Pemimpin Hong Kong Didesak Mundur, Media China Kecam Intervensi Asing

Senin, 17 Juni 2019 - 10:05 WIB
Pemimpin Hong Kong Didesak Mundur, Media China Kecam Intervensi Asing
Pemimpin Hong Kong Didesak Mundur, Media China Kecam Intervensi Asing
A A A
BEIJING - Media pemerintah China mengecam intervensi asing dalam urusan Hong Kong dengan menyebutnya sebagai tindakan munafik dan berniat buruk. Kecaman itu muncul setelah demo besar sekitar 2 juta orang kembali pecah di wilayah itu untuk menuntut Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam mengundurkan diri dan RUU Ekstradisi ditarik.

Dalam editorialnya, China Daily mengatakan Beijing akan terus mendukung Carrie Lam yang sedang dirongrong kekuasaannya.

Pada Sabtu pekan lalu, Lam mengatakan rancangan undang-undang (RUU) ekstradisi akan ditangguhkan tanpa batas waktu setelah wilayah itu diguncang demo besar selama sepekan terakhir. Lam juga meminta maaf kepada warganya.

Jika disahkan menjadi undang-undang, RUU itu akan memungkinkan tersangka kriminal yang diburu Beijing akan diekstradisi ke China. Para demonstran pro-demokrasi menentang RUU tersebut dan menolak permintaan maaf Lam. Mereka tetap menuntut pemimpin yang didukung Beijing itu mengundurkan diri.

"Dukungan China untuk Lam tidak goyah, tidak dalam menghadapi kekerasan di jalan atau intervensi yang tidak berniat baik dari pemerintah asing," bunyi editorial China Daily, seperti dikutip Reuters, Senin (17/6/2019).

Konsulat Amerika Serikat (AS) di Hong Kong menyambut keputusan Lam dan mendesak agar pandangan masyarakat domestik dan internasional diperhitungkan jika pemerintahnya melakukan perubahan undang-undang ekstradisi, khususnya mengenai daratan China.

Komentar Konsulat AS tersebut dianggap media pemerintah China sebagai sikap munafik. "Pengaturan rendisi buron Hong Kong adalah murni urusan internal," lanjut editorial China Daily, yang menambahkan bahwa negara-negara asing seperti AS atau pun Inggris seharusnya tidak memiliki suara dalam masalah ini.

"Memang, sikap santun mereka munafik, mengingat gertakan mereka dimaksudkan jahat dan jadi penggemar sentimen anti-pemerintah di Hong Kong serta menghasut pelanggaran hukum," imbuh editorial tersebut.

Tabloid Global Times milik pemerintah juga menerbitkan editorial yang memperingatkan Amerika Serikat agar tidak menggunakan Hong Kong sebagai "chip tawar-menawar" guna memaksakan kompromi dalam perundingan dagang.

"Kerusuhan di Hong Kong hanya akan mengkonsolidasikan sikap keras Beijing terhadap Washington," tulis tabloid tersebut.

Sejak tahun lalu, Amerika Serikat dan China telah terlibat perang dagang yang ditandai dengan pengenaan tarif yang ketat oleh Washington terhadap produk-produk China yang masuk ke negara Paman Sam tersebut.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3811 seconds (0.1#10.140)