Bawa Anak, Legislator Pakistan Dikeluarkan dari Sidang Parlemen

Kamis, 23 Mei 2019 - 05:24 WIB
Bawa Anak, Legislator Pakistan Dikeluarkan dari Sidang Parlemen
Bawa Anak, Legislator Pakistan Dikeluarkan dari Sidang Parlemen
A A A
ISLAMABAD - Seorang legislator Pakistan diminta untuk meninggalkan parlemen karena membawa anaknya yang sedang tidak sehat ke dalam ruang sidang.

Mahjabeen Sheran, anggota Majelis Provinsi Balochistan di Pakistan, bersumpah akan mengkampanyekan pendirian pusat penitipan anak di parlemen dan departemen pemerintah setelah mendapatkan perlakuan tidak mengenakkan tersebut.

Pada 29 April, Sheran dikritik oleh staf dan sesama anggota majelis karena membawa putranya yang berusia tujuh bulan, yang sakit dan tidak bisa ditinggal di rumah, ke ruang sidang. Ia diminta untuk meninggalkan sesi sidang.

"Saya terpecah (konsentrasi) antara menghadiri sidang dan tinggal di rumah merawat putra saya," kata Sheran kepada Al Jazeera.

"Jadi, saya memutuskan untuk membawa putra saya karena saya tidak mau ketinggalan sesi sidang," imbuhnya.

"Kita harus menghormati para wanita yang bekerja dan juga mengurus rumah tangga mereka. Itu tidak mudah dan kita menghadapi tantangan setiap hari," tutur Sheran, seperti dilansir dari media yang berbasis di Qatar itu, Kamis (23/5/2019).

Sheran berasal dari distrik Kech Balochistan dan menjadi anggota majelis pada 2018 dengan kursi khusus wanita. Dia mengatakan itu adalah situasi "terburuk" baginya ketika dia harus memutuskan antara merawat putranya dan menghadiri pekerjaan.

"Saya merasa malu karena beberapa pria dalam sesi itu membuat lelucon dan menyeringai tentang saya membawa anak saya. Pada saat itu, saya mencari seseorang untuk membela saya dan mendukung saya, tetapi tidak ada yang melakukannya," tuturnya.

Di masa lalu, Sheran telah beberapa kali meminta sekretaris parlemen mendapatkan kamar cadangan untuk mengubahnya menjadi fasilitas penitipan anak. Namun permintaannya ditolak berulang kali.

Legislator itu sekarang mencari dukungan dari para pemimpin politik dan aktivis untuk membangun fasilitas penitipan anak di kantor dan parlemen pemerintah.

Ia juga akan mengusulkan RUU untuk memungkinkan ibu membawa bayi ke parlemen dan untuk berbagi pengalaman ibu yang bekerja dengan laki-laki.

Sheran mengatakan dia telah melihat pengacara wanita, aktivis dan politisi membawa anak-anak mereka untuk bekerja jika itu mengharuskan mereka. Ia mengatakan dia kecewa mengetahui bahwa membawa anak-anak ke majelis di Pakistan itu melanggar hukum.

Kasus Sheran pun sontak menjadi viral di media sosial, menerima dukungan dari orang-orang dari seluruh negeri.

"Orang-orang dari seluruh negeri menghubungi saya untuk menyatakan dukungan mereka kepada saya dan kampanye saya," katanya.

"Kita harus menghormati para wanita yang bekerja dan juga mengurus rumah tangga mereka. Itu tidak mudah dan kita menghadapi tantangan setiap hari," tukasnya.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4016 seconds (0.1#10.140)