Guaido Tegaskan Tuntutan Oposisi Venezuela Tidak Berubah

Kamis, 30 Mei 2019 - 08:36 WIB
Guaido Tegaskan Tuntutan Oposisi Venezuela Tidak Berubah
Guaido Tegaskan Tuntutan Oposisi Venezuela Tidak Berubah
A A A
CARACAS - Pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido mengatakan, pembicaraan yang diselenggarakan oleh Norwegia antara delegasi kelompoknya dan Presiden Nicolas Maduro akan berlanjut meskipun diskusi pada hari Rabu berakhir tanpa persetujuan.

“Kami berterima kasih kepada pemerintah Norwegia atas keinginannya untuk berkontribusi pada solusi atas kekacauan yang dialami negara kami. Kami siap untuk terus bersama mereka," kata Guaido dalam sebuah pernyataan.

Delegasi yang mewakili rival Venezuela bertemu langsung di Oslo untuk pertama kalinya minggu ini dalam proses yang dimulai dua minggu lalu di bawah naungan Norwegia untuk menemukan solusi bagi krisis ekonomi dan politik negara Amerika Selatan.

Venezuela telah porak poranda oleh resesi lima tahun yang ditandai dengan kekurangan kebutuhan dasar seperti makanan dan obat-obatan.

Negara itu jatuh lebih dalam ke dalam kekacauan politik pada Januari ketika ketua Majelis Nasional, Guaido, menyatakan dirinya bertindak sebagai presiden dalam tantangan langsung kepada otoritas Maduro.

Dia dengan cepat didukung oleh lebih dari 50 negara dalam upayanya untuk menggulingkan pemimpin sosialis yang oleh Majelis Nasional dicap tidak sah atas kemenangannya dalam pemilu tahun lalu. Pihak oposisi mengklaim pemilu tersebut penuh dengan kecurangan.

Meskipun menyetujui pembicaraan, Guaido menegaskan dalam pernyataannya bahwa tujuan oposisi tidak berubah.

“Kami telah meratifikasi rencana kami: akhir perebutan kekuasaan, pemerintahan transisi dan pemilihan umum yang bebas, sebagai rute untuk menyelesaikan tragedi yang diderita Venezuela kami hari ini,” tegas Guaido seperti disitir dari Japan Times, Kamis (30/5/2019).

Dia juga bersikeras bahwa perundingan Oslo jangan menghentikan upaya oposisi di setiap bidang konstitusional untuk memaksa Maduro lengser dari kekuasaan.

Gagasan pembicaraan terbukti tidak populer bagi para pendukung oposisi di Venezuela di mana protes jalanan berbulan-bulan dan bahkan pemberontakan yang didukung oleh sekitar 30 anggota angkatan bersenjata telah gagal untuk melengserkan Maduro.

"Para pihak telah menunjukkan kesediaan mereka untuk bergerak maju dalam mencari solusi yang disepakati dan konstitusional untuk negara itu, yang mencakup masalah politik, ekonomi dan pemilihan umum," kata Kementerian Luar Negeri Norwegia dalam sebuah pernyataan setelah pembicaraan berakhir pada Rabu kemarin.

"Untuk menjaga proses yang dapat membuahkan hasil, para pihak diminta untuk menunjukkan kehati-hatian mereka dalam komentar dan pernyataan mereka mengenai proses tersebut," tambahnya.

Tidak ada rincian tentang isi diskusi yang terungkap.

Venezuela yang kaya minyak tetapi kekurangan uang mengalami krisis ekonomi terburuk dalam sejarah baru-baru ini, dengan inflasi diperkirakan akan mencapai 10.000.000 tahun ini, menurut Dana Moneter Internasional.

Seperempat dari 30 juta populasinya sangat membutuhkan bantuan, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, sementara rakyatnya menghadapi kegagalan layanan publik seperti air, listrik dan transportasi.

PBB juga mengatakan 3 juta rakyat Venezuela telah meninggalkan negara itu sejak 2015.

Sebagai negara tuan rumah Penghargaan Nobel Perdamaian dan tempat di mana perjanjian Oslo Israel-Palestina dinegosiasikan, Norwegia memiliki tradisi menjadi "fasilitator" dalam proses perdamaian, termasuk kesepakatan yang dicapai antara pemerintah Kolombia dan pemberontak FARC pada 2016.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4269 seconds (0.1#10.140)