Demo sejak Usia 10 Tahun, Remaja Saudi Ini Terancam Dipancung

Senin, 10 Juni 2019 - 09:10 WIB
Demo sejak Usia 10 Tahun, Remaja Saudi Ini Terancam Dipancung
Demo sejak Usia 10 Tahun, Remaja Saudi Ini Terancam Dipancung
A A A
RIYADH - Seorang remaja berusia 18 tahun di Arab Saudi telah dipenjara lebih dari empat tahun terkait demo anti-pemerintah. Remaja yang mulai demo sejak usia sepuluh tahun ini terancam dieksekusi pancung.

Murtaja Qureiris ditangkap aparat keamanan Arab Saudi pada usia 13 tahun. Dia sejak kecil terlibat demo politik yang menuntut perwakilan Muslim Syiah yang lebih besar di kerajaan tersebut.

Di negara monarki itu, protes dalam bentuk apa pun kerap dipandang sebagai tindakan kekerasan dan sering dikategorikan oleh sistem peradilan sebagai tindakan terorisme.

Jaksa penuntut merekomendasikan Qureiris untuk menghadapi hukuman paling serius atas tindakannya yang dianggap sebagai kejahatan.

"Ada beberapa pelanggaran hukum internasional yang lebih serius daripada mengeksekusi seorang anak," kata Maya Foa, direktur Reprieve, salah satu kelompok pemantau hak asasi manusia saat mengomentari kasus Qureiris, seperti dikutip news.com.au, Senin (10/6/2019).

Dia mengatakan dengan mencoba mengeksekusi Qureiris, rezim Saudi menunjukkan "impunitas" absolutnya terhadap komunitas global.

Dalam video eksklusif yang diperoleh CNN, Qureiris terlihat memimpin sekelompok pemrotes Syiah naik sepeda pada saat-saat sebelum protes anti-pemerintah di Arab Saudi.

Kelompok itu menyerukan lebih banyak hak bagi minoritas Syiah Arab Saudi. Demo itu adalah salah satu dari banyak ekspresi perbedaan pendapat politik oleh Muslim Syiah di seluruh Arab Saudi selama gerakan Arab Spring pecah di Timur Tengah dan Afrika.

Butuh waktu empat tahun bagi pemerintah untuk secara resmi mengajukan tuntutan terhadap remaja itu pada Agustus 2018.

Tuduhan tersebut untuk pelanggaran sejak tiga tahun sebelum penangkapannya ketika ia berusia sepuluh tahun dan menuduh ia terlibat dalam protes anti-pemerintah, memiliki senjata api dan telah bergabung dengan organisasi teroris. Pemerintah telah merekomendasikan Qureiris, yang sekarang berusia 18 tahun, dieksekusi karena tuduhan kejahatannya.

Setelah dia dibunuh, jaksa penuntut dalam kasusnya telah merekomendasikan jenazahnya dipotong-potong, atau disalibkan, karena kejahatannya termasuk “penyebaran hasutan” yang memungkinkan hukuman yang paling kejam.

Menurut CNN, keluarga Qureiris memiliki sejarah aktivisme politik. Dalam video, mereka mengidentifikasi seorang pria dalam keffiyeh atau hiasan kepala merah dan putih sebagai ayah Qureiris.

Ketika Qureiris baru berusia 11 tahun, saudaranya terbunuh dalam sebuah pertemuan umum politik. Pada saat pemakaman, pemerintah mengklaim acara tersebut berubah menjadi pawai keluarga anti-kerajaan.

Para aktivis Saudi saat itu tetap melaksanakan pemakaman itu secara damai.

Qureiris ditangkap saat bepergian dengan keluarganya ke Bahrain. Dia ditahan di perbatasan oleh otoritas Saudi. Dia, pada saat itu, dianggap sebagai tahanan politik termuda.

Saudi pada Januari 2016 mengeksekusi 47 orang karena pelanggaran terorisme. Awal tahun ini, yakni pada bulan April, kantor berita yang dikelola pemerintah Saudi melaporkan 37 orang telah dieksekusi karena mengadopsi pemahaman ekstremis, ideologi teroris dan membentuk sel-sel teroris untuk merusak dan mengganggu keamanan, menyebarkan kekacauan dan menyebabkan perselisihan sektarian. Menurut New York Times, dari 37 yang dieksekusi, 33 di antaranya Muslim Syiah.

"Tidak ada keraguan bahwa pemerintah Arab Saudi siap untuk melakukan apa saja untuk menindak perselisihan terhadap warga mereka sendiri, termasuk dengan menggunakan hukuman mati untuk pria yang hanya seorang anak laki-laki pada saat penangkapannya," kritik Lynn Maalouf, direktur penelitian Timur Tengah Amnesty International.

Pengacara dan keluarga Qureiris tidak bisa berbicara dengan wartawan asing, karena melakukannya dianggap tindakan ilegal. Pemerintah Arab Saudi belum bersedia mengomentari kasus Qureiris.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3385 seconds (0.1#10.140)