NATO Serukan Rusia Hancurkan Rudal Jelajah Nuklir SSC-8

Rabu, 26 Juni 2019 - 08:06 WIB
NATO Serukan Rusia Hancurkan Rudal Jelajah Nuklir SSC-8
NATO Serukan Rusia Hancurkan Rudal Jelajah Nuklir SSC-8
A A A
BRUSSELS - NATO mendesak Rusia untuk menghancurkan sistem rudal jelajah berkekuatan nuklirnya sebelum batas waktu Agustus dan menyelamatkan perjanjian yang membuat hulu ledak nuklir berbasis darat keluar dari Eropa atau akan menghadapi respons NATO.

Para menteri pertahanan NATO akan membahas langkah selanjutnya jika pada hari ini, Rabu (26/6/2019), jika Moskow mempertahankan sistem rudal yang menurut Amerika Serikat (AS) akan memungkinkan serangan nuklir jangka pendek ke Eropa dan menghancurkan Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah (INF) 1987.

"Kami menyerukan Rusia untuk mengambil jalan yang bertanggung jawab, tetapi kami belum melihat indikasi bahwa Rusia bermaksud untuk melakukannya," ujar Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada konferensi pers.

"Kami perlu merespons," imbuh Stoltenberg seperti dilansir dari Reuters.

Stoltenberg menolak untuk membahas lebih detail. Namun para diplomat mengatakan para menteri pertahanan NATO akan mempertimbangkan pesawat-pesawat tempur AS yang mampu membawa hulu ledak nuklir terbang di Eropa, lebih banyak latihan militer, reposisi rudal-rudal berbasis laut AS.

AS dan sekutu-sekutu NATO-nya menginginkan Rusia untuk menghancurkan sistem rudal jelajah berkekuatan nuklir 9M729/SSC-8, yang sejauh ini ditolak oleh Moskow. Rusia membantah setiap pelanggaran perjanjian INF, menuduh Washington berusaha melakukan perlombaan senjata.

Tanpa kesepakatan, AS mengatakan akan menarik diri dari perjanjian INF pada 2 Agustus, menghilangkan kendala pada kemampuannya sendiri untuk mengembangkan rudal jarak menengah berkemampuan nuklir.

Perselisihan ini memperdalam perpecahan dalam hubungan Timur-Barat yang memburuk setelah pencaplokan Crimea oleh Rusia dan keterlibatannya di Suriah.

Perjanjian INF, dinegosiasikan oleh Presiden Ronald Reagan dan pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev dan diratifikasi oleh Senat AS. Perjanjian ini melarang penggunaan persenjataan jarak menengah dari dua kekuatan nuklir terbesar di dunia dan mengurangi kemampuan mereka untuk meluncurkan serangan nuklir dalam waktu singkat.

Perjanjian itu melarang rudal darat dengan jangkauan antara 500 km dan 5.500 km.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4814 seconds (0.1#10.140)