ditampilkan Prancis.

“Tentara terbang!” tulis Llewellyn dalam video yang diunggahnya di Twitter seperti dikutip Dailymail. “Ini merupakan inovasi militer yang dipamerkan selama Parade Bastille Day di Paris pagi ini (kemarin),” tambahnya. Di dalam video itu Zapata dengan cepat melintas di atas jajaran para pejabat dan diplomat Eropa.

Kepala negara asing yang hadir selama Parade Bastille Day antara lain Kanselir Jerman Angela Merkel, Komisaris Uni Eropa (UE) Jean-Claude Juncker, Presiden Portugal Marcelo Rebelo de Sousa, dan Perdana Menteri (PM) Belanda Mark Rutte. Mereka disambut hangat Presiden Prancis Emmanuel Macron dan istrinya.

Macron disoraki para pengunjuk rasa aliran kanan saat berbincang dengan kepala negara Eropa sebelum mereka makan siang. Dengan kondisi yang memanas, polisi turun ke lapangan dan mengamankan sejumlah pendemo. Tapi upaya penangkapan itu mendapat perlawanan hingga terjadi kericuhan.

Polisi lalu melepaskan gas air mata untuk membubarkan massa selepas Parade Bastile Day. Sebagian besar dari pengunjuk rasa tetap bertahan dan semakin kencang meneriakkan slogan anti-pemerintah. Mereka bahkan menerobos “pagar” yang dipasang petugas keamanan di sepanjang jalur parade dan membakar barang.

Pemerintah Prancis merayakan Parade Bastille Day untuk memperingati peristiwa penyerbuan Istana Bastille selama Revolusi Prancis pada 1789. Selain memamerkan kekuatan infanteri dengan 4.000 personel militer, Pemerintah Prancis juga menampilkan atraksi akrobatik jet tempur yang dipasangi asap berwarna.

Macron mengatakan, kerja sama pertahanan merupakan salah satu kebijakan utama luar negeri Prancis. Pada Bastille Day 2017, untuk tujuan yang sama, Prancis juga mengundang Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Namun hubungan tersebut sedikit goyah setelah keluarnya AS dari Kesepakatan Iklim Paris.

Macron yang mendorong realisasi Inisiatif Intervensi Eropa (E2I) mengatakan, kerja sama pertahanan antarnegara Eropa penting. “Sejak berakhirnya Perang Dunia II, kami perlu memperkuat keamanan dan pertahanan di Eropa. E2I ditujukan agar kami dapat bertindak secara bersama-sama,” katanya.

Sedikitnya 10 negara telah tergabung dalam E2I, 9 di antaranya mengikutsertakan militernya selama Parade Bastille Day. Sekjen NATO Jens Stoltenber juga hadir. Prancis berambisi memperkuat kapabilitas militer dengan menjadikan komando luar angkasa sebagai bagian dari divisi pertahanan.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4176 seconds (0.1#10.140)