IRGC: Rudal Iran Mudah Hantam Armada Kapal Perang AS di Teluk

Sabtu, 18 Mei 2019 - 00:06 WIB
IRGC: Rudal Iran Mudah Hantam Armada Kapal Perang AS di Teluk
IRGC: Rudal Iran Mudah Hantam Armada Kapal Perang AS di Teluk
A A A
TEHERAN - Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan rudal-rudal jarak pendek Teheran dapat dengan mudah menghantam armada kapal perang Amerika Serikat (AS) di Teluk Persia. Garda Revolusi bahkan yakin Washington tidak dapat bertahan jika perang baru pecah di perairan tersebut.

"Bahkan rudal jarak dekat kita dapat dengan mudah mencapai kapal perang (AS) di Teluk," kata Wakil Komandan IRGC untuk Urusan Parlemen, Mohammad Saleh Jokar, seperti dikutip kantor berita Fars, Jumat (17/5/2019).

Menurutnya, AS tidak akan dapat bertahan dalam konflik dengan Iran karena alasan keuangan, personel dan alasan sosial.

Komentar Jokar itu menandai eskalasi terbaru dalam perang kata-kata antara kedua negara ketika ketegangan meningkat di tengah sanksi baru dan tekanan politik dari AS, bersama dengan penumpukan pasukan Washington di Teluk Persia.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menegaskan bahwa militer negaranya tak gentar untuk mempertahankan kepentingannya. "Iran tidak mengejar konflik di wilayah ini, tetapi selalu mempertahankan kepentingannya dengan kuat dan akan melakukannya sekarang juga," kata Zarif.

Kapal induk AS selalu dikerahkan sebagai bagian dari kelompok pertempuran sehingga armada kapal Iran akan merasa sangat sulit untuk menjangkaunya dalam jarak serang.

Dua kapal perusak AS dengan rudal terpandu, USS Gonzalez dan USS McFaul, baru-baru ini bergabung dengan Kelompok Tempur Kapal Induk USS Abraham Lincoln pada posisi siaga di lepas pantai Oman.

Dalam beberapa tahun terakhir, Iran telah mengembangkan rudal balistik anti-kapal Khalij Fars, yang menggunakan panduan inframerah untuk menghantamkan hulu ledak seberat 1,433 pon menjadi sasaran bergerak Angkatan Laut. Iran juga meluncurkan versi Mach 4 dari Khalij Fars, Hormuz-1 dan Hormuz-2 yang dirancang untuk mencari sistem radar musuh dan menghancurkannya.

Teluk Persia cukup sempit—berkisar antara 35 mil hingga 220 mil dalam beberapa bagian—untuk kelompok tempur kapal induk dan dapat memberi IRGC kesempatan untuk mengumpulkan peluncur dalam jangkauan armada AS dengan relatif mudah.

James Jatras, mantan diplomat AS dan penasihat kebijakan Senat, mengatakan konsekuensi dari setiap konflik bersenjata antara Iran dan AS akan benar-benar tak terhitung.

"Orang tidak benar-benar tahu ke mana ini akan terjadi selanjutnya—anggaplah Iran menyerang Uni Emirat Arab atau ladang minyak Saudi atau menyerang Israel...lalu apa yang dilakukan pihak-pihak itu selanjutnya?," kata Jatras mengatakan kepada Russia Today, yang menekankan bahwa konflik akan dengan cepat meningkat untuk memasukkan sekutu regional AS, yakni Uni Emirat Arab, Arab Saudi dan Israel.

"Terutama orang Israel yang semua orang tahu memiliki senjata nuklir. Meskipun saya sangat meragukan mereka akan menggunakannya kecuali mereka benar-benar turun ke ancaman eksistensial," ujarnya.

Jatras juga memperingatkan Rusia dan China agar mundur dan melihat AS mengambil bagian lain dari "papan catur" konflik. Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo juga berupaya memperingatkan Kremlin agar tidak terlibat dalam kemungkinan konflik dengan Iran.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3232 seconds (0.1#10.140)