Bos Mossad Kembali dari Doha setelah Perundingan Gencatan Senjata Gaza
loading...
Kepala Mossad David Barnea. Foto/US Embassy in Jerusalem/Flickr
A
A
A
TEL AVIV - Kepala badan intelijen Israel, Mossad, David Barnea pada Jumat (5/7/2024) kembali ke Tel Aviv dari Doha setelah mengadakan pembicaraan tentang kemungkinan kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Seorang sumber mengatakan kepada situs berita Times of Israel bahwa David Barnea, yang merupakan kepala tim negosiasi Israel untuk konflik Gaza, mengadakan pembicaraan dengan mediator Qatar mengenai proposal gencatan senjata terbaru Hamas.
Kantor Netanyahu, pada Rabu, mengatakan Israel sedang mengevaluasi tanggapan Hamas mengenai garis besar kesepakatan potensial, dan akan menyampaikan jawabannya kepada para mediator.
Israel telah membunuh lebih dari 38.000 warga Palestina sejak serangan lintas batas pada tanggal 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang Israel.
Rezim penjajah Israel kini menghadapi persidangan di Mahkamah Internasional (ICJ) atas dugaan genosida di Gaza.
Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat (AS) telah berusaha selama berbulan-bulan untuk mengamankan gencatan senjata dan pembebasan 120 sandera yang tersisa di Gaza.
Hamas mengatakan kesepakatan apa pun harus mengakhiri perang dan memaksa Israel menarik diri sepenuhnya dari Gaza.
Namun, Israel berpendapat mereka hanya akan menerima jeda sementara dalam pertempuran dan ingin mengakhiri kemampuan pemerintahan kelompok Perlawanan Hamas.
Presiden AS Joe Biden mengumumkan rencana gencatan senjata tiga tahap pada Mei, yang mencakup pembebasan bertahap sandera Israel yang ditahan di Gaza dan penarikan pasukan Israel.
Rencana tersebut juga membayangkan pembebasan tahanan Palestina dan pembangunan kembali Gaza.
Seorang sumber mengatakan kepada situs berita Times of Israel bahwa David Barnea, yang merupakan kepala tim negosiasi Israel untuk konflik Gaza, mengadakan pembicaraan dengan mediator Qatar mengenai proposal gencatan senjata terbaru Hamas.
Kantor Netanyahu, pada Rabu, mengatakan Israel sedang mengevaluasi tanggapan Hamas mengenai garis besar kesepakatan potensial, dan akan menyampaikan jawabannya kepada para mediator.
Israel telah membunuh lebih dari 38.000 warga Palestina sejak serangan lintas batas pada tanggal 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang Israel.
Rezim penjajah Israel kini menghadapi persidangan di Mahkamah Internasional (ICJ) atas dugaan genosida di Gaza.
Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat (AS) telah berusaha selama berbulan-bulan untuk mengamankan gencatan senjata dan pembebasan 120 sandera yang tersisa di Gaza.
Hamas mengatakan kesepakatan apa pun harus mengakhiri perang dan memaksa Israel menarik diri sepenuhnya dari Gaza.
Namun, Israel berpendapat mereka hanya akan menerima jeda sementara dalam pertempuran dan ingin mengakhiri kemampuan pemerintahan kelompok Perlawanan Hamas.
Presiden AS Joe Biden mengumumkan rencana gencatan senjata tiga tahap pada Mei, yang mencakup pembebasan bertahap sandera Israel yang ditahan di Gaza dan penarikan pasukan Israel.
Rencana tersebut juga membayangkan pembebasan tahanan Palestina dan pembangunan kembali Gaza.
(sya)
Lihat Juga :
