Su-30 China Dengungi Kapal Perang Kanada Diklaim Sambutan Hangat

Sabtu, 29 Juni 2019 - 00:05 WIB
Su-30 China Dengungi Kapal Perang Kanada Diklaim Sambutan Hangat
Su-30 China Dengungi Kapal Perang Kanada Diklaim Sambutan Hangat
A A A
BEIJING - Media pemerintah China menyatakan aksi dua jet tempur mendekati kapal perang Kanada dalam jarak 300 meter di Laut China Timur dan berdengung merupakan "sambutan hangat". Kejadian itu berlangsung hari Senin lalu.

Peneliti di Canadian Global Affairs Institute, Matthew Fisher, mengatakan kapal perang HMCS Regina berada di perairan internasional di lepas pantai Shanghai saat didekati dua pesawat jet tempur Su-30 China .

"Dua pesawat tempur buatan Rusia terbang dalam jarak 300 meter (1.000 kaki) dari haluan kapal Kanada, berdengung sekitar 300 meter di atas air," tulis Fisher dalam sebuah posting di situs web institut tersebut.

Kapten kapal HMCS Regina mengatakan kepada Fisher bahwa jet tempur China tidak menimbulkan bahaya bagi kapalnya. Namun, laporan Fisher mengatakan bahwa penerbangan dua jet tempur itu lebih agresif daripada jet-jet tempur China yang pernah dilihat Angkatan Laut Kanada sebelumnya.

Menurut Fisher, pesawat dan kapal China telah mengawasi kapal perang Kanada, dan kapal pengisi bahan bakar yang menyertainya.

Juru bicara Kementerian Pertahanan China Ren Guoqiang mengaku tahu soal kehadiran kapal-kapal Kanada di Laut China Timur. "Kami jelas tentang transit kapal Kanada melalui Selat Taiwan dan memantau kapal untuk seluruh prosesnya," kata Ren, seperti dikutip CNN, Jumat (28/6/2019).

Surat kabar Global Times milik pemerintah China menulis sebuah posting di akun resmi Weibo-nya soal aksi dua jet tempur Su-30 di dekat kapal perang Kanada. Posting itu terkesan mengejek. "Kapal-kapal Kanada telah menerima sambutan hangat dari Angkatan Laut dan Angkatan Udara kami," tulis media tersebut.

Fisher menambahkan, sebelum mendekati kapal perang Kanada dan mendengung, dua jet tempur Su-30 China terbang beberapa kilometer jauhnya dari kapal perang tersebut.

Kanada merupakan salah satu dari sekutu dan mitra Amerika Serikat yang mengirim kapal perang ke Laut China Selatan atau melintasi Selat Taiwan pada tahun ini. Selain Kanada, sekutu AS lain yang melakukan hal serupa adalah Prancis, Jepang, dan Inggris.

Pada konferensi keamanan Dialog Shangri-La di Singapura awal bulan ini, Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pertahanan AS Patrick Shanahan mendorong negara-negara lain untuk melakukan kegiatan semacam itu untuk menunjukkan komitmen terhadap kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

Beijing mengklaim hampir seluruh 1,3 juta mil persegi Laut China Selatan sebagai wilayah kedaulatannya dan secara agresif menegaskan kepemilikannya. Presiden Xi Jinping pernah mengatakan bahwa China tidak akan pernah menyerah demi satu inci pun wilayahnya.

Aksi dua jet tempur Su-30 China yang berdengung di dekat kapal perang Kanada berlangsung di tengah ketegangan kedua negara yang dipicu oleh penangkapan Chief Financial Officer (CFO) Huawei Meng Wanzhou di Kanada pada Desember 2018.

Meng menghadapi ekstradisi ke AS atas tuduhan bahwa dia membantu Huawei menghindari sanksi AS terhadap Iran. Pemerintah China mengklaim penangkapan itu bermotif politik dan Beijing terus berusaha menghentikan ekstradisi Meng ke AS.

Tak lama setelah penahanan Meng, dua orang Kanada ditahan di China, yakni mantan diplomat Michael Kovrig dan pengusaha Michael Spavor. Keduanya secara resmi ditangkap pada Mei dan dituduh mengumpulkan dan mencuri informasi sensitif dan data intelijen lainnya sejak 2017.

Secara terpisah, pria Kanada Robert Lloyd Schellenberg, yang sebelumnya dinyatakan bersalah melakukan perdagangan narkoba ke China dengan cepat diadili pada bulan Januari dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Pemerintah Kanada telah bergabung dengan organisasi-organisasi hak asasi manusia untuk menyerukan pembebasan Kovrig dan Spavor. Kanada menggambarkan penahanan mereka sebagai tindakan sewenang-wenang China.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3760 seconds (0.1#10.140)