Menhan Ng Yakin Gangguan F-35 Diperbaiki sebelum Dikirim ke Singapura

Senin, 01 Juli 2019 - 08:24 WIB
Menhan Ng Yakin Gangguan F-35 Diperbaiki sebelum Dikirim ke Singapura
Menhan Ng Yakin Gangguan F-35 Diperbaiki sebelum Dikirim ke Singapura
A A A
SINGAPURA - Menteri Pertahanan (Menhan) Ng Eng Hen yakin gangguan pada jet tempur siluman F-35 akan diperbaiki sebelum dikirim ke Singapura.

Pada Januari lalu Singapura mengumumkan bahwa mereka telah mengidentifikasi F-35 sebagai pengganti F-16 yang telah uzur. Pada bulan Maret, Menhan Ng mengungkapkan bahwa pada tahap awal, Singapura akan membeli empat unit untuk pengujian lengkap, dengan opsi membeli delapan unit lagi untuk tahap selanjutnya.

Singapura juga telah memasukkan Surat Permintaan (Letter of Request) kepada pemerintah AS untuk membeli F-35. Ng mengatakan proses penjualan peralatan militer AS itu sudah dimulai.

Namun, Defense News pada Juni lalu melaporkan bahwa F-35 terus dirusak oleh gangguan teknis. Jika gangguan itu dibiarkan atau tidak diperbaiki, dapat mengambil risiko keselamatan pilot dan kemampuan jet tempur untuk menyelesaikan misinya.

Gangguan itu termasuk "cahaya hijau" yang mengganggu layar yang dipasang helm pilot, dan ketidakmampuan untuk sepenuhnya mengontrol pergerakan tiga dimensi jet tempur setelah bermanuver tertentu.

"Kabar baiknya adalah bahwa, itulah alasan mengapa kami meluangkan waktu untuk sampai pada kesimpulan dan memasukkan dalam Surat Permintaan kami," kata Ng, seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin (1/7/2019).

Dia menambahkan, jika Singapura mendapat persetujuan untuk memperoleh F-35, pengirimannya kemungkinan melampaui tahun 2030.

"Jadi, itu cukup jadi dasar untuk gangguan teknis bisa dipecahkan," ujarnya.

Dia menambahkan bahwa Singapura juga mengamati perkembangan yang sangat hati-hati terkait dengan jet tempur termahal tersebut.

Dalam wawancara luas sebelum Hari Angkatan Bersenjata Singapura, Ng juga meredam kekhawatiran keselamatan atas penerbangan F-35 setelah kecelakaan baru-baru ini di Jepang.

Pada 9 April, sebuah jet tempur F-35A Jepang menghilang dari radar ketika sedang dalam misi pelatihan di atas Samudra Pasifik. Pesawat itu kemudian dipastikan jatuh. Beberapa puing ditemukan di Samudra Pasifik di dekat Jepang utara pada hari berikutnya.

Pada bulan Juni pihak berwenang Jepang mengaitkan kecelakaan itu dengan disorientasi pilot. Pilot itu meninggal.

"Anda memiliki contoh-contoh seperti (dengan) Angkatan Udara Jepang, dan saya pikir kami telah menghubungi badan-badan dan pihak berwenang untuk memiliki analisis yang baik," kata Ng.

Ng mengatakan sebagian besar ahli telah mengedepankan F-35 sebagai platform pilihan, dan mengingat banyaknya pesanan dari berbagai negara yang menghendaki pengiriman segera.

"Gangguan harus dipecahkan, dan akan dipecahkan," tegas Menhan Singapura ini.

Ng mencatat bahwa F-35 telah dioperasikan, termasuk oleh Angkatan Udara AS pada bulan April untuk membombardir terowongan ISIS dan gudang senjata di Irak. Baru-baru ini, Angkatan Udara Kerajaan Inggris juga menerbangkan F-35 dalam misi pengintaian bersenjata terhadap ISIS di Suriah.

"Jadi, kami menganggap itu platform yang dapat membuat kami komitmen pada saat ini," katanya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5537 seconds (0.1#10.140)