Timor Leste, Negara Pertama di Dunia Bebas Sampah Plastik

Sabtu, 18 Mei 2019 - 13:48 WIB
Timor Leste, Negara Pertama di Dunia Bebas Sampah Plastik
Timor Leste, Negara Pertama di Dunia Bebas Sampah Plastik
A A A
KUALA LUMPUR - Timor Leste akan menjadi negara pertama di dunia yang mendaur ulang semua sampah plastiknya. Bersama tim peneliti dari Australia, Timor Leste akan membangun fasilitas daur ulang revolusioner senilai USD40 juta. Fasilitas itu akan menjamin tak ada plastik yang menjadi sampah di Timor Leste. Plastik-plastik juga akan diubah menjadi produk baru.

“Timor Leste telah menanda tangani memorandum of understanding dengan Mura Technologi dari Australia untuk mendirikan lembaga nonprofit Respect yang akan mengelola fasilitas daur ulang plastik yang akan diluncurkan pada akhir 2020,” ungkap pernyataan pemerintah Timor Leste, dilansir Reuters.

Langkah Timor Leste itu dipuji banyak pihak. “Ini negara kecil tempat kita dapat membuat pernyataan, menjadikan negara pertama yang netral plastik, di kawasan yang plastik menjadi polusi terbesar bagi kehidupan laut,” papar Thomas Maschmeyer, penemu teknologi daur ulang yang akan digunakan di fasilitas baru itu.

“Plastik, jika Anda tidak kelola dengan baik, ini hal yang mengerikan. Tapi jika Anda dapat mengelola dengan baik, ini hal besar,” tutur Maschmeyer. Di banyak negara di Asia, populasi dan ekonomi yang tumbuh pesat, disertai dengan garis pantai yang panjang serta populasi padat di perkotaan, membuat lautan penuh dengan limbah dan sampah plastik.

Layanan pengumpulan sampah dan infrastruktur telah gagal mengimbangkan perkembangan yang pesat. Lebih dari 8 juta ton plastik dibuang di laut dunia setiap tahun. “Ini sekitar satu truk per menit. China, Indonesia, Vietnam, Filipina, dan Thailand menjadi pelaku utama,” papar sejumlah pakar sampah.

Selain dampaknya pada kesehatan manusia dan satwa liar, kelompok Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik menyatakan, sampah plastik merugikan pariwisata, industri perikanan dan pelayaran di kawasan senilai USD1,3 miliar per tahun. Timor Leste dengan populasi hanya 1,3 juta jiwa, menghasilkan sekitar 70 ton sampah plastik per hari, menurut data pemerintah.

Sebagian besar sampah dikumpulkan dari pantai dan wilayah perkotaan, kemudian dibakar di tempat terbuka. Maschmeyer menjelaskan, fasili tas baru akan menggunakan teknologi bahan kimia untuk dengan cepat mengubah sampah plastik menjadi cairan atau gas tanpa menggunakan bahan bakar minyak, yang tak bisa dilakukan oleh teknologi daur ulang lainnya yang telah ada sekarang.

“Masalah dengan plastik adalah apa yang Anda lakukan saat Anda telah selesai menggunakan produk itu. Dalam kasus kami, kami dapat mendaur ulang secara kimia plastik itu dan menempatkannya kembali dalam siklus ekonomi,” ujar Maschmeyer yang mengajar di Universitas Sydney.

Seluruh keuntungan dari proses daur ulang itu akan diberikan untuk mendukung berbagai proyek komunitas dan pengumpul sampah di Timor Leste. “Ini kolaborasi bagus bagi kami. Tidak hanya ini akan membuat perbedaan besar dalam pengurangan sampah plastik dan mengurangi dampak pada kehidupan laut kita, tapi Timor Leste dapat menjadi contoh bagi seluruh dunia,” kata Menteri Lingkungan Timor Leste Demetrio do Amaral de Carvalho.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3192 seconds (0.1#10.140)