Ukraina Dituduh Hendak Hancurkan Satu-satunya Kapal Induk Rusia
loading...
A
A
A
“Semua pelaku dan kaki tangan kejahatan tersebut, termasuk warga negara asing, telah dinyatakan sebagai orang yang dicari dan akan diadili sesuai dengan hukum Rusia,” kata FSB.
Tuduhan itu muncul beberapa hari setelah FSB mengatakan pihaknya mencegah upaya Ukraina merekrut pilot Rusia untuk membajak jet pengebom strategis supersonik Tu-22M3.
FSB mengatakan pada hari Senin bahwa dinas khusus Ukraina menjanjikan kewarganegaraan Italia dan uang kepada pilot Rusia tersebut.
“Intelijen Ukraina bermaksud merekrut seorang pilot militer Rusia untuk mendapatkan imbalan uang dan memberikan kewarganegaraan Italia, untuk membujuknya agar menerbangkan dan mendaratkan pesawat pembawa rudal tersebut di Ukraina,” kata FSB, menuduh NATO terlibat dalam rencana itu.
FSB menambahkan bahwa, selama operasi tersebut, mereka menerima informasi yang membantu militer Rusia menyerang lapangan terbang Ozerne di barat laut Ukraina.
FSB merilis video yang konon memperlihatkan pilot Rusia yang wajahnya ditutupi helm. Intelijen Ukraina, lanjut video tersebut, menghubunginya melalui layanan pesan Telegram dan berusaha merekrutnya.
"Orang tak dikenal menulis di Telegram. Tidak ada moral, tidak ada etika—langsung dimulai dengan ancaman terhadap kerabat dekat saya. Menuntut agar pesawat dibakar," kata pilot tersebut.
"Saya mendatangi komando dan menceritakan semuanya. Teman bicara saya bahkan tidak menyembunyikan fakta bahwa dia berasal dari dinas khusus Ukraina. Dia memperkenalkan dirinya sebagai Pavlo, menawarkan untuk membajak pesawat tempur ke wilayah Ukraina. Tapi bukan sembarang pesawat, tapi pengebom pembawa rudal jarak jauh, pembawa senjata nuklir,” katanya.
Tuduhan itu muncul beberapa hari setelah FSB mengatakan pihaknya mencegah upaya Ukraina merekrut pilot Rusia untuk membajak jet pengebom strategis supersonik Tu-22M3.
FSB mengatakan pada hari Senin bahwa dinas khusus Ukraina menjanjikan kewarganegaraan Italia dan uang kepada pilot Rusia tersebut.
“Intelijen Ukraina bermaksud merekrut seorang pilot militer Rusia untuk mendapatkan imbalan uang dan memberikan kewarganegaraan Italia, untuk membujuknya agar menerbangkan dan mendaratkan pesawat pembawa rudal tersebut di Ukraina,” kata FSB, menuduh NATO terlibat dalam rencana itu.
FSB menambahkan bahwa, selama operasi tersebut, mereka menerima informasi yang membantu militer Rusia menyerang lapangan terbang Ozerne di barat laut Ukraina.
FSB merilis video yang konon memperlihatkan pilot Rusia yang wajahnya ditutupi helm. Intelijen Ukraina, lanjut video tersebut, menghubunginya melalui layanan pesan Telegram dan berusaha merekrutnya.
"Orang tak dikenal menulis di Telegram. Tidak ada moral, tidak ada etika—langsung dimulai dengan ancaman terhadap kerabat dekat saya. Menuntut agar pesawat dibakar," kata pilot tersebut.
"Saya mendatangi komando dan menceritakan semuanya. Teman bicara saya bahkan tidak menyembunyikan fakta bahwa dia berasal dari dinas khusus Ukraina. Dia memperkenalkan dirinya sebagai Pavlo, menawarkan untuk membajak pesawat tempur ke wilayah Ukraina. Tapi bukan sembarang pesawat, tapi pengebom pembawa rudal jarak jauh, pembawa senjata nuklir,” katanya.
(mas)