Lockheed Martin Luncurkan Pesawat Supersonik QSTA

Selasa, 25 Juni 2019 - 06:58 WIB
Lockheed Martin Luncurkan Pesawat Supersonik QSTA
Lockheed Martin Luncurkan Pesawat Supersonik QSTA
A A A
DALLAS - Era pesawat komersial supersonik kembali muncul setelah Concorde terakhir beroperasi pada 2003 lalu. Perusahaan yang berambisi membuat pesawat supercepat melebihi kecepatan suara ini adalah Lockheed Martin Aeronautics. Desain pesawat itu dirilis saat konferensi American Institute of Aeronautics and Astronautics di Dallas, Rabu pekan lalu.

Pesawat yang disebut The Quiet Supersonic Technology Airliner (QSTA) ini memiliki dua mesin jet yang dapat mengangkut hingga 40 penumpang dengan kecepatan Mach 1,8. Meski masih proses pembangunan, desain itu mewarnai kerja sama Lockheed Martin dengan NASA untuk menciptakan pesawat X-59 Quiet Supersonic Technology X-plane. Jet supersonik ini diklaim lebih aman karena tidak menciptakan ledakan sonik intensif seperti yang dialami pesawat saat melewati batas kecepatan suara.

Suara keras yang diciptakan Concorde saat melintasi kecepatan Mach 1 mencegah pesawat itu beroperasi di rute-rute di atas daratan. Kondisi itu mengurangi kelayakan ekonomi pesawat itu. Lockheed Martin menjelaskan, ada tes pada X-59 yang dapat membuka jalan bagi perubahan regulasi mencegah penerbangan supersonik di atas daratan. Terobosan ini diharapkan dapat dimanfaatkan pesawat komersial untuk rute-rute baru.

Namun teknisi Lockheed Martin, Mike Buonanno, yang menjelaskan tentang konsep itu menyatakan teknologi itu dapat dilanjutkan saat konsep itu terbukti dari program X-59 oleh NASA. “Saat ini kita hanya melakukan studi desain konseptual awal untuk memastikan desain itu layak, mengukur konsep itu, berapa besar pesawat itu seharusnya, seberapa berat. Itu studi sensitif untuk memastikan semuanya masuk akal,” ujar dia pada CNN.

QSTA bukan satu-satunya jet penumpang supersonik komersial baru yang sedang disusun. Startup asal Amerika Serikat (AS), Boom Supersonic, juga menarik investasi USD10 juta dari Japan Airlines dan menyatakan sudah ada puluhan pemesanan untuk jet supersonik dengan 55 kursi yang mampu mencapai kecepatan Mach 2,2.

Meski demikian, dengan masih adanya pembatasan penerbangan supersonik di atas daratan, dibutuhkan desain radikal dan perubahan kebijakan agar rute penerbangan populer diizinkan untuk pesawat supercepat itu. Desain Lockheed Martin mirip desain sayap delta Concorde. Bedanya, QSTA dilengkapi dengan hidung supertajam yang diperpanjang untuk mengurangi gelombang guncangan sonik seperti dialami pendahulunya.

Jika tes pada X-59 berhasil, bunyi pesawat itu harus terdengar di daratan seperti pintu mobil ditutup. Jika Concorde perlu hidung pesawat turun secara hidrolik agar pilot dapat melihat jelas selama mendarat, QSTA akan menggunakan solusi teknologi sistem pandangan ke depan di bagian depan pesawat untuk menampilkan tayangan yang diperlukan di kokpit.

Kabin pesawat didesain dapat mengakomodasi 40 penumpang dalam konfigurasi lorong tunggal dengan satu kursi di masing-masing sisi sehingga semua penumpang memiliki jendela dan akses lorong kabin. “Kami menyusun pesawat untuk 40 penumpang. Kami mempertimbangkan riset pasar dan menemukan bahwa ini spot bagus untuk ukuran dengan tipe pesawat ini, terutama memaksimalkan jumlah pasar yang dapat dipenuhi dengan pesawat itu,” ungkap Buonanno.

Di bagian belakang pesawat, ada struktur ekor terbang V yang menggantikan sayap tunggal seperti pada pesawat komersial dengan sirip kembar yang sering dimiliki jet tempur. Tenaga QSTA berasal dari dua mesin turfofan yang tidak seperti Concorde. Selain itu, tidak menampilkan fitur yang menyuntikkan bahan bakar langsung ke mesin untuk secara drastis meningkatkan daya dorong.

Teknologi ini akan membuat pesawat memiliki daya dorong 40.000 pound di level darat. “Mesin membutuhkan desain baru. Kami melakukan survei tentang mesin yang ada di sana, kesimpulan dalam survei, kami temukan, bahwa tak ada mesin di luar sana yang bisa kami ambil dan gunakan untuk pesawat ini,” tutur Buonanno.

Buonanno yakin konsep mesin yang ada dapat dengan mudah diadaptasikan untuk QSTA. “Akan ada beberapa modifikasi yang diperlukan. Anda harus menempatkan apa yang disebut kumparan tekanan rendah pada mesin, kipas baru dan turbin tekanan rendah baru, tapi Anda dapat menetapkan target teknologi sangat tinggi pada mesin turbojet,” papar dia.

Pesawat itu menurut Lockheed Martin memiliki jarak tempuh sekitar 5.200 mil laut, dengan mudah melalui rute seperti New York-London, Tokyo-Los Angeles, London-Beijing, dan Tokyo-Sydney. Belum ada perkiraan kapan QSTA masuk proses produksi karena masih menunggu hasil program X-59.

Buonanno optimistis diperlukan data untuk mengubah regulasi tentang penerbangan supersonik di atas daratan. “Tujuannya mendapat data pada 2023, ada siklus pembuatan kebijakan yang berlangsung dan kami bekerja mencapai target itu untuk mendukung misi tersebut,” papar dia.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3650 seconds (0.1#10.140)