Israel Resmikan 'Dataran Tinggi Trump' di Golan

Senin, 17 Juni 2019 - 08:42 WIB
Israel Resmikan Dataran Tinggi Trump di Golan
Israel Resmikan 'Dataran Tinggi Trump' di Golan
A A A
BERUCHIM - Pemerintah Israel meresmikan sebuah komunitas baru di Dataran Tinggi Golan dengan nama "Trump Heights" atau "Dataran Tinggi Trump". Nama komunitas itu sebagai penghargaan untuk Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang secara sepihak mengakui Dataran Tinggi Golan milik negara mayoritas Yahudi tersebut.

Wilayah Golan sejatinya milik Suriah. Wilayah itu diduduki Israel dalam perang 1967 dan kemudian dianeksasi beberapa tahun kemudian. Komunitas internasional tidak pernah mengakui aneksasi tersebut. Namun, Trump pada Maret lalu secara sepihak memberikan pengakuan yang membuat Suriah dan negara-negara Arab marah.

Proyek "Trump Heights" dimaksudkan untuk mempererat hubungan AS dan Israel. Pada sesi kabinet khusus di Beruchim, sebuah clutch rumah yang jarang berjarak hanya 12 km (7,5 mil) dari garis gencatan senjata Dataran Tinggi Golan dengan Suriah, Netanyahu meluncurkan tanda bertuliskan "Trump Heights" dalam bahasa Inggris dan Ibrani.

Tanda itu dihiasi dengan bendera Israel dan AS dan ditanam di sebidang rumput sintetis.

"Trump adalah teman baik Israel," kata Netanyahu, seperti dikutip Reuters, Senin (17/6/2019). "Dia telah merenggut topeng kemunafikan ini yang tidak mengenali apa yang sudah jelas," katanya lagi.

Otoritas Israel berharap pembenahan Beruchim—rumah bagi komunitas imigran dari bekas Uni Soviet— menjadi "Trump Heights" akan memicu gelombang masuk penduduk.

Tetapi sebuah memorandum 12 Juni dari kantor Netanyahu menunjukkan rencana itu masih jauh dari implementasi, karena Israel tidak memiliki dana peruntukan serta persetujuan akhir untuk lokasi dan nama yang tepat.

"Dalam resolusi (kabinet) ini, diusulkan agar nama komunitas, jika didirikan, menjadi 'Trump Heights'," bunyi memorandum yang ditandatangani oleh wakil penasihat hukum, Yael Cohen.

Masalah itu sebagian disebabkan oleh fakta bahwa Netanyahu mengepalai pemerintahan sementara, setelah gagal membentuk koalisi setelah maju dalam pemilihan umum 9 April di Israel. Perdana menteri itu sekarang harus memperebutkan suara pada pemilu ulang 17 September mendatang.

Dalam interval seperti itu, Cohen menulis; "Keputusan hukum mengharuskan, sebagaimana aturan umum, menahan diri dalam pengambilan keputusan oleh kabinet".

Rival Netanyahu menertawakan upacara peresmian komunitas "Trump Heights" pada hari Minggu.

"Siapa pun yang membaca cetakan kecil pada resolusi 'bersejarah' memahami bahwa itu adalah resolusi boneka," bunyi tweet Zvi Hauser, seorang mantan menteri kabinet Netanyahu yang sekarang menjadi bagian dari partai oposisi.

Kegagalan politik Netanyahu telah menguji kesabaran Trump, yang awal bulan ini mengatakan Israel kacau karena pemilu dan perlu menyatukan tindakan mereka.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4139 seconds (0.1#10.140)